1

10.7K 736 7
                                    

Satu minggu dan tiga hari berlalu sejak pertemuan pertama Sayre dengan Vena.

Perempuan itu sedang melakukan perjalanan ke Selatan untuk menyiapkan yang dimintanya. Juga, katanya ia akan membawakan obat patah hati yang baru untuk Sayre, yang jelas Sayre ragukan kebenarannya. Mana ada obat patah hati? Sayre sudah melakukan segala cara dan meminum berbagai minuman keras yang konon katanya sanggup meredakan patah hati. Namun, sampai hati ini, hatinya masih berdarah. Tidak secara harfiah, tetapi Sayre jelas tidak bisa mencintai siapapun lagi sampai hari ini.

Sekali lagi, matanya menatap botol kecil yang berisi obat patah hati dari Vena. Daripada obat, benda di dalam botol itu mirip permen untuk anak-anak bangsawan yang manis dan punya rasa yang beragam. Sayre agak kesal saat ia pertama kali mencicipi obat itu. Vena bilang, ia harus memakannya seperti permen, bukan langsung ditelan seperti obat. Sayre awalnya merasa aneh, tetapi setelah merasakan rasanya yang benar-benar seperti permen, Sayre jadi semakin merasa aneh.

Apakah Vena Lilian si berandal setengah elf itu menipunya?

Pintu ruangan kerja Sayre terbuka, disusul dengan seorang lelaki bertubuh kekar tapi ramping melangkah masuk ke dalam. Tuksedo berwarna cokelat tua dan sepatu pantofel mengilat dari kulit buayanya kelihatan sangat bersih. Rambut cokelatnya diminyaki, disisir rapi belah samping dengan kacamata lensa bingkai tipis bertengger di hidungnya memberi kesan hangat dan ramah. Lelaki itu adalah kepala pelayannya yang dengan kurang ajar menambahkan pasal supaya Vena mencarikan calon istri untuknya, Jimmy Burton.

"Yang Mulia." Jimmy menyapanya dengan sopan dan menatapnya dengan wajah tenang. "Ketua Serikat Dagang Lily, Nona Lilian sudah kembali. Ia membawakan semua yang Anda minta, kecuali calon istri."

Mata hijau Sayre berkilat sebal, menatap Jimmy yang tanpa dosa menatapnya dengan wajah santai. Ah, kalau saja Sayre tidak menganggap Jimmy seperti keluarganya sendiri, ia pasti sudah menendangnya keluar dari kediamannya. Sayangnya, Sayre tidak tega melakukannya. Selain karena menganggap Jimmy keluarga, Sayre tidak mau repot mencari kepala pelayan baru yang cukup cakap untuk merangkap menjadi asistennya.

"Aku akan menemuinya," kata Sayre dengan nada bersungut. "Antarkan Vena Lilian ke ruang tamu dan suguhkan teh untuknya."

"Baik, Yang Mulia," kata Jimmy sambil membungkuk sopan, berbalik keluar dari ruang kerjanya sementara Sayre menghela napas.

Ia beranjak bangkit, mengambil jas hitam dengan lencana dari Kaisar Cassius di bagian dada dan mengenakannya. Tubuhnya yang besar dan kekar kelihatan semakin besar begitu jas itu ia kenakan. Dibandingkan dengan lelaki lain pada umumnya, Sayre harus mengakui jika tubuhnya terlalu besar untuk ukuran manusia. Dengan tinggi sekitar 192 sentimeter dan tubuh besar berotot karena sibuk berperang selama dua tahun sebelumnya, Sayre kelihatan seperti senjata alih-alih manusia. Mungkin di mata Cassius Ellkian, sang kaisar, Sayre memang senjata hidup.

Lelaki itu melangkah keluar dari ruang kerjanya dengan mengantongi botol obat (permen), menemui Vena Lilian yang menunggu di ruang tamunya. Ruang kerja dan ruang tamunya masih berada di gedung yang sama, tetapi terletak berjauhan. Sengaja, karena Sayre biasanya tidak mau menerima tamu saat sedang bekerja. Makanya, ia sengaja membangun ruang tamu yang jauh dari ruang kerjanya. Jika ia melupakan tamunya, ia akan berdalih jika ia sibuk bekerja dan karena ruang tamu yang jauh (sehingga ia tak bisa mendengar suara mereka), ia melupakan soal keberadaan mereka.

Tiba di ruang tamu, matanya melihat sosok perempuan dengan tubuh kecil tapi berotot, dengan rambut hitam panjang sepunggung dan mata hitam. Kulitnya yang putih, hampir pucat mengingatkan Sayre pada elf di dalam hutan Selatan, kecuali ia tidak memiliki telinga runcing atau mata keemasan cerah seperti elf pada umumnya walau tak semua elf  bermata keemasan cerah. Tinggi perempuan itu tidak sampai sebahunya, mungkin hanya sedada. Ia mengenakan pakaian khas pengembara, kemeja putih dan celana hitam panjang, dengan mantel katun yang panjangnya sampai ke lutut.

The Love CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang