Obat patah hati itu sebenarnya tidak ada. Vena tahu, Sayre akan memotong lehernya jika ia mengetahui kenyataan ini. Namun, apa boleh buat, Vena sudah terlanjur membuat kontrak.
Lagi pula, Castor, peri tanaman yang membantunya mengumpulkan ramuan obat-obatan mengatakan jika obat patah hati yang sebenarnya adalah waktu dan cinta yang baru. Yang mana berarti, satu-satunya yang kurang dalam obat untuk Sayre adalah cinta yang baru. Vena harus mencari perempuan cantik yang bisa mengalahkan permaisurinya kaisar, Lydia Gillmore.
Lydia Gillmore punya karakteristik bangsawan sejati. Berambut panjang pirang yang halus, dengan wajah cantik feminin dan mata biru terang yang indah. Tubuhnya langsing dan tinggi, membuatnya kelihatan elegan dan menawan dalam setiap gerak-geriknya. Vena belum pernah bicara langsung dengan Lydia sehingga ia tidak tahu bagaimana sifatnya. Namun, dari yang bisa Vena tebak, Lydia sepertinya sangat baik dan hangat.
"Apa yang kau pikirkan sampai keningmu berkerut-kerut begitu?" Issabel Graham, istri kakaknya, Harry Dustin yang memutuskan untuk mengubah nama belakangnya menjadi Harry Graham mengikuti nama belakang istrinya, tersenyum lembut pada Vena. "Apa ekspedisi berikutnya membuatmu kesulitan?"
Issabel dengan hati-hati meletakan segelas bir dan sepiring daging kambing gulai yang dimasaknya. Daging kambing itu adalah masakan terbaik di warung makan yang dimiliki oleh Issabel. Ia membuka warung itu ketika menikah dengan Harry, keluar dari keluarganya karena ditentang pernikahannya. Bahkan, ia juga berhenti menjadi dayang Lydia Gillmore yang gajinya lumayan demi menikahi Harry yang menurut Vena tidak ada baik-baiknya.
"Kalau ekspedisi sih, tidak akan membuatku pening," jawab Vena sambil meneguk birnya. "Ngomong-ngomong, terima kasih sudah memperkenalkanku kepada Duke Hawthorne, Kak. Kau tahu, aku dapat banyak uang karena berbisnis dengannya."
Issabel terkekeh, duduk di kursi kosong yang ada di hadapan Vena sambil menatap adik iparnya menikmati masakannya. Rambut cokelat panjangnya disanggul ke atas, mengenakan gaun sederhana yang sedikit kotor karena pekerjaan dapur. Mata cokelat gelapnya kelihatan berbinar hangat. Warungnya sudah sepi malam ini, jadinya ia bisa bebas mengobrol dengan Vena.
"Ia yang memintaku mempertemukannya denganmu. Kau bisa berbisnis dengannya bukan karena aku, tetapi karena nama baikmu sendiri, Vena."
Vena mengangkat bahunya sambil mengunyah. "Pokoknya, yang kutahu, aku dapat banyak uang. Akan kubelikan ranjang bayi untuk anakmu dan Harry saat ia lahir."
Issabel terkekeh. "Oh, masih lama sampai mereka lahir Vena."
Ia mengelus perutnya yang masih rata karena baru memasuki minggu ke-12 kehamilannya. Vena menatap Issabel yang kelihatan bahagia dan berbinar. Senyum tipis ikut terukir di bibirnya, sementara ia menyuapi makanan lagi ke mulutnya.
"Ngomong-ngomong, Kakak 'kan, sering bertemu dengan Permaisuri Lydia sebelum menikah dengan Harry. Menurut Kakak, bagaimana kepribadiannya?" tanya Vena membuat Issabel mengangkat alisnya bingung.
"Kenapa tiba-tiba bertanya soal kepribadian Yang Mulia Permaisuri?" balas Issabel heran.
"Jawab saja lebih dulu. Akan kujelaskan kenapa kalau Kakak sudah jawab pertanyaanku," kata Vena santai.
Issabel menggeleng dan memutuskan untuk menjawab. "Yang Mulia Permaisuri sangat baik, ia lemah lembut dan sangat menyukai bunga lily. Beliau juga suka merajut dan melukis."
Vena mangut-mangut, mengunyah dagingnya sambil memikirkan di mana ia bisa menemukan seseorang yang mirip dengan Lydia Gillmore.
"Jadi, kenapa kau mendadak bertanya soal Yang Mulia Permaisuri? Apa ada hubungannya dengan Yang Mulia Duke?" tanya Issabel dengan wajah penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Cure
RomanceMATURE! [Completed] Vena Lilian adalah perempuan mesum bagi Sayre Hawthorne. Vena panggilannya, keturunan setengah manusia dan elf yang terkenal sebagai pemimpin Serikat Dagang Lily. Perempuan 25 tahun itu tidak punya keinginan menikah, makanya ia m...