*Tanggal 13-xx-xxxx, 22 jam kemudian setelah Penculikan Kiana.*
Para pasukan dan staff Hyperion berkumpul di ruang rapat. Mereka semua mengadakan rapat dulu sebelum menyerang markas besar Schiksal.
"Selamat pagi para staff dan pasukan garis depan Hyperion." Ujar Theresa yang masih mengenakan seragam biarawati. Dia tentu berdiri di atas kursi supaya para staff dan pasukan bisa melihat dirinya.
"Pagi!" Balas para staff dan pasukan garis depan Hyperion dengan tegas.
"Sebelum kita berangkat, aku hanya ingin memastikan sesuatu. Apakah diantara kalian masih ada yang ingin mundur dari penyerangan ini?" Tanya Theresa dengan raut wajah serius. Pasalnya dia tidak ingin ada orang yang terpaksa mengikuti penyerangan ini.
"Tentu tidak ada yang keberatan. Lagian, kami semua jomblo jadinya tidak ada tanggungan hidup." Ujar salah satu staff mewakili.
"Sebelum berangkat, bisakah kamu beritahu kami, alasan penyerangan ini?" Tanya salah satu staff.
Kurama berdiri. "Biar aku saja. Selama ini, aku menyusup ke beberapa organisasi seperti World Serpent, Schicksal dan Anti-Entropy. Aku akan membagikan informasi yang menarik kepada kalian." Ujar Kurama langsung membagikan sebuah dokumen yang berisi informasi penting kepada para staff.
Para staff yang menerima dokumen tersebut langsung baca dengan teliti. Raut wajah mereka berubah setelah membaca hal itu.
"Sialan, tidak heran Einstein dan Tesla mengundurkan diri dan bergabung dengan Anti-Entropy." Respon salah satu staff yang paling tua. Dia sudah curiga tentang pertempuran Herrscher kedua di Siberia.
"Alasan penyerangan kali ini adalah mencegah kebangkitan Herrscher. Seorang murid yang bernama Kiana Kanslana merupakan hasil kloning dengan dna Sirin, sang Herrscher kedua. Otto Apocalypse berniat menjalankan serangkaian percobaan dengan tujuan yang tidak diketahui." Ujar Kurama memasang raut wajah datar.
"Aku paham dampaknya jika percobaan itu membuat Sirin mengambil alih tubuh Kanslana-san. Namun, apakah kalian bisa menerobos pertahanan Schiksal?" Tanya salah satu staff yang meragukan kekuatan para pasukan garis depan. Di matanya, pasukan garis depan isinya perempuan jones yang doyan mabuk dan kencan buta, kemudian loli legal, dan para murid akademi.
"Ara, kalian belum tahu? Aku adalah Herrscher." Ujar Naruto berdiri. "Zaphkiel!" Lanjutnya meng-alter kemampuannya. Dia memanggil jam besar yang menyiratkan kemampuannya menyangkut waktu.
"Hah? Kau Herrscher!?" Tanya Salah satu staff yang terkejut mendengar fakta tersebut. Naruto hanya mengangguk singkat. Fakta itu membuat para staff lega karena ada orang kuat yang bisa menandingi Valkryie rank-S milik Schiksal.
"Sedangkan aku, pernah menyusup dan hampir membunuh Otto sialan itu." Ujar Kurama menyeringai kejam.
"Sedangkan Mei merupakan Herrscher. Dialah penyebab hancurnya Nagazora." lanjut Kurama tanpa merasa bersalah menyinggung insiden Nagazora. Hal itu membuat Mei menunduk sedih.
Naruto langsung melesat dengan cepat ke arah Kurama dan menendang kepalanya. Dia kesal karena ucapannya tidak memikirkan perasaan Mei. "Dasar bodoh." Umpatnya singkat.
"Kalian jangan khawatir. Aku dan Iinchou sudah melakukan 'negosiasi' dengan Herrscher tersebut. Sementara ini dia berada di kubu kita." Ujar Naruto dengan nada kalem.
'Negosiasi apanya? Adanya kalian bertempur satu sama lain.' Batin Theresa berteriak. 'Selain itu apa-apaan kemampuan membuat pedang-pedang Legendaris itu!' Batinnya yang masih teringat Naruto membuat pedang legenda dari ketiadaan.
'Herrscher jelas menyerah. Dia bisa memanggil dirinya dari masa lalu dan masa depan serta mereka memiliki kemampuan membuat senjata Legendaris. Aku saja ragu jika melawan mereka semua, apalagi Durandal.' Batin Theresa merinding mengingat hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto DXD: Group Dimension
FanficWarning: alur mungkin rada-rada jelek... tidak jelas dan sebagainya... Disclaimer: Naruto, HSDXD, dan unsur2 anime lainnya itu bukan PUNYAKU yaaa. Itu punya masing2 creator anime tsb Pict diambil di devian art Sumber: https://www.deviantart.com/luis...