16. ⭐

1.5K 291 24
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

Sejujurnya, Airlangga bisa saja langsung masuk ke dalam unitnya tanpa menatap dan mempedulikan interaksi beberapa orang disana. Tetapi, sesuatu berhasil menahan niatnya. Bahkan tubuhnya tanpa sadar bergerak menuju ke arah mereka.

Meski jantungnya berdentum menyenangkan, Kaluna berkedip-kedip kebingungan. Mengapa Airlangga kemari? Apakah lelaki itu ingin berbicara dengannya?

Beberapa detik kemudian, Kaluna terperangah. Ia tak salah lihat kan?

Airlangga berdiri tepat di hadapan Nirmala yang kebingungan. Menatap dan mengamatinya lama seolah-olah Nirmala adalah sebuah karya seni.

"Maaf?" Tegur Nirmala dengan sopan meski ia merasa tak nyaman.

Senandika yang menangkap ketidaknyamanan itu langsung memblokir pandangan Airlangga dengan berdiri di depan asistennya.

"Ngapain lo liatin dia? Ada masalah?" Tanyanya dengan tajam sembari menggenggam telapak tangan Nirmala.

Seketika Airlangga tersadar. "Maaf. Maafkan perilaku saya yang tidak sopan tadi. Kalau begitu, saya permisi." Lelaki itu segera memutar tubuhnya.

"Mas Banyu!" Kaluna menahan lengannya.

"Hm?"

"Mas.. pulang lagi?" Hanya ini pertanyaan yang dapat terlontar dari bibirnya sekarang.

Airlangga mengangguk. "Balik terakhir sebelum tanding."

"Ah gitu,"

"Duluan." Pamit lelaki itu.

Tiba-tiba kegelisahan menghampiri Kaluna. Batinnya menerka-nerka, apakah Airlangga tertarik pada Nirmala?

Dan entah mengapa, Kaluna tak menyukai dugaannya sendiri.

***

Devina berjengit ketika melihat punggung seseorang yang sedang memasak di dapur. Namun setelahnya, ia bersikap tak acuh. Dengan langkah ringan, ia membuka lemari pendingin dan meraih botol mineral dari sana.

"Baru pulang?"

"Hm." Jawab Devina.

"Kayaknya kamu nggak kaget ya lihat aku udah di rumah." Ucap sosok itu lagi.

Devina mendengkus. "Terus aku harus apa? Bikin banner selamat datang buat nyambut kepulanganmu?" Sarkasnya.

Yudistira—suaminya menghela napas panjang. "Maksud aku nggak begitu, Devina."

"Hm."

"Aku bikin spagetti, makan yuk!" Ajaknya.

Diluar dugaannya, istrinya mengangguk. Yudhistira segera menyiapkan dan menyajikan sepiring spagetti di hadapan istrinya.

"Silahkan dimakan."

"Makasih." Ucap Devina datar.

"Gimana pernikahan mantanmu?" Tanya pria itu langsung.

"Biar aku koreksi. Dia bukan mantanku. Kami hampir dijodohkan tapi nggak jadi." Jelasnya dengan sebal.

"Iya, bukan mantanmu. Maaf." Ucapnya dengan tak enak. "Oh iya, Mas Yuda minggu kemaren lagi di Jakarta juga. Kalian ketemu?" Tanyanya.

Kegiatan Devina terhenti. Dengan tenang, ia menjawab, "Iya, papasan di lobi hotel aja."

"Devin, mau ngobrol sambil minum sebentar?"

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang