18. ⭐

1.4K 274 34
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

15–10

Tim Indonesia sementara unggul pada set pertama. Peluit kembali dibunyikan. Kali ini Leon sudah siap untuk melakukan service di belakang. Lelaki itu melempar bola ke udara. Selanjutnya ia melompat dan memukul dengan sekuat tenaga.

"SERVICE ACEEEEEEEEEEE"

Masuk.

Leon mengepalkan tangannya kuat-kuat. Service kuatnya tak mampu dikembalikan oleh lawan. Ia berhasil menambah poin untuk Indonesia hanya dengan service nya saja.

"Leonard ini memang pemain yang dikenal memiliki jump service yang cepat dan tepat, Bung. Dia pemain serba bisa dan kita beruntung memilikinya sebagai salah satu punggawa timnas Indonesia."

Airlangga mendengkus. Tanpa perlu berbalik, wajah tengil sahabatnya sudah terbayang jelas di kepalanya.

Meski sempat memperlihatkan tampang bodoh bak pahlawan, kini manik setajam elangnya kembali fokus. Sebelum melemparkan bola ke udara, Leon menempelkan bola itu ke keningnya. Peluit kembali terdengar. Dengan segera, Leon menyelesaikan tugasnya.

"LEONAAAARRRRDDDDD"

Teriakan penonton semakin riuh dan menggema di TIS siang itu. Leon berhasil mencetak angka melalui service nya—lagi. Kali ini ia melambaikan tangannya ke arah penonton di belakangnya. Wajahnya terlihat sangat bahagia.

***

"RIN LO LIAT NGGAK TADI? LEON DADAH-DADAH KESINI AAAAAAA" Valley berteriak dengan heboh. Tangannya memukul lengan temannya dengan brutal.

Kendati demikian, Erina sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Ia justru membalas temannya tak kalah heboh.

"LEON TAU LO HIDUP VAL YAAMPUN IKUT SENENG GUE!!!"

Kaluna berkedip-kedip lugu. Netranya memandang keduanya dengan kernyitan di dahinya. Bisa dibilang, Kaluna adalah selebriti. Tetapi ia tidak pernah menjadi fans siapapun. Tentu saja Kaluna pernah mengagumi beberapa orang yang terkenal di dunia ini, tapi tidak sampai tahap Erina dan Valley. Meski tak bergabung dengan kehebohan di sampingnya, Kaluna bangga kepada Leon. Ia tak menyangka jika lelaki itu sehebat ini.

Beberapa menit telah terlewati dan Indonesia masih memimpin angka. Manik Kaluna selalu mengikuti kemana Airlangga bergerak meski semua yang lelaki itu lakukan memiliki kecepatan yang tinggi. Dan Kaluna dibuat kewalahan karenanya.

"Setter kita tenang seperti biasanya ya, Bung."

"Meski bermain dengan tenang, Airlangga benar-benar bersinar. Sejauh ini, kalau saya boleh bilang nih, tossnya selalu akurat."

"Saya mah percaya sama opini dari setter legendaris kita ini. Memang Airlangga–WOAH? UMPAN DARI ARAH BELAKANG??"

"SEPERTINYA KALI INI AIRLANGGA TAK MENAHAN DIRI, BUNG!"

Penerimaan yang tak sempurna dari libero membuat Airlangga harus berlari melewati attack line dan memberikan umpan kepada spiker dari arah belakang dan bisa dibilang cukup jauh.

"SAGARAAAAAAAAA"

"Meski masih muda, Sagara sungguh bermain dengan baik, Bung. Dia mampu mengeksekusi toss Airlangga dengan sebaik-baiknya."

Kaluna terpana. Bukan, bukan karena smash cantik dari Sagara yang membuat Indonesia berada di posisi match point. Tetapi karena umpan Airlangga dari arah belakang tadi. Kaluna tak paham sama sekali mengenai voli, tetapi umpan tadi sungguh... menakjubkan. Seketika ucapan Airlangga yang lalu bersliweran kepalanya.

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang