24

2K 268 62
                                    
























Di masjid para jama'ah kini sedang melakukan sholat terawih. Mereka melakasanakan dengan khusyuk. Tapi di luar masjid tentunya tak sedikit bocil kampung yang membuat ke hebohan dengan permainan yang mereka buat.

Hal itu sebenarnya cukup menggangu untuk sebagian jama'ah. Tapi yang namanya anak kecil, banyak yang tak peduli jika tingkah mereka itu cukup menganggu. Mereka hanya ingin mencari kesenangan.

Para jama'ah kini sedang duduk menunggu waktu rakaat tarawih selanjutnya di mulai. Zeedan dan kawan-kawan mendapati shaf yang paling belakang. Sambil menunggu tentunya mereka tak diam, pasti ada saja yang di bicarakan.

"Itu bocil di depan pada main apaan sih, berisik amat," kata Zeedan.

"Biasa, bocil-bocil. Emang suka gitu Zee pas waktu kayak gini," sahut Luky.

"Kalau di tempat gue, para bocil pada mainin petasan. Tapi di sini mereka heboh banget pada main apa? Gue jadi kepo," ungkap Zeedan.

"Main egrang kali Zee," celetuk Rollan.

"Yakali malem-malem main egrang Lan," sahut Reven.

"Pada main ular naga kali itu," timpal Soleh.

"Kita lihat yuk," ajak Zeedan.

"Ayok dah, gue, setuju. Istirahat dulu ga pape kan ye," setuju Luky.

"Udah kayak sekolah aja ada jam istirahatnya, tapi ayo dah gass," timpal Reven.

"Sol, lo ikut kagak?" tanya Rollan pada satu temannya itu yang sedari tadi diam.

"Tidak! Pergilah ente-ente para syaiton, ane mau fokus terawih," tolak Soleh mentah-mentah.

"Hee, yaudah. Ayo kita keluar, tinggalin si Soleh. Lagi rajin dia," kata Rollan.

Mereka berempat diam-diam pergi keluar dari pintu samping. Pas sekali shaf mereka berada di pojok belakang, jadi mempermudahkan keluar.

Benar saja sampai depan masjid mereka melihat bocil-bocil sedang bermain lempar sendal. Tapi tempat mereka bermain tak terlalu dekat dengan masjid. Mereka nampak asik bermain, menumpuk sendal menjadi tinggi. Mereka menggunakan sendal-sendal para warga.

"Weh-weh cil, kalian pada ngapain dah? Berisik tau, kedengeran dari dalem," kata Rollan.

"Main bang," jawab salah satu bocil.

"Main mulu kerjaan lu tong-tong," timpal Luky.

"Lah abang, juga sama kan tiap hari main. Abang kira kita pada gatau?"

"Wah, njawab mulu ni bocah," balas Luky.

"Kalian pada main ginian pakek sendal warga kagak takut di omelin?" tanya Zeedan sambil berkacak pinggang.

"Kalau di omelin ya di dengerin lah bang."

"Sini gabung bang, asik tau," ajak para bocil.

"Anjir, kalian pada ngajak kita?" tanya Zeedan sambil menunjuk ke arah mereka.

"Iyalah bang. Kenapa? Kalian pasti ga brani ya nglawan main sama kita-kita," kata bocil meremehkan.

"Ceh, ni anak ngremehin kita ges," kata Rollan lalu terkekeh.

"Ya gimana? Mau nggak?"

~~~

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

Prak!

Sendal yang sudah di susun tinggi-tinggi kini terjatuh berserakan karena mendapat lemparan keras dari sendal lainnya.

30 Hari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang