Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗***
Sakit.
Jadi, begini rasanya patah hati?
Kaluna tak menyangka jika ia sudah mencintai Airlangga sebesar ini.
"Mbak?" Alisa mengibaskan telapak tangannya di wajah Kaluna yang masih terpaku di tempatnya.
Kaluna terkesiap. Ia tertarik dari lamunannya. Bibirnya menyunggingkan senyum paksa. Matanya berkeliaran tak tentu arah. Yang jelas, ia tidak ingin menatap wanita cantik di hadapannya atau ia akan meledak dalam tangisan.
"M-maaf.. s-saya salah unit." Kaluna beralasan dan segera berbalik pergi.
"Mbaknya cari Airlangga?"
Kaluna terdiam di tempat. Ia mengambil napas panjang untuk menenangkan dirinya. Ia memutar tubuhnya kembali demi kesopanan.
"Kalo Mbak cari Airlangga, dia baru aja pergi jogging." Lanjut Alisa.
"Boleh nitip pesan?" Kaluna berucap lirih.
Alisa mengangguk ramah. "Boleh, silahkan."
"Mbak, tolong bilangin Mas Ba–maksud saya Mas Airlangga kalau nanti malem nggak usah ketemu." Bisiknya pilu.
"Eh? Oh.. oke. Itu aja? Nggak mau nunggu Airlangga aja? Mau masu–"
"Enggak!" Sela Kaluna dengan keras.
Sial, ia kelepasan.
"M-maaf, saya permisi." Kaluna langsung undur diri. Meninggalkan Alisa yang masih terkejut akan balasan perempuan itu.
***
"Kak, aku beli bubur. Yuk, sarapan." Ucap Airlangga ketika kembali.
"Yaampun, padahal aku bisa masak loh Ngga. Nggak harus kamu beliin terus." Balas Alisa.
"Udah santai aja," Airlangga membawa bungkusan bubur ke meja makan. Alisa mengikutinya.
"Kaget ya diperhatiin? Si Ata gledek nggak pernah merhatiin ya?" Kelakar Airlangga.
"Hm. Abangmu perhatian kalo ususnya lagi bener aja." Alisa menanggapi gurauan adik iparnya.
"HAHAHAHAHAHAHA" Airlangga tergelak. "Kaku banget emang tuh orang kayak kanebo kering." Lanjutnya sembari menyajikan buburnya dan Alisa.
"Nih Kak, makan."
"Makasih."
Setelahnya, keduanya fokus memakan sarapannya masing-masing.
Buburnya belum habis ketika Alisa termenung. Lantas ia menatap Airlangga yang sedang meminum segelas air bening.
"Ngga, aku.. boleh tanya sesuatu?"
Lelaki itu mengangguk.
"Kamu tau.. tentang.. eum.."
"Tanya aja Kak, nggak papa. Tentang mantan Bang Adin, bukan?" Tebak Airlangga tepat sasaran.
"Maaf kalau aku lancang."
"Aku nggak banyak inget tentang dia sih. Soalnya pas itu aku juga masih SD. Yang aku inget, Bang Adin kayak orang linglung pas itu. Nggak pernah keluar kamar kalau nggak dipaksa Mama. Hampir setiap hari denger keributan dia sama Papa." Jelas Airlangga dengan nafas berat.
Alisa diam mendengarkan.
"Kak Yuri pernah sesekali main ke rumah kok. Dia suka bawain aku sama Asa makanan. Waktu itu Bang Adin bahagia banget meskipun dapet tuntutan banyak dari Papa. Selama dia pacaran sama Kak Yuri, dia selalu kelihatan happy nggak kayak sebelumnya." Airlangga menerawang. "Omong-omong, Kak Alisa tahu Kak Yuri darimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Estrela || Jeno-Karina
Fanfiction[ JENO-KARINA ] Kaluna Andriana, aktris pendatang baru yang namanya masih merangkak. Meski memiliki wajah dan tubuh yang indah serta memiliki pengalaman menjadi bintang iklan sejak sekolah tak membuatnya mendapatkan peran yang penting. Airlangga Pr...