14. ⭐

1.5K 284 26
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

Kaluna meneguk ludahnya berkali-kali sejak tadi. Lebih tepatnya sejak kakak perempuan satu-satunya menginjakkan kakinya di apartemen ini. Netra kakaknya mengedar ke seluruh ruangan, lantas Kaluna berhitung dalam hati. Sebentar lagi kakaknya pasti akan melontarkan komentarnya.

"Ini tempat tinggalmu?"

Kaluna mengangguk.

"Udah setaun berarti kamu tinggal disini?"

"Engga.. aku baru pindah. Disini lebih bagus soalnya."

Alis Devina menukik. "Lebih apa? Bagus?" Tanyanya tak percaya.

Kaluna mengangguk ragu.

"Apa penghasilan kamu cuma bisa nyewa apartemen sekecil ini?"

Kaluna terhenyak. Dengan lirih ia menjawab, "E-enggak kecil kok.."

Devina yang mendengar itu semakin menajamkan tatapannya. Lantas ia berdecih.

"Kamu jauh-jauh dari Surabaya kesini sebenernya ngapain? Kamu ninggalin rumah cuma buat hidup kayak gini?!" Devina meninggikan suaranya.

"Mbak.. kok bisa di Jakarta? Ada pekerjaan disini?" Kaluna mengalihkan pembicaraan.

Devina mendengkus. "Enggak. Ada pesta pernikahan yang harus Mbak hadiri."

"Pernikahan siapa?"

"Ada. Kenalan Mbak."

Kaluna manggut-manggut. "Ah gitu.."

"Mama nyuruh Mbak jenguk kamu. Yaudah," Tambahnya.

"Mama sama Papa sehat kan, Mbak?"

"Ya, sehat. Saking sehatnya, setiap hari mikirin anak bungsunya yang merantau ke Jakarta entah untuk apa." Devina mengedikkan bahunya.

Kaluna meremat dress rumahannya dengan erat. Merapalkan kata sabar dalam hati berkali-kali.

"Mas Yudhis gi–"

"Tolong jangan bahas dia." Sambar Devina langsung. Wajahnya sangat datar.

Kaluna gelagapan. "Maaf.."

"Yaudah kalo gitu Mbak pamit. Kamu sehat-sehat disini." Devina bangkit.

Kaluna mengerjap. "Kok sebentar?" Aku masih kangen, Tambahnya dalam hati.

"Mau istirahat soalnya Mbak tadi dari bandara langsung kesini. Capek."

"Maaf, harusnya Mbak istirahat dulu. Makasih ya Mbak udah mampir.." Balasnya tulus.

"Nggak papa."

Setelahnya, Kaluna mengantar kakaknya kedepan. Meski jauh di dalam lubuk hatinya, Kaluna ingin menahan kakaknya lebih lama lagi.

***

Angkasa menatap wanita cantik di hadapannya dengan tenang. Mendengar ocehannya yang tak penting dengan sabar.

"Kamu udah ilfeel belum?" Tanya wanita itu.

Angkasa tersenyum tipis. "Misal aku Ilfeel pun percuma. Papa bakal tetep nyuruh aku dateng sama kamu besok."

Helen mendengkus. "Yaudah deh, susah memang jadi menantu idaman gini." Ucapnya berkelakar.

"Helen.. kalo boleh jujur, aku nggak ilfeel sama sekali. Justru kamu lucu di mataku." Ujar Angkasa dengan senyum meledek.

"Ah jadi gini gombalannya si bungsu Pradipta.. mengecewakan." Helen tertawa anggun. "Maaf ya Angkasa, aku udah punya pacar. Jangan cinta  sama aku, nanti kamu patah hati." Lanjutnya dengan kekehan.

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang