40. ⭐

1.6K 318 92
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

"Pokoknya semangat tandingnya. Jangan lupa kabarin aku tiap lima menit." ucap Kaluna dengan manja.

Airlangga menghela nafas sabar. Sedangkan Leon cekikikan di belakang mereka.

"Lima menit emangnya aku layanan operator apa?" balasnya malas.

"Jangan genit di sana. Tiap mau bobok harus videocall dulu. Oke?!" pinta Kaluna.

"Ya."

"Kok cemberut gitu? Nggak suka?"

"Suka." jawab lelaki itu datar.

"Ih, kayaknya aku doang yang bakal kangen. Kamunya enggak!" Kaluna menyahut kesal.

"Iya. Kamu doang yang kangen, kamu doang yang suka. Kamu doang emang yang top, yang lain bengbeng!" balas Airlangga tak mau kalah.

Kaluna mendelik. "Kamu–"

"Lun, kata gue lo kudu ati-ati. Di sana banyak cewek cantik." celetuk Leon mengompori.

"Diem lo Leonardi!"

Kaluna semakin menatap tajam kekasihnya. "Awas ya. Beneran awas loh ini." ancamnya.

"Jangan percaya Leonardi, sayang." Airlangga mencium pucuk kepala Kaluna dengan gemas.

"Eh Lun, lo tau nggak? Pemain timnas putri Vietnam ada yang naksir Angga! Waktu SEA Games kemaren cewek itu minta nomornya–ADUH SAKIT ANJENG!!!"

"KALO KAMU MENEL KE CEWEK ITU AWAS AJA YA! PULAU JAWA BAKAL AKU GESER BENERAN! ATAU AKU SEKALIAN NYUSUL KE SANA–"

Airlangga mendekap kekasihnya dengan erat. "Sstttt, udah dibilang jangan dengerin kompor macem Leon. Kalau aku tertarik ke mereka, dari dulu aku udah pacaran. Buktinya aku jomblo sampe ketemu kamu, kan." bisiknya menenangkan.

Memang sangat mudah menaklukkan perempuan yang sedang jatuh cinta. Penjelasan barusan membuat Kaluna melayang tinggi. Ia membalas pelukan kekasihnya tak kalah erat.

"HADEH, SUSAH YE KALO DAH BUCIN!" cibir Leon dengan keras.

"Sirik aje!" sahut Airlangga sebal.

"Gue masih nggak nyangka bisa liat kebucinan lo secepat ini, Ngga. Kirain kudu nunggu seratus tahun lagi." ucap Leon dengan sorot takjub.

Airlangga mendengkus.

"Aku pengen nganterin ke bandara ...." Kaluna mengerucutkan bibirnya.

"Tapi nggak bisa sayang," Airlangga mengusap pipi kekasihnya dengan lembut.

"Belom apa-apa aku udah kangen ...."

"Yaudah sini kamu aku bawa."

Mata Kaluna berbinar. "Boleh?"

"Enggaklah!" balasnya galak.

"UDAH DULU BUCINNYA, AYO NGGA CEPETAN NTAR KITA DITINGGAL ROMBONGAN!" teriak Leon menginterupsi.

"Aku pergi dulu ya, baik-baik di sini. Kalo ada apa-apa bilang ke manajer sama asisten kamu. Kalo mau cerita, bisa chat atau telfon aku. Oke, princess?"

Kaluna mengangguk dengan lesu.

"Senyum dong, nanti cantiknya ilang." ujarnya mencoba berkelakar.

Kaluna memaksakan senyumnya. "Safe flight ya, Mas."

"Makasih. Dadah bocah kematianku!" Airlangga melambaikan tangannya. Sedangkan Leon sudah keluar dari apartemen Kaluna beberapa detik yang lalu.

Kaluna melambaikan tangannya meski mulutnya mendumal. "Kenapa nggak ada cium-cium sih ...." Lantas ia tertunduk kecewa.

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang