"Aku tidak mengerti kenapa kaisar mengirimkan gaun untukku," keluh Vena.
Ini adalah minggu kedua sejak kontraknya dengan Cassius, juga pertandingannya dengan Regis. Luka di wajah Vena sudah sembuh, tidak meninggalkan bekas yang parah kecuali bekas samar yang bisa ditutupi dengan riasan. Namun, Vena sepertinya tak peduli. Lagi pula, Sayre sendiri punya bekas luka di sudut bibirnya dan tak ada yang berkomentar. Jadi, kenapa ia tidak boleh?
Sayre menatap Vena sekilas, kelihatan tidak terlalu mendengarkan ucapannya. Justru, matanya lebih tertarik untuk melirik manekin berbentuk tubuh perempuan dengan gaun tidur vulgar yang baru dibawakan oleh Vena. Yah, Vena baru bisa membawakan manekin itu setelah dua minggu karena ternyata manekinnya harus dipesan lebih dahulu dan gaun tidur vulgarnya juga harus dijahit supaya cocok dikenakan oleh manekin itu.
"Daripada gaun, apa maksudmu membawa benda ini ke kamarku?" tanya Sayre dengan alis bertaut.
Vena menatap Sayre yang kelihatan was-was, lalu menyeringai lebar dengan mata berkilat jahil. Ia tersenyum lebar, menyatukan kedua tangannya dan meletakkannya di depan dada. Sayre semakin mengerutkan keningnya. Alisnya hampir menyatu melihat reaksi Vena.
Malam ini, perempuan itu menggunakan gaun tidur putih gading dengan renda dan rambut disanggul asal. Penampilan Vena yang seperti ini sudah biasa Sayre lihat. Sudah hampir dua bulan terakhir Vena menjadi orang terakhir yang Sayre lihat sebelum tidur. Namun, hari ini, Sayre bisa mencium sesuatu yang aneh dari gerak-gerik Vena.
"Hari ini, kita tidak akan membaca novel," kata Vena ceria. "Kau akan praktek merayu perempuan dengan patung itu."
Sayre langsung mendelik. Matanya langsung kembali fokus pada Vena lagi. Perempuan sinting itu!
"Aku tahu kau memang sudah kehilangan akalmu, tapi apa ini masuk akal?"
"Kenapa tidak? Memangnya kau mau merayu siapa? Kau bahkan tidak punya perempuan yang kau sukai saat ini," balas Vena ringan. "Atau kau mau mencoba merayuku?"
Bibir Sayre terbuka ingin menyahuti Vena. Rasanya, ingin sekali ia mengumpati perempuan itu. Namun, ia tidak bisa melakukannya. Kata-katanya tertahan di tenggorokan. Pada akhirnya, Sayre hanya bisa menghela napas pasrah. Seringaian Vena semakin melebar saat ia melihat Sayre yang menyerah. Perempuan itu lantas mendudukan manekinnya di sofa dan beralih pada Sayre dengan senyum manis.
"Kau ingat novel yang kuberikan kemarin?" Vena tersenyum. Oh, perasaan Sayre semakin tidak enak. "Lakukan yang dilakukan oleh Duke Wilson pada bab sembilan belas, saat ia mencium bibir Reina dan menyentuh tubuhnya."
Bahkan Vena mengingat persis pada bagian mana ada adegan vulgar di novel itu. Otaknya benar-benar tidak beres.
"Kau gila? Kenapa aku harus melakukannya?" balas Sayre.
"Kenapa kau tidak harus melakukannya?" Vena menyahut dengan tenang.
"Kenapa aku harus melakukannya di depanmu?" Sayre masih tidak mau menyerah.
"Lalu, kau mau melakukannya di depan kakakku? Kau mau sekalian menggoda Issabel saja, huh?" serang Vena menohok, membuat Sayre menatapnya jengkel. Ia bahkan tidak pernah memikirkan Issabel lagi selama ini.
"Kenapa membawa Issabel dalam masalah ini?" Sayre hampir berseru.
"Oh, pelankan suaramu! Lagi pula, kita sama-sama sudah tahu jika kau mencintai kakak iparku," omel Vena tak mau kalah.
"Aku bahkan tidak sempat memikirkannya. Kenapa kau mengatakan itu kepadaku?"
"Karena aku tidak mempercayaimu, Sayre Hawthorne. Goda saja manekin ini. Jika berhasil dalam satu kali percobaan, aku akan membuangnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Cure
RomansaMATURE! [Completed] Vena Lilian adalah perempuan mesum bagi Sayre Hawthorne. Vena panggilannya, keturunan setengah manusia dan elf yang terkenal sebagai pemimpin Serikat Dagang Lily. Perempuan 25 tahun itu tidak punya keinginan menikah, makanya ia m...