46. ⭐

1.7K 246 29
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Tolong dibaca sampai bawah ya🙏🏻

***

Airlangga memberikan tanda di belakang punggungnya saat tim lawan akan melakukan servis. Beberapa saat kemudian, bola diterima dengan apik oleh rekan timnya. Saat bola melambung ke arahnya, Airlangga mempersiapkan diri untuk melakukan toss.

24-21

Timnya berhasil menambah satu poin dan masuk ke posisi match point. Airlangga bersorak senang. Yeah, satu lagi. Satu lagi menuju kemenangan.

Kali ini giliran timnya yang melakukan servis. Bola melambung dan mampu diterima apik oleh lawan. Para spikers mulai bergerak menyerang. Tetapi insting Airlangga sedang bagus kali ini. Ia dan satu rekannya bergerak ke arah kanan dan melompat. Berusaha membendung smash sang lawan.

Peluit panjang terdengar. Tim Airlangga menang telak dengan 3-0 kali ini. Mereka membentuk lingkaran dan berputar-putar di tengah lapangan.

"Sudah, sudah. Ayo kumpul!" seru sang pelatih dari pinggir lapangan.

Mereka berbaris di pinggir lapangan untuk mendengar evaluasi dari sang pelatih.

"Sepertinya saya sudah tidak perlu berbicara banyak lagi. Kalian semakin membaik dari hari ke hari. Pesan saya selalu sama. Tolong tetap jaga chemistry bermain kalian dan mengkonsumsi makanan yang sudah staff takar untuk kalian semua. Ingat, kurang dari sebulan kalian semua akan berjumpa lagi dengan Proliga. Musim depan kita harus lolos ke babak final dan menjadi pemenang!" jelas sang pelatih panjang lebar.

"SIAP, COACH!"

"Oke, latihan siang ini saya cukupkan. Hati-hati dan selamat sampai tujuan." ucap pelatih.

"SIAP, COACH!"

"Ah iya, untuk Angga, tolong tetap di sini. Saya ingin membicarakan sesuatu hal sama kamu."

Meski kebingungan, Airlangga mengangguk. "Baik, coach."

"Oke, bubar!"

Barisan itu mulai membubarkan diri dan berjalan menuju ruang ganti. Begitupun dengan asisten pelatih dan staff klub yang lain. Setelah beberapa saat, di lapangan hanya tersisa Airlangga dan pelatihnya.

"Duduk."

Airlangga menurut dan mendudukkan dirinya di sebelah pelatihnya.

"Ada apa, coach?"

"Sehabis ini, kamu ada acara nggak?" tanyanya balik.

"Ada, coach." jawabnya jujur.

"Kencan sama pacarmu?" tebaknya tepat sasaran.

Airlangga meringis. "Saya udah janji mau jemput dia, coach."

Sang pelatih mengangguk mengerti. "Saya cuma mau ngomong sebentar."

"Tentang?"

"Kontrak kamu sampai musim depan aja ya?"

"Sepertinya ...." jawabnya ambigu. "Tapi coach, kalau ada kesempatan untuk abroad, saya akan ambil." lanjutnya. Meski berkata demikian, wajah Kaluna terbayang jelas di dalam benaknya.

"Pemain sebagus kamu memang harusnya cari pengalaman di luar." balasnya setuju. "Karirmu bisa jauh lebih baik kalau ke luar negeri." tambahnya.

"Saya juga berpikir demikian."

"Kamu masih mengidolakan Nicholas?" tanya sang pelatih.

Airlangga mengerjap. "Coach masih ingat?"

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang