26. ⭐

1.3K 286 87
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

Airlangga tahu jika sejak dulu, ia dan kakaknya sangat berbeda. Pandangan hidup keduanya pun bertolak belakang. Mereka sering berdebat karena perbedaan pendapat. Apa yang mereka gemari pun jauh berbeda.

TETAPI TIDAK BEGINI JUGA!

Airlangga bergerak mengusap punggung Adinata dengan dramatis.

"Berat ya, Bang? Iya gue paham. Semangat ya,"

Adinata dan Alisa menatapnya dengan aneh.

"Lo ngapain?" Tanya Adinata datar.

"Gue lagi mengurangi beban lo aja sih, biar bisa mikir dengan benar lagi." Balasnya setengah menyindir.

Adinata berdecak kesal. "Gue serius, Ngga. Gue mau nitip Alisa sama lo. Tolong ya," Ucapnya dengan sungguh-sungguh.

"LO GILA YA?!" Airlangga berteriak. "Lo pikir apart gue tuh penampungan apa gimana?"

"Ya nggak gitu juga. Please.. kali ini aja." Adinata memohon.

"Ada apa sih? Kenapa nggak di rumah kalian aja? Kak Alisa takut sendirian?" Airlangga menatap kaka iparnya.

"Eum.."

"Gue nggak bisa ninggalin Alisa sendirian." Sela Adinata.

"Wah, benar-benar suami idaman." Sarkasnya. "Bang, Kak Alisa punya keluarga. Dia nggak sendirian. Atau bisa tinggal sama Mama dan Papa lo, tuh!" Lanjutnya.

"JUSTRU ITU!" Balas Adinata ngegas. "Ya karena gue nggak mau Alisa tinggal sama mereka selagi gue pergi." Imbuhnya.

Dahi Airlangga berkerut. "Lah, emang kenapa dah?"

Adinata memalingkan wajahnya. "Ya, ada lah."

"Kalo lo nggak mau kasih tau alasannya, gue nggak bakal ngijinin."

"Fine. Lo tau kan kalo gue lagi ribut sama Bokap? Yaudah gitu aja." Jawab Adinata akhirnya. "Kalo keluarga Alisa.. intinya mertua gue nggak jauh beda dari Bokap. Gue nggak mau Alisa dicecar lagi masalah anak. Dah gitu aja."

"Ribet amat ya keluarga kalian," Decak Airlangga sembari menggelengkan kepalanya. "Btw, gegara anak doang?"

"Anak doang? Lo nggak tau rasanya kalau belum menikah, Ngga."

"Memang nggak mau nikah juga sih," Gumamnya pelan.

"Apa?"

"Enggak. Btw ada alternatif lain ya Bang, Kak Alisa bisa ke hotel. Atau lo ajak dia aja. Ribet amat sih!" Airlangga berdecak malas.

"Gue nggak bisa bawa Alisa pergi. Untuk masalah hotel, nggak gue ijinin. Nanti ada berita-berita yang nggak jelas, berabe." Sanggah Adinata.

"Ya serah lo deh gimana, yang jelas jangan di sini!" Tolak Airlangga. "Gue pria dewasa Bang, yang bener aja deh lo."

"Gue tau lo nggak bakal begitu ke kakak ipar lo. Please Ngga.. lo mau apa deh, bakal gue kasih. Ya?" Pinta Adinata.

"Nggak usah suap gue pake duit. Gue udah cukup kaya." Ucapnya jumawa ketika melihat sang kakak akan memberikannya sebuah kartu.

"Oke. Lo pengen masuk klub Jepang kan? Gue bisa usahain."

Airlangga langsung menegakkan tubuhnya. Binar harapan di kedua maniknya terlihat jelas.

"Lo.. serius bisa?"

Adinata mengangguk. "Nggak bisa instan, tapi bakal gue usahain, Ngga."

Airlangga menghembuskan napas panjang. "Oke. Empat hari doang, kan?"

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang