37

12.8K 662 41
                                    

Vena dan Sayre datang secara terpisah dalam acara perayaan kehamilan Lydia malam itu. Walau demikian, penampilan keduanya mengundang perhatian beberapa orang. Banyak yang sudah mulai mencium kejanggalan antara hubungan keduanya. Selain itu, sudah diketahui secara luas jika Sayre sempat berkunjung ke Selatan dan meninggalkan semua tugasnya di Timur tanpa alasan, kemudian kembali ke Timur bersama dengan Vena Lilian.

Sayre bahkan menolak lamaran Gladys Harbor yang cantik itu. Padahal, biasanya Sayre pasti akan melakukan apa pun untuk menjaga perdamaian kekaisaran, termasuk menikahi Gladys. Dan semua orang mulai mengarahkan tatapan ingin tahu kepada Vena yang mereka duga sebagai perempuan yang membuat Sayre menolak sang putri.

Seperti sebelumnya, Vena memilih untuk berdiri di sudut ruangan, menikmati makanan dan minumannya sambil menonton beberapa bangsawan berdansa. Ia menghindari pembicaraan yang tidak perlu dengan bangsawan lainnya. Perempuan itu kelihatan cantik dengan gaun merah marun dengan model bahu melorot yang memamerkan tulang bahu dan selangkanya. Gaun itu melekat pas di tubuhnya, dengan sedikit belahan sampai lutut yang memberi kesan menggoda. Rambut hitamnya dibiarkan terurai, tanpa hiasan apa pun. Vena hanya menggunakan anting-anting permata rubi di telinganya, yang tampak serasi dengan gaunnya.

Di sisi lain, ada Sayre yang sedang berinteraksi dengan beberapa bangsawan. Ia mengenakan setelan jas yang berwarna sama dengan Vena, dengan lencana di dada dan jubah panjang sebetis yang menjadi dekorasi setelannya. Rambutnya sudah dipangkas rapi, disisir ke atas dengan rapi. Mata hijaunya kelihatan berkilau indah, sesekali bergerak mencari sosok Vena. Lalu, ia akan menatap Vena sekilas dengan senyum tipis karena puas melihat perempuannya kelihatan serasi dengannya walau mereka berdiri berjauhan.

"Vena Lilian."

Vena menemukan sosok perempuan berambut pirang, mengenakan gaun biru safir tanpa lengan. Perempuan itu menyanggul rambutnya, kelihatan anggun dan angkuh di saat yang bersamaan. Matanya berwarna hijau, tetapi warnanya berbeda dengan milik Sayre. Mata perempuan itu kelihatan lebih gelap dan lebih kusam. Perempuan itu kelihatan jauh lebih muda darinya. Vena menatapnya dengan kepala dimiringkan dan wajah tak tertarik.

"Ya. Ada apa menyebut nama saya?" tanya Vena tak acuh.

Perempuan itu membulatkan matanya terkejut mendengar balasan Vena. Ia bahkan tidak memberikan salam kepadanya, malah sibuk menghabiskan anggur merahnya dan meletakkan gelasnya sembarangan. Perempuan itu mendengkus tak percaya. Ini Vena Lilian yang terkenal itu?

"Saya sering mendengar nama Anda disebut dalam perbincangan para bangsawan malam ini," ujarnya.

"Karena saya memang populer?" sahut Vena masih dengan tingkah tak acuh yang sama.

"Tidak. Karena Anda merebut duke yang seharusnya menikah dengan putri dari Tenggara. Makanya semua orang membicarakan Anda."

Vena mengamati perempuan itu sejenak, tersenyum miring dengan wajah menantang saat menyadari siapa dirinya. "Ah, apa Anda putri Tenggara itu?"

Ia tidak menjawab, tetapi menatap Vena kesal ketika menyebutkan dirinya hanya sebagai seorang putri Tenggara. Yah, memangnya apa yang ia inginkan?

"Saya tidak mengerti kenapa perempuan seperti Anda mendapatkan perhatian sebesar itu dari Duke Hawthorne." Matanya memandang Vena rendah.

"Saya? Karena saya terkenal? Saya ketua serikat dagang nomor satu di seluruh kekaisaran ini kalau Anda tidak tahu." Vena bicara dengan senyum manis, tetapi nadanya mencemooh. Tentu saja, Gladys semakin kesal mendengar ucapan Vena.

"Saya tidak bodoh. Jelas saya tahu hal itu," ketusnya.

"Oh ya? Anda kelihatan agak ..." Vena menghentikan ucapannya, tertawa kecil dengan begitu menyebalkannya. "Oh, lupakan saja! Tentu saja, Anda tidak bodoh."

The Love CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang