Ini adalah hari pertama puasa ramadhan di tahun ini. Hari sudah menampakkan matahari tepat di atas kepala. Siang ini Zeedan dan kawan-kawan sedang berada di rumah Soleh.
Sebenarnya mereka ingin bermain di tempat biasa. Namun, Soleh mendapat halangan yaitu orang tuanya sedang pergi. Dia di amanati untuk menjaga adiknya yang berumur empat tahun di rumah. Adik Soleh bernama Romeo.
Usia-usia segeitu memang lagi masa aktif-aktifnya untuk para bocil. Jadi harus menjaga dengan sangat ekstra.
"Heh, cil. Mending lo sekarang diem aja. Mainin mobil-mobilan lo sana, jangan ganggu kita sama abang lo. Kita lagi sibuk," kata Rollan pada Romeo adik soleh yang sedari tadi caper pada mereka.
"Atu mo main. Ga dandu kalian," balas Romeo. (Anak umur 4 tahun udah bisa ngomong belum sih ges? Kyknya udah deh, anggep aja udah ye😭)
"Ga ganggu ga ganggu. Lo dari tadi ganggu cil. Pakek segala nglemparin bola ke kita," ungkap Luky.
"Atu tan main."
"Main sono jauh-jauh jangan ganggu kita." Zeedan ikut bersuara.
"Rom, ente main di sono aje ye. Jangan ganggu abang, sama kawan abang. Ntar abang beliin es krim," kata Soleh.
"Huu, ga puasa," ejek Zeedan.
"Masih kecil Zee. Wajar," sahut Reven.
Duk!
"Hadohh!" Pekik Zeedan karena mendapat lemparan keras bola plastik dari Romeo. Yang lain sontak tertawa. Romeo pun sama ikut tertawa, tak merasa bersalah karena ulahnya itu.
"Durhaka lo cil sama orang gedhe," kesal Zeedan sambil mengusap keningnya yang terkena lemparan bola. Yang Romeo mainkan adalah bolah kecil yang biasanya ada di mandi bola, pasti kalian tau kan?
"Tak petuli," balas Romeo. Dia bahkan menjulurkan lidahnya mengejek.
"Udah ente main sendiri sana. Jangan bandel, kalau bandel ente nanti abang kunci di kamar mandi biar di makan setan, mau?" Ancam Soleh.
"Ndak mau!"
"Udah Leh, konci aja dalem kamar mandi sono. Biar di makan setan. Setan kan suka sama anak bandel," sahut Zeedan yang masih kesal dengam ulah Romeo.
"Cetan tan di buyan puaca di icet sama Allah. Yang ada abang itu cetannya Hahahha...."
Romeo tertawa setelah lagi-lagi mengejek Zeedan. Ingatkan Zeedan kalau mulai sekarang Romeo menjadi musuhnya. Liat saja Zeedan berniat akan menggendongnya dan melemparnya ke atas genteng.
"Sshtt, gaboleh gitu. Dah sana ente." Romeo pergi menuruti perintah Soleh. Dia sekarang menonoton tv sambil memainkan mobil-mobilannya. Dia sudah asik dengan dunianya sendiri.
"Cih, dasar bocil. Jadi musuh gue, sekarang adek lo, Leh," kata Zeedan.
"Hadeeh Dan-Dan, sama bocil aja lo musuhin," sahut Reven.
"Abisnya ngelesin anjir. Masih bocil aja ngeselin gitu apalagi dah gedhe? Leh ntar kalau lo punya pikiran mau jual adek lo, gue, dukung deh," ungkap Zeedan.
"Udah-udah, daripada ngurusin adeknya Soleh, mending kita lanjut mabar," kata Luky.
"Gass dah!"
"Setuju!"
Mereka melanjutkan kembali permainan game online yang tertunda karena Romeo tadi. Sedang asik-asiknya bermain, Romeo lagi-lagi mengganggu mereka.
"Abangg~" panggil Romeo.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari [END]
Teen Fiction"Kiw-kiw cewe, namanya siapa neng?" Tanya Zeedan pada anak Pak Sobirin dengan cengiran. "Astaghfirullah," ucap Gadis itu. "Astaghfirullah," ucap warga serempak mengikuti ucapan anak Pak Sobirin.