Empat tahun berlalu. Vena Lilian Hawthorne kini adalah duchess sekaligus ketua serikat dagang. Ia membantu Sayre mengurus Wilayah Timur, mengurus urusan rumah tangga, melahirkan seorang putra yang baru berusia tiga tahun dan juga masih menjadi ketua serikat dagang nomor satu di seluruh kekaisaran. Walau begitu, semua urusan ekspedisi diserahkan pada Emily yang sudah hampir berjalan dengan tangan karena kerepotan.
Emily menjadi wakit ketua utama, bersama dengan dua orang lainnya yang Vena percaya. Mereka membantu Vena mengurus semua kegiatan dagang dan ekspedisi sementara Vena menunaikan tugasnya sebagai duchess. Sesekali, Vena akan melakukan ekspedisi, tetapi ditemani oleh Sayre dan putra mereka, Theo Hawthorne.
Harry dan Issabel hidup bahagia, dengan putri kecil mereka yang persis dengan Issabel. Tristan juga sedang menantikan anak pertamanya yang akan lahir dua atau tiga bulan lagi. Icarus, lelaki itu jadi suami gila istri. Ia jatuh cinta pada manusia, termakan tulah karena sering meledek Harry dan Tristan yaang gila istri. Untungnya, Vena tidak jatuh cinta seperti orang gila.
Walau Vena memang sangat mencintai Sayre, ia masihlah yang memegang kendali atas hubungan mereka. Sayre bisa saja menjadi kepala keluarga dan Duke Hawthorne yang berwibawa, tetapi di depan Vena, ia hanyalah lelaki mabuk kepayang yang akan berjalan seperti seekor anjing jika diminta.
Sayre masih dipercaya mengurus wilayah Timur walau tidak sesibuk dahulu. Ia membantu kaisar membuat kebijakan, dan juga memanggil empat pemimpin wilayah lainnya untuk rapat dan membuat susunan tatanan kota setiap kerajaan. Sayre kini lebih sering menghabiskan waktunya di rumah, mengerjakan semua pekerjaan di kantornya. Jika ada kesempatan, ia akan menyelinap untuk menemui istrinya, menghabiskan setengah atau satu jam untuk bercinta karena Vena lebih sering tidur dengan Theo setiap malam setelah anak mereka lahir.
Namun, kabar baik buat Sayre (tetapi buruk bagi Theo), Vena akan mulai melatih putranya memakai kamar tidur sendiri. Hal itu sudah berlangsung selama dua minggu terakhir. Vena sudah kembali tidur bersama dengannya sejak dua minggu terakhir dan mereka bisa menikmati tubuh satu sama lain sepuasnya sampai tertidur.
Pintu kantor Sayre terbuka, memunculkan sosok kecil Theo yang berambut dan bermata hitam seperti Vena. Theo sedang lucu-lucunya saat ini, kelihatan menggemaskan dan tampan di saat yang sama. Putranya mengenakan kemeja putih, dengan rompi berwarna krem yang terdapat sulaman dari benang perak dan celana senada dengan rompinya. Ia berlari mendekati Sayre yang langsung bangun dari kursinya, menyambut Theo ke dalam gendongannya.
"Papa!" Theo melompat naik ke gendongan Sayre, membuat Sayre tersenyum dengan wajah melembut.
"Tidak bermain bersama dengan Mama?" tanya Sayre seraya merapikan rambut Theo yang sedikit berantakan dan melepaskan daun yang menempel di rambutnya. Putranya pasti habis bermain petak umpet dengan pelayan dan berlari kemari untuk bersembunyi.
Theo menggeleng dan memeluk Sayre, menatapnya polos dengan mata bulatnya yang jernih. Ia membuka mulut, bertanya pada Sayre dengan cara bicara yang lucu. "Papa, bolehkah aku tidur dengan Mama malam ini saja?"
Sayre mengerjap menatap Theo bingung. "Bukankah kau sedang belajar tidur sendiri?"
"Aku ingin tidur dengan Mama, Papa!" kata Theo. Putranya belum bisa bicara dengan jelas, tetapi caranya bicara mengingatkan Sayre pada istrinya. Senyuman terkembang di bibirnya.
"Apa kamu sudah meminta izin kepada Mama?" balas Sayre bertanya.
Theo mengangguk lucu. "Mama bilang, aku harus meminta izin Papa."
"Kalau begitu, tidak boleh."
Theo langsung cemberut. "Kenapa? Papa 'kan, tidak butuh Mama!"
"Papa membutuhkan Mamamu juga." Sayre mengecup pipi Theo yang sedikit memerah karena kepanasan. "Lagi pula, bukankah kau bilang mau punya adik perempuan?"
Mata Theo yang bulat semakin bulat. Ia menatap Sayre bingung. "Papa akan memberikan adik perempuan untukku?"
"Papa dan Mama akan memberimu adik perempuan, tetapi kalau kamu tidur bersama dengan Mama terus, kapan adik perempuannya akan datang?" ujar Sayre dengan nada membujuk.
"Tapi, Papa 'kan, bisa membuat adik perempuan tanpa Mama!" Theo menyanggah dengan keras kepala.
"Tidak bisa, Theo sayang. Papa harus membuatnya bersama dengan Mama. Jadi, kalau kau mau punya adik perempuan, kau harus mulai terbiasa tidur sendiri dan biarkan Papa bersama dengan Mama setiap malam." Sayre tersenyum, menatap Theo yang berpikir keras.
Anak laki-laki itu kemudian mengangguk, memasang wajah mengerti. "Aku akan tidur sendiri kalau begitu, supaya bisa cepat dapat adik perempuan."
"Anak pintar!" Sayre mengecup pipi Theo lagi.
"Kalau begitu, aku akan kembali bersembunyi. Papa tidak boleh memberi tahu siapa-siapa jika aku kemari! Nanti Jimmy bisa menemukanku." Theo menggeliat turun dari gendongan Sayre.
Sayre hanya tertawa, membiarkan Theo berlari pergi dengan senyum lebar.
Lalu, dengan percakapan itu, Theo mulai terbiasa tidur sendirian. Namun, sampai dua tahun kemudian, adik perempuannya belum lahir. Theo sudah hampir mengamuk protes pada Sayre, sampai Vena akhirnya hamil lagi dan benar-benar melahirkan anak perempuan mereka pada bulan keempat, saat matahari bersinar cerah dan bunga-bunga bermekaran. Putri kedua mereka lahir dengan selamat, sempurna dan sehat tanpa kurang suatu apa pun. Ia diberi nama Marigold Hawthorne karena lahir saat bunga marigold mekar sempurna.
Mari tumbuh seperti ayahnya yang tenang, tetapi ia pemalu. Namun, Mari memiliki jiwa Vena yang pemberani. Putri kedua mereka mewarisi mata hijau Sayre dan saat ia tersenyum, mata hijaunya selalu berkilau cerah seakan bersinar. Kemudian, setelah Mari berusia empat tahun, Vena kembali menganugerahi Sayre dengan seorang anak laki-laki lagi yang benar-benar mirip Sayre wajahnya. Anak lelaki terakhir mereka diberi nama Rhydion Hawthorne.
Setelah kelahiran anak ketiga mereka, Vena dan Sayre sepakat untuk tidak melahirkan anak lagi walau malam mereka masih panas dan penuh gairah seperti sebelum menikah. Dan sebagaimana cerita dalam negeri dongeng berakhir, mereka semua hidup bersama dengan bahagia untuk waktu yang lama.
SparklingDeer
1 Mei 2023Note:
Terima kasih sudah mengikuti The Love Cure!
Kalau mau baca side storynya, hanya tersedia di karyakarsa ya! Bisa dibeli special chapnya sendiri kalau di karyakarsa.
Kira-kira, gue harus bikin cerita fantasy mature kayak gini lagi gak ya?
Oh, dan juga kepada siapapun yang sudah membaca cerita gue, diharapkan untuk tidak memplagiat karya gue. Terlepas mereka baca tulisan ini atau nggak, siapapun yang melakukan plagiat akan mendapatkan karma untuk dirinya sendiri dan gue sangat yakin yang gue doakan ini akan terjadi bagi siapapun itu yang melakukan plagiarisme pada cerita gue. Nggak akan gue ikhlasin, jadi urusan lo bukan sama gue, tapi sama Tuhan pada hari penghakiman :)
Sekian dan terima kasih!
Xoxo,
Miu
![](https://img.wattpad.com/cover/339572551-288-k585489.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Cure
RomanceMATURE! [Completed] Vena Lilian adalah perempuan mesum bagi Sayre Hawthorne. Vena panggilannya, keturunan setengah manusia dan elf yang terkenal sebagai pemimpin Serikat Dagang Lily. Perempuan 25 tahun itu tidak punya keinginan menikah, makanya ia m...