32. ⭐

1.5K 297 166
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Content Warning: kissing

Tolong dibaca sampai bawah🙏🏻

***

Ini berbeda.

Ini sangat jauh berbeda dengan adegan ciuman yang dilakukannya bersama Dimitri minggu lalu. Adegan ciuman yang menorehkan luka tak kasat mata di hatinya. Cukup untuk membuat dirinya terguncang.

Dan anehnya, ia tidak merasakan hal itu sekarang.

Airlangga memagutnya dengan lembut. Bergerak dengan hati-hati di atas bibirnya. Seakan lelaki itu takut jika satu kesalahan saja mampu membuat Kaluna retak dan hancur. Kaluna dapat merasakannya. Merasakan betapa lembutnya lelaki ini dalam menyentuhnya. Benar-benar berusaha membuatnya nyaman akan tautan ini.

Kaluna tidak ingat bagaimana rasa ciuman pertama mereka. Masih terlihat samar di ingatannya. Apakah saat itu Airlangga menciumnya selembut ini? Apakah saat itu Airlangga menyentuhnya dengan penuh perasaan seperti sekarang?

Sebelah telapak tangan lelaki itu menangkup pipi kirinya sedaru tadi. Ibu jarinya tak lupa mengusap pipinya dengan lembut. Ketika lidah lelaki itu meminta ijin untuk masuk, Kaluna berjengit kaget.

"Maaf. Masih trauma, ya?" tanyanya lembut.

Dengan ragu, Kaluna mengangguk. Airlangga tersenyum tipis. Membubuhkan kecupan terakhir setelahnya.

"Done. Feel better now?"

Kaluna menggeleng.

Airlangga mendesah kecewa. "Maa–"

"Lagi. Aku mau lagi." Potong Kaluna.

"Hah?"

Kedua lengannya melingkar sempurna di leher Airlangga yang masih terkejut. Kaluna memajukan wajahnya. Kini giliran ia yang membubuhkan sebuah kecupan lebih dulu.

"Aku mau lagi, Mas Airlangga." ucapnya seraya tersenyum.

Jika situasinya berbeda, mungkin Airlangga akan tertawa. Tetapi tidak untuk sekarang. Perutnya dipenuhi ribuan kupu-kupu.

Dengan cepat, bibirnya kembali menyentuh milik Kaluna. Kembali mereguk kenikmatan bersama-sama.

***

Bola melambung ke lapangan lawan setelah server memukulnya dengan keras. Setelah penerimaan yang dramatis, bola kembali melambung ke atas dan setter bergerak ke arah dimana bola akan terjatuh. Sebelum itu terjadi, ia memukul dan memberikannya pada beberapa spiker yang sudah siap untuk melompat.

Dan para blocker di sisi net yang lain sudah siap membendungnya. Mereka melompat dan mengangkat kedua tangannya ke udara. Mereka tak akan membiarkan bola itu melewati mereka atau lebih parahnya lagi sampai jatuh ke lapangan mereka. Tidak, itu tidak akan ter–

Suara peluit terdengar. Satu poin untuk tim lawan.

–jadi.

Sial, mereka tertipu oleh serangan back attack tim lawan.

"Roy! Lebih ditajamkan lagi read blockingmu, jangan sampai kamu tertipu saat pertandingan resmi!" teriak sang pelatih dari pinggir lapangan. "Angga, kamu telat reaksinya. Dua temanmu sudah geser untuk memblock, kamu masih berdiri di sisi kanan tadi." Kini tatapan tajam saling pelatih beralih pada Airlangga.

"Maaf, coach!" Roy memberikan gesture memohon ampun pada pelatihnya.

"Maaf ...." Airlangga menundukkan kepalanya sebagai bentuk kesopanan.

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang