26

8.4K 590 23
                                    

"Serikat Dagang Lily tiba!"

Sayre melebarkan matanya saat mendengar teriakan prajurit, memberi pengumuman jika serikat dagang milik Vena datang ke wilayah perang. Sayre hampir melonjak berdiri dari kursinya kalau saja ia tidak ingat jika sedang rapat bersama dengan Regis, dan juga Harry mengenai strategi perang mereka. Ia menelan ludah, menekan euforia yang meledak-ledak dalam dadanya karena mendengar kedatangan Vena. Setelah selesai dengan rapat ini, ia bisa melihat perempuan itu.

Ia berdeham, melanjutkan kembali rapatnya dengan Regis dan Harry dengan wajah serius. Sementara, selama rapat itu, Regis diam-diam terus melirik Sayre dengan wajah aneh. Sayre terlalu gembira untuk menyadari tatapan aneh Regis. Yang terpikir olehnya adalah, menyelesaikan pekerjaannya dan keluar menemui Vena.

Begitu rapat usai, Sayre melangkah keluar dari barak, mendapati Vena yang sedang memeriksa persediaan yang dibawanya dan bicara dengan beberapa prajurit yang bertanggung jawab atas pertolongan pertama. Perempuan itu menjelaskan secara rinci obat-obatan yang ia bawa, baik yang sudah dikenal oleh prajurit, maupun yang belum. Setelah selesai, Sayre melihat Vena merenggangkan tubuhnya. Ia kelihatan kelelahan setelah melakukan perjalanan.

Saat sedang merenggangkan tubuhnya, Vena berbalik dan bertemu pandang dengan Sayre. Sudut bibirnya terangkat, membentuk senyum samar yang hanya disadari oleh Sayre. Perempuan itu melangkah mendekatinya dengan wajah angkuh dan tenang khasnya.

"Yang Mulia," sapanya santai. "Anda kelihatan kurang tidur."

"Hei, jangan tidak sopan!" tegur Harry pada Vena kesal.

Vena mengabaikannya, menyeringai lebar sambil menatap Sayre dan Regis sekilas. "Yah, kalian memang kelihatan kacau. Tapi, saya membawa obat-obatan, juga ramuan yang bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan juga stamina."

"Terima kasih," ujar Sayre berat, memasang wajah tanpa ekspresi tetapi matanya menatap Vena lekat. "Di sini berbahaya. Anda sebaiknya segera pulang."

Sayre menggigit bagian dalam pipinya setelah berujar begitu. Tidak, tentu saja ia tidak ingin Vena segera kembali. Namun, jika tidak bersikap begitu, Harry dan Regis akan menyadari keanehannya. Dan Vena menginginkannya supaya bertingkah sebagaimana dirinya jika mereka berdua berada di ruang publik, bersama dengan orang-orang yang mereka kenal.

"Oh, saya akan kembali ke Selatan dua hari lagi. Pasukan saya harus istirahat sebelum kembali, dan jangan khawatir. Mereka tidak akan merepotkan. Semuanya adalah petarung ahli dan beberapa pembunuh bayaran yang tahu cara menggunakan belati." Vena mengerling pada Sayre. "Anda tidak akan kerepotan melindungi kami, Yang Mulia."

Sulit sekali menahan diri di depan Vena. Sayre sampai harus memastikan jika suaranya tidak akan terdengar parau dan aneh saat bicara pada Vena.

"Kalau begitu, Anda bisa beristirahat di salah satu tenda kami, Nona Lilian."

Vena mengibaskan tangannya. "Tidak perlu. Kereta kuda saya cukup nyaman untuk ditiduri. Mungkin beberapa orang saya akan mendirikan kemah supaya mereka bisa tidur."

"Baiklah." Sayre menatap Vena lekat, dengan putus asa memberi tahu lewat matanya jika ia ingin Vena menemuinya. "Saya harus pergi."

Vena tersenyum miring, tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan Sayre pergi. Matanya beralih menatap Harry yang kelihatan kesal dan Regis yang ... entahlah. Lelaki itu memasang wajah tanpa ekspresi. Namun, Vena bisa melihatnya sedang mengamati gerak-geriknya. Apa Regis mencurigainya atau apa?

Regis berbalik pergi tanpa mengatakan apa pun kepada Vena dan kembali ke barak. Sementara Vena berhadapan dengan Harry yang mengomel padanya tentang sikapnya di depan Sayre. Sayangnya, Vena tidak terlalu peduli. Ia menghabiskan sisa hari itu dengan membantu prajurit menyortir obat-obatan dan membantu orang-orangnya membangun kemah.

The Love CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang