17. ⭐

1.4K 298 50
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

"Halo, Ngga?"

"Sa, sibuk?" Tanya Airlangga langsung.

"Lo pas sakit pasti salah minum obat ya?"

"APAAN!" Decihnya malas.

"NAH INI BARU AIRLANGGA YANG GUE KENAL! HAHAHAHAH"

"Bangke!"

"Kenapa deh telfon telfon? Jangan bilang lo mau minta disemangatin gue nih?" Goda Angkasa dari seberang sana.

"Diem lo, gue mau ngomong serius nih." Balas Airlangga keki.

"Oke gue diam. Silahkan berbicara, Tuan Muda Airlangga."

Airlangga menghembuskan napas panjang—mencoba bersabar.

"Sa, kemaren gue lihat.. dia."

"Hm? Siapa?"

"Dia.." Ulangnya.

"Oh."

Keheningan menyelimuti sambungan mereka setelahnya. Dan Airlangga sama sekali tak ingin mengusik adiknya dengan pertanyaan basa-basi sarat kekhawatiran.

"Dia.. baik-baik aja kan, Ngga?" Balas Angkasa dengan nada sedikit bergetar.

Airlangga menganggukkan kepalanya meski sang adik tak dapat melihatnya. "Ya, dia baik-baik aja."

Terdengar helaan napas lega dari ujung sana. "Syukurlah."

"Lo.. nggak pengen ketemu dia?" Tanyanya hati-hati.

Setelahnya, Airlangga mendengar kekehan putus asa milik Angkasa.

"Memangnya gue ada hak buat ketemu dia setelah apa yang gue lakuin, Ngga?"

Saat itu, Airlangga tak memiliki opsi lain selain diam.

***

"Mas, kamu lebih sayang aku kan daripada istrimu?"

"Iya dong, kamu nomer satu pokoknya bagiku."

"Jadi, kapan kamu mau ceraikan istrimu itu? Aku nggak mau jadi yang kedua terus yaARGHHHH NGGAK BISA INI APAAN SIH!" Kaluna menjerit frustasi.

Rendy yang sedang menjadi lawan mainnya langsung menutup kedua telinganya. "Diem Lun!"

"Mas.. aku nggak bisa deh kayaknya.." Cicit Kaluna dengan nelangsa.

Baik Yesya maupun Rendy menatapnya iba.

"Yaudah, lo asal-asalan aja lah nanti pas casting biar nggak kepilih." Ujar Rendy pasrah.

"Iya Mbak, yang penting besok lo dateng aja deh. Soalnya ini kan diundang ya, nggak enak kalau lo gak dateng." Sahut Yesya.

Kaluna jadi tak enak hati setelahnya. "Maaf ya..." Gumamnya lesu.

"Udah nggak papa, gue malah kasihan kalo lo terpaksa gini Lun. Sorry ya," Rendy menepuk bahunya lembut.

"Aaaa Mas Rendyyyyyy" Kaluna bergerak masuk ke dalam dekapan manajernya. Menumpahkan airmatanya disana.

Yesya tak ingin ketinggalan, ia bergabung dan memeluk keduanya erat-erat.

"SYA ANJIR LEHER GUE KECEKEK!" Pekik Rendy.

Suasana haru yang terjadi langsung berganti seratus delapan puluh derajat karena teriakan Rendy dan cekikikan Yesya.

***

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang