“Tidak. Sama sekali tidak.”
Pemuda itu tersenyum. Tatapannya hanya fokus ke wajah Evelin. Sekarang, jarak berdiri mereka kurang dari satu meter. “Evelin, itu namamu?”
“Ya.”
“Nama yang indah,” puji Daniel.
“Terima kasih. Nama Kakak juga sangat indah.”
Tiba-tiba Daniel menyemburkan tawa aneh. “Basa-basimu luar biasa sekali. Jadi, kapan kamu akan melakukannya?”
Dahi Evelin mengernyit bingung. “Melakukan? Melakukan apa?”
“Menggugurkan kandunganmu.”
Spontan jantung gadis itu serasa dihujam oleh ucapan sosok di depan mata. Tapi dirinya masih mengontrol ekspresi, karena sejujurnya ia sangat penasaran kenapa keluarga Cristhian Ronald terasa aneh baginya.
“Jadi, kenapa aku harus menggugurkan kandunganku?”
Daniel mengedarkan pandangan. Berjalan pelan ke arah jendela, membukanya agar udara pagi masuk lembut ke dalam kamar Cristhian.
“Karena adikku takkan menikahimu.”
“Begitu?”
“Dia sudah bertunangan. Tiga bulan lagi mereka akan menikah. Putri dari Menteri Keuangan tentu jauh lebih baik dari gadis asing yang tak jelas asal-usulnya.”
“Jadi, ini hanya tentang latar belakang ya. Bahkan mereka yang berbicara sebagai perwakilan rakyat pun sudah tentu takkan sudi meminum air yang sama dengan orang sekelilingnya,” sindir Evelin.
“Gadis pintar. Aku akan memastikan hidupmu menjadi jauh lebih baik. Di mana pun itu tak masalah, kami mampu membayarnya untukmu. Aku tak tahu apa yang disukai Cris darimu. Entah dia jujur atau tidak, tapi akan lebih baik jika kami membantu orang sepertimu jika mau bekerja sama. Sebutkan saja jumlahnya, lebih cepat lebih baik.”
Evelin terdiam sejenak, lalu menyentuh ujung rambutnya. “Berapa harga nyawamu?”
Daniel menoleh tajam padanya. “Apa maksudmu?”
“Berapa harga nyawamu? Maka bayarlah seharga itu. Setelahnya, aku takkan muncul lagi di hadapan kalian, bagaimana?”
Gurat emosi semakin terukir jelas di rupa Daniel. “Gadis kurang ajar. Apa kamu tahu sedang berbicara dengan siapa?”
“Putra pertama dari Presiden Jason bukan?”
“Jadi gadis rendahan sepertimu tahu tentang itu.” Daniel mendekat dan menyentuh wajah Evelin. Sentuhan lembut berubah menekan kedua pipinya. “Apa kamu tahu? Kami bisa saja menghilangkan sebuah jejak di muka bumi hanya dengan uang. Bagaimana menurutmu?” ia melepaskan cengkeraman.
“Seper—”
“Kakak? Sedang apa kamu di sini?” potong Cristhian yang datang tiba-tiba.
“Cris? Aku hanya ingin menyapa calon adik iparku. Sepertinya aku mengerti kenapa kamu begitu menyukainya,” puji Daniel bersilat lidah.
Cristhian menggenggam lengan Evelin. “Ya, karena dia memang beda dari semua wanita yang pernah kutemui,” sambil mengulas senyum pada dua orang di dekatnya.
“Kalau begitu aku pergi dulu.” Daniel berbalik. Akan tetapi, langkahnya terhenti karena suatu pemikiran. “Cris, jika tidak keberatan, apa kakak boleh tahu apa rencanamu selanjutnya?”
“Rencanaku?”
“Ya. Rencana kalian berdua.”
Cristhian menatap Evelin. “Kami akan menikah, aku sudah mengatakannya pada ayah. Dia bilang akan mengurus semuanya termasuk Elena. Selama itu, aku dan Evelin akan tinggal bersama di luar negeri sampai hari pernikahan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Wanita Terkutuk
Fantasy(18+) Warning! Mengandung kekerasan dan konten dewasa. Mohon bijak dalam membaca. Evelin Gosca, sang pembunuh bayaran di dunia nyata pun harus merasakan cinta pada pandangan pertama yang pahit. Di mana dirinya malah menghabiskan malam bersama dan m...