25. ⭐

1.5K 294 69
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Tolong dibaca sampai bawah, ya!

Content Warning: Kiss

***

Aneh.

Ini aneh.

Meskipun jarang mengonsumsi minuman beralkohol karena pekerjaannya, Airlangga termasuk orang yang memiliki kadar toleransi yang cukup tinggi.

Tetapi malam ini berbeda. Tubuhnya sudah bereaksi aneh padahal ia baru meminum tiga tegukan saja. Oh, atau mungkin ini bukan karena alkohol? Tetapi karena hal lain yang tak Airlangga sadari.

"Mas Banyu mau ajarin aku nggak? Please ajarin aku ciuman.."

Suara perempuan itu terdengar kembali. Dan kali ini Airlangga terkejut luar biasa. Ia menepis telapak tangan Kaluna dengan pelan. Bencana, sepertinya perempuan ini benar-benar mabuk.

"Lo mabuk."

"Aku serius, Mas.."

"Diem, Lun."

"Mas.." Kaluna menarik kausnya pelan.

Demi Tuhan, bisakah perempuan ini diam? Airlangga benar-benar terusik dengan suara lembut nan manja yang terlontar dari bibir merahnya.

"Aku nggak mau first kiss ku diambil si Dimitri Dimitri itu.. dia udah kepala tiga Mas.. aku nggak mau.." Racau Kaluna lagi.

Airlangga kembali meneguk birnya. Masa bodoh, itu bukan urusannya. Itu sama sekali bukan urusannya, tetapi anehnya Airlangga tersulut akan ucapan Kaluna barusan. Di sudut hatinya yang terdalam, ia tidak rela jika first kiss perempuan itu didapatkan lelaki lain.

"Mas Banyu.. aku.. aku su-uhmm"

Persetan!

Airlangga tidak peduli jika nanti ia akan menyesali perbuatannya. Airlangga juga tidak peduli jika perempuan ini akan menamparnya nanti. Lagipula, bukankah Kaluna yang meminta ini tadi? Jadi, biarkan Airlangga menikmati rasa bibir dari bocah kematian yang selalu mengganggunya.

Tangan kirinya merambat naik dan berhenti di tengkuk Kaluna. Meminimalisir jarak yang terbentang diantara mereka. Sedangkan tangan yang lain memeluk pinggang perempuan itu dengan posesif. Bibirnya memagut bibir atas dan bawah Kaluna dengan sensual.

Sial, kenapa jadi Airlangga yang terbakar?

Ia semakin kehilangan akal ketika lidahnya bergerak di atas bibir Kaluna yang menggoda. Dengan hati-hati, Airlangga menggigit pelan bibir perempuan itu. Erangan Kaluna terdengar, bibirnya terbuka. Tanpa menunggu waktu lama, lelaki itu segera melesakkan lidahnya ke dalam. Membelit lidah Kaluna yang bergerak amatir.

Baiklah, sepertinya Airlangga harus membuat pengakuan. Ini adalah ciuman keduanya. Airlangga sudah kehilangan ciuman pertamanya saat remaja. Tetapi, ciuman kedua ini yang benar-benar bisa disebut sebagai ciuman. Karena ciuman pertamanya hanya menempel saja. Itupun bukan Airlangga yang memulainya.

Lantas, mengapa Airlangga terlihat sangat mahir? Entahlah, mungkin karena insting jantannya yang bekerja. Bagaimanapun, ia lelaki dewasa dan normal. Tambahan, Airlangga juga memiliki sahabat seperti Leonard.

Tanpa sadar, kini posisinya telah berubah. Kaluna sudah berbaring di sofa dengan Airlangga di atasnya. Tubuhnya setengah menindih Kaluna. Ciuman mereka semakin keras dan panas. Tangan Airlangga yang bebas bahkan bergerilya ke dalam kaus perempuan itu. Bersentuhan langsung dengan perut Kaluna yang mulus.

Pukulan keras di bahunya seperti alarm yang membuatnya bangun dari ketidaksadaran. Airlangga segera memisahkan diri. Ia menatap Kaluna yang terengah-engah di bawahnya dengan kepanikan yang luar biasa.

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang