Vena duduk dengan kaki diluruskan di atas rumput, terengah-engah dengan keringat mengucur dari tubuhnya. Harry menerima anggota baru. Julian Gillmore namanya, adik dari permaisuri. Kedatangan Cassius kemarin ternyata untuk menempatkan Julian menjadi pasukan Sayre. Menurutnya, potensi lelaki itu akan berkembang pesat jika dilatih oleh Harry. Yah, Vena tidak menyangka jika Harry dihormati seperti itu di Timur.
Matanya terfokus menatap rambut pirang Julian yang sedikit lepek karena keringat. Pipinya memerah karena terbakar matahari. Ia masih bertanding dengan ksatria lain, sementara Harry berdiri di sebelah Vena sambil mengamati setiap pergerakan Julian.
"Anak itu berbakat," kata Harry sambil memberi Vena minum. "Mungkin jika kau bertanding dengannya, kau akan kalah."
"Hah! Ia tidak akan bisa mengalahkanku jika aku bermain kotor," dengkus Vena sambil mengamati Julian.
Dalam hati, ia mengakui jika lelaki itu punya potensi. Mungkin ia akan sama kuatnya dengan Harry. Vena tidak bisa bilang ia bisa mengalahkan Sayre. Selain karena Vena belum pernah melihat Sayre bertanding pedang, ia juga masih belum tahu sekuat apa lelaki itu.
Ngomong-ngomong soal Sayre, ia sudah menyuruh tabibnya memeriksa Sayre. Tabib itu datang tadi pagi, menyatakan jika fisik Sayre sehat, tetapi psikologisnya bermasalah. Ia mengalami sedikit trauma karena perang, membuatnya insomnia dan menurut Jimmy, ia pernah mendapati Sayre beberapa kali tidur berjalan saat malam. Yah, itu hal yang berat. Vena tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan mental yang rusak.
"Bahkan meski kau bermain kotor, kau tidak akan bisa mengalahkan ksatria biasa yang tidak seberbakat Julian," sahut Harry membuat Vena meringis masam.
"Kita akan lihat nanti," ketusnya, meneguk minuman yang diberikan oleh Harry dan mengernyit. "Kenapa pahit sekali?"
"Itu obat yang dibuat oleh Issabel. Katanya, bisa mengurangi sakit perutmu," ujar Harry. "Memangnya kenapa kau sakit perut?"
"Karena kau membuatku latihan fisik," jawab Vena sekenanya sambil meneguk habis obat yang katanya dapat meredakan sakit perutnya.
Rasanya lebih buruk dari ramuan yang pernah dibuat oleh Carlos. Vena bergidik, masih mengerutkan kening saat ekor matanya menangkap sosok Sayre dalam balutan seragam latihan pedang. Sama sepertinya, lelaki itu memakai kemeja putih dan celana hitam yang nyaman digunakan untuk bergerak. Namun, tubuh Sayre kelihatan sangat besar dengan pakaiannya. Otot-ototnya menyembul dibalik pakaiannya.
Beberapa ksatria langsung memberi hormat kepadanya begitu melihatnya. Vena jelas tidak mau repot melakukannya. Ia hanya menatap lelaki itu dengan wajah penasaran.
"Kenapa ia kemari? Kau buat kesalahan sampai ia kemari untuk memukul kalian semua?" celetuk Vena membuat Harry menonyor kepalanya.
"Ini adalah penilaian mingguan, makanya Yang Mulia kemari. Lagi pula, sampai kapan kau mau bersikap tidak sopan begini?" omel Harry kesal pada Vena.
Jelas, Vena mengabaikan omelan Harry. Sementara, Harry melangkah menuju Sayre dan mulai bicara kepadanya. Vena tidak tahu apa yang mereka bicarakan, yang jelas ia masih duduk di rumput dan mengamati semuanya. Sayre sempat melirik ke arahnya saat selesai bicara dengan Harry. Mata hijau jernihnya kelihatan cerah sekali karena ditimpa matahari sore. Rambut hitamnya yang tebal sedikit berterbangan ditiup angin. Bekas luka melintang di sudut bibirnya membuat Vena gemas ingin melakukan sesuatu pada bekas luka itu.
Kenapa juga Sayre tidak mengobati bekas lukanya? Walau memang Sayre masih kelihatan gagah dan tapan dengan bekas luka itu, tetap saja ia akan kesulitan mendekati perempuan yang benar-benar disukainya.
Sayre memutus kontak mata mereka, beranjak menuju tengah lapangan sambil membawa pedang kayu untuk latihan. Lalu, Vena melihatnya mulai bertanding dengan beberapa ksatria. Setiap ksatria memiliki kekuatan yang berbeda-beda dan Vena melihat sendiri Sayre dengan mudah mencoba menyamakan kekuatannya supaya tetap seimbang dengan mereka. Ketika bertarung dengan Julian, Vena bisa melihat Sayre mulai benar-benar menggunakan kekuatannya. Julian masih kalah. Anak itu memang berpotensi tetapi masih perlu banyak latihan.
Ketika dengan Harry, Vena melihat sendiri betapa kedua orang itu hampir setara. Walau Vena masih merasa jika Sayre yang sebenarnya lebih kuat. Dan memang terbukti jika Sayre sangat kuat. Ia mengalahkan Harry yang tidak pernah bisa Vena pukul dengan pedang kayu hanya dalam lima menit bertanding. Sudah begitu, gerakannya sangat kuat, cepat dan tepat.
Ia masih mengamati Sayre, sampai lelaki itu menatapnya lagi dan mengatakan sesuatu kepada Harry. Lalu, Harry mendekatinya dan memberikan pedang kayunya kepada Vena.
"Bangun. Duke ingin menilai kemampuanmu juga," suruh Harry membuat Vena mengernyitkan hidungnya.
"Buat apa?" tanyanya.
"Jangan banyak tanya. Sana!" omel Harry membuat Vena dengan malas-malasan beranjak bangkit dan berdiri mendekati Sayre.
Vena melihat Sayre yang mengamatinya saat melangkah ke arahnya. Lelaki itu kelihatan sangat serius, membuat Vena menatapnya heran.
"Ada apa dengan Anda?" tanyanya sambil memasang kuda-kuda. "Apa saya mau diangkat jadi ksatria atau bagaimana?"
"Dengan posisi kuda-kuda yang Anda lakukan, saya rasa, Anda tidak mungkin lulus tes, Nona," sahut Sayre membuat Vena memasang wajah tersinggung.
"Oh, paling tidak saya tidak menyewa pedagang untuk mencari suami!" omelnya pelan, lalu memutuskan menyerang tanpa aba-aba.
Sayre dengan gesit menangkis serangan Vena, membiarkan Vena menyerangnya tanpa balas menyerang. Vena menatap lelaki itu kesal sambil kembali mengayunkan pedangnya ke arah Sayre. Lagi-lagi, Sayre menahannya, bahkan kali ini hanya dengan satu tangan.
"Terlalu lambat," katanya, membalas ayunan pedang Vena satu kali, membuat Vena hampir melepas pedang dari tangannya. "Dan kekuatan cengkeraman Anda terlalu lemah."
Vena menggeram pelan, memutuskan untuk mengeluarkan jurus liciknya yang jika digunakan dalam duel sah, akan langsung didiskualifikasi. Ia menendang paha Sayre, melompat ke arahnya dan berusaha mendorongnya ke tanah. Lelaki itu sepertinya sengaja mengalah dan membiarkan Vena mendorongnya ke tanah, tetapi dalam satu detik, ia membalikan posisi dan mengarahkan pedang kayu ke leher Vena.
"Jika Anda menggunakan teknik itu di pertempuran, Anda bisa mengalahkan musuh. Tapi, pastikan ia lebih lemah dari Anda dan tidak punya dasar berpedang," kata Sayre.
Vena menatap wajah Sayre yang berada di atasnya. Lelaki itu mengungkung tubuhnya, sementara tangannya menahan tangan Vena kuat.
"Saya berhasil membuat Anda jatuh ke tanah!" sanggah Vena tak mau kalah.
"Karena saya membiarkan Anda melakukannya," bala Sayre, beringsut bangkit dan membantu Vena berdiri. "Kita akan berlatih, sampai Anda bisa menekan tubuh saya di tanah tanpa bisa bergerak sama sekali."
"Sampai saya jadi nenek-nenek juga, hal itu mana bisa terjadi!" protes Vena.
Tentu saja Vena sadar kemampuannya. Mana bisa ia melawan Sayre Hawthorne yang tenaganya seperti monster itu? Dari fisik saja, Sayre sudah tiga kali tubuh Vena.
"Anda harus melatih tubuh Anda. Akan berguna dalam keadaan terdesak," kata Sayre membuat Vena memutar bola mata malas.
"Keadaan terdesak apa? Saya selalu dikelilingi ksatria dan penjaga. Siapa yang bisa melukai saya?"
Sayre menggeleng. "Kita tidak pernah tahu, Nona."
Vena hanya mendengkus remeh sambil membersihkan seragam latihannya, diam-diam melirik kepada Sayre yang masih dengan tenang memperhatikan gerak-geriknya. Wajah seriusnya kelihatan sangat tampan. Matanya juga kelihatan menarik. Juga, otot dadanya. Wah, gila sekali! Vena ingin menyentuhnya sekali saja supaya tahu bagaimana teksturnya.
"Anda harus beristirahat," kata Sayre dengan nada memerintah membuat Vena menatapnya aneh. "Bukankah, Anda masih punya urusan dengan saya setelah makan malam?"
Ah, benar juga. Ia harus mengorek semua tentang Sayre dan juga mengajari Sayre bagaimana menggoda perempuan. Ia akan membalas Sayre malam ini. Vena tersenyum manis.
"Tentu saja. Saya akan menyimpan energi saya untuk mengajari Anda semua yang tidak Anda pahami."
Cih, aku akan menghancurkan kepercayaan dirimu!

KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Cure
RomansaMATURE! [Completed] Vena Lilian adalah perempuan mesum bagi Sayre Hawthorne. Vena panggilannya, keturunan setengah manusia dan elf yang terkenal sebagai pemimpin Serikat Dagang Lily. Perempuan 25 tahun itu tidak punya keinginan menikah, makanya ia m...