ban 1: Quest Pertama Chat Dimensi: Selamatkan Kushina(part 1)

454 39 7
                                    

"Zaphkiel: Dallet."

"Zaphkiel: Dallet."

"Zaphkiel: Dallet."

Naruto menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan luka-luka yang dialami oleh Kaguya, Mizuki, dan Ishigami.

"Wow lukanya sembuh." Ujar Kei dengan tatapan penuh takjub ke arah Naruto. Dia melihat luka Mizuki, Kaguya dan Ishigami menghilang tanpa bekas.

"Kalian berlatih dengan keras, ya." Ujar Naruto tersenyum.

"Itu bukan latihan namanya, tapi penyiksaan. Aku dilatih secara sparta selama tiga tahun oleh sasuke-teme itu." Ujar Ishigami kesal karena kerasnya pelatihan yang ia terima. Bahkan saat sparing terakhir kali, dia tetap tidak bisa mengalahkan Sasuke.

"Ngomong-ngomong, apa betul kau orang yang bereinkarnasi?" Tanya Ishigami yang teringat di sela-sela latihannya, Sasuke mengatakan bahwa Naruto merupakan seorang reinkarnasi.

"Kau benar. Aku memang reinkarnator." ujar Naruto dengan senyuman tipis. Dia bisa merasakan Ishigami makin kuat. Walau tidak terlalu terlihat, Ia bisa melihat otot Ishigami terbentuk dan energy chakra setingkat kage telah dimiliki Ishigami.

"Ishigami, kau seriusan berlatih selama 3 tahun?" Tanya Miyuki kaget dengan fakta bahwa bendaharanya berlatih selama itu.

"Aku saja berlatih selama tiga bulan." Ujar Kaguya yang mulai berdiri kembali.

"Aku cuma 1 jam." Ujar Chika polos. Sontak pandangan mereka beralih ke Chika.

"Kok bisa?" Tanya Kei kebingungan.

"Sebagian besar kekuatan Spirit Diva merupakan tipe support, maka Dari itu, aku hanya perlu 40 menit untuk berlatih. Sisanya ngerumpi sama Diva." Ujar Chika menatap Naruto. "Dia juga yang menyarankanku agar tidak menyerah dalam hal cinta, sebab cinta tidak memandang gender. Itu katanya." Lanjutnya.

Mereka semua bergidik ngeri. Mereka semua berfikir bahwa Diva merupakan lesbian yang berpengalaman. Buktinya hanya butuh beberapa puluh menit Chika ternodai.

"Ngomong-ngomong Naruto... Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Kaguya memasang raut wajah penasaran.

"Bertanya tentang apa, Kaguya-senpai?"

"Apakah kau memakai Bra?"

Pertanyaan Kaguya sontak membuat orang-orang disekitarnya hampir tersedak air liur mereka masing-masing.

Kaguya melihat respon Naruto yang terlihat memerah malu menyimpulkan bahwa ia tidak menggunakan Bra. Maka dari itu, ia menarik Naruto keluar ruangan Osis.

"Ikut aku." Perintah Kaguya.

"Tidak! Memalukan tau!" Teriak Naruto. Dia berusaha kabur. Namun, sosok dirinya dari masa depan muncul dan membantu Kaguya.

"Ayo bos, kita pergi." Ujar future Naruto berusaha mendorong Naruto keluar.

"Dasar pengkhianat!"

"Chika-senpai Tolong!" Teriak Naruto mencoba peruntungannya meminta tolong pada Chika.

Chika langsung berteriak, "Stop!"

Teriakan Chika sontak membuat kegiatan mereka terhenti. Naruto tampak bersyukur ketika melihat Chika menolongnya.

"Mou Kaguya, napa aku tidak diajak. Aku kan pengen melihat Naruto dengan balutan Bra." Ujar Chika cemberut. Kaguya mengangguk semangat.

"Mari kita pilihkan Bra yang imut!" Teriak Chika menarik tangan Naruto dengan keras.

"Tidak!"

*skip time, dua jam setelah shopping yang melelahkan*

Naruto kini berada di apartemennya. Dia lelah karena melalui jalan neraka yang bernama shopping.

Naruto DXD: Group DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang