30. ⭐

1.4K 296 121
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Content Warning: harsh words, kissing scene

***

Airlangga menaikkan satu alisnya saat mendengar pertanyaan sang kakak. Terlebih ketika melihat ekspresi Adinata yang tidak biasa.

"Lo update tentang artis juga ternyata?" Airlangga balik bertanya dengan heran. Cmon, kakaknya adalah seorang workaholic. Dunianya hanya berputar pada bisnis keluarganya. Bahkan istrinya saja tidak begitu ia perhatikan.

Kali ini giliran alis Adinata yang menukik. "Artis? Siapa artis?"

Sang adik berdecak. "Ya Kaluna itu."

"KALUNA ARTIS???"

"Sssttttttt jangan keras-keras elah. Ngobrol di dalem aja udah."

Kedua lelaki itu sudah duduk berhadapan di dalam. Sedangkan Alisa menyibukkan diri di dapur. Entahlah, wanita itu merasa jika tak seharusnya ia ikut dalam pembicaraan mereka.

"Kaluna artis? Bener kan dia Kaluna? Gue nggak salah lihat kan?" Adinata bertanya bertubi-tubi.

"Terus lo kenal dia dari mana kalo bukan dari jalur keartisan dia?" Tanya sang adik.

"Lo inget perempuan pertama yang dikenalin Papa ke gue, nggak?"

Airlangga menggeleng. Saat itu ia sedang berada di masa putih abu-abunya ketika ayah mereka mengenalkan seorang perempuan untuk anak sulungnya. Meski enggan, Airlangga harus menyambut kedatangan perempuan itu juga sebagai bentuk kesopanan. Tetapi karena tak peduli, tentu saja dirinya tak mengingat wajah perempuan itu dengan jelas, bukan?

Tetapi setelahnya, satu pemikiran yang terlintas di benaknya membuat Airlangga membulat. "PEREMPUAN ITU KALUNA???" Serunya tak percaya.

Adinata memutar kedua matanya. "Gue tau bokap kita bukan orang baik. Tapi beliau nggak jodohin gue sama anak di bawah umur juga kali, Ngga."

Airlangga tak mempercayai tubuhnya yang terasa ringan setelah mendengar balasan sang kakak. Benaknya luar biasa lega ketika dugaannya salah.

"Terus?"

"Kakaknya." Adinata menjeda ucapannya. "Kakaknya Kaluna yang dulu hampir dijodohin sama gue. Devina Wijaya." Lanjutnya.

"Wijaya..." Airlangga menggali ingatannya. "Wijaya yang itu?"

"Wijaya yang itu." Sahut Adinata. "Pemilik mal terbesar dan salah satu hotel mewah di Surabaya dan beberapa kota lain di Jatim." Ia mengedikkan bahunya.

Airlangga tercenung. Jika perjodohan kakak mereka berhasil, mungkin sekarang ia dan Kaluna sudah menjadi saudara ipar. Pertemuan mereka tak mungkin sedramatis itu.

"Terus kenapa nggak jadi?"

Sebelum menjawab, Adinata melirik istrinya yang terlihat sibuk memasak sesuatu.

"Karena kita sama-sama penerus tahta pertama? Lo ngerti kan maksud gue. Devina ini dokter, Ngga. Dia nggak mungkin yang lanjutin langsung bisnis keluarganya. Dia butuh suami yang bisa gantiin posisi dia. Dan gue bukan orangnya. Karena lo tau sendiri gue pegang apa sekarang." Jelas Adinata. "Oh selain itu, Devina ini perempuan yang dominan. Nggak cocok sama gue karena kita sama." Imbuhnya.

Airlangga manggut-manggut. "Iya, soalnya lo maunya punya istri yang tunduk sama lo, kan? Kayak Kak Alisa gitu." Sindirnya.

Adinata berdecak sebal. Meski begitu, ia melanjutkan penjelasannya.

"Yang jadi suaminya sekarang kalo nggak salah anak bungsu Ganendra. Yudhis? Atau Yudha gue lupa. Dulu gue dateng sih pas mereka nikah dan itu terakhir kali gue lihat Kaluna sebelum hari ini. Keluarga suaminya tuh yang punya rumah sakit terbesar di sana. Cabangnya juga banyak di berbagai kota di Jatim. Dan tentu, itu pilihan terbaik mengingat Devina ini dokter. Intinya, pernikahan mereka saling menguntungkan."

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang