21

6.6K 600 25
                                    

Acara pertandingan berburu jauh lebih membosankan daripada Pesta Perayaan. Vena hanya bisa duduk di kursi, mendengarkan omong kosong para bangsawan sambil mengamati papan skor yang memberitahukan siapa saja yang berhasil mendapatkan beruang, rusa, atau kelinci. Sambil bertopang dagu, ia mengamati sekitarnya dengan bosan.

Ah, kenapa perempuan harus ikut menunggu di sini?

"Nona Lilian. Salam." Hailey Vox, perempuan yang Vena jodohkan dengan Sayre menyapanya dengan sopan. "Bagaimana kabar Anda?"

Vena langsung tersenyum lebar, ikut memberi salam dengan hangat. "Nona Vox. Senang melihat Anda. Saya sangat baik. Silakan duduk."

Hailey tersenyum tipis, duduk di depan kursi yang ada di seberang meja Vena. Sejauh ini, sejak awal pertandingan, Hailey sudah memperhatikan Vena yang kelihatan tidak niat berada di acara ini. Perempuan itu bahkan memasang wajah masam sepanjang hari.

"Bagaimana kabar Anda sendiri, Nona Vox?" tanya Vena dengan senyum ramahnya.

Hailey tersenyum tipis, menatap wajah Vena yang kentara sekali kurang tidur.

"Saya juga sangat baik," kata Hailey lembut.

"Senang mendengarnya." Vena tersenyum.

Hailey mengamati wajah Vena lagi. Ini adalah kedua kalinya ia bertatap muka dengan Vena. Kali pertama adalah, saat Vena memperkenalkan dirinya dan bicara dengannya. Mereka bertukar beberapa topik waktu itu, tetapi Vena kelihatan puas dengan pembicaraan mereka. Sebagai gantinya, perempuan itu menjodohkan Sayre Hawthorne kepadanya.

Sayre yang sudah beberapa kali Hailey temui, memang sangat cerdas. Ia juga berkharisma dan merupakan sosok lelaki gagah yang penuh wibawa. Namun, Hailey bisa merasakan kejanggalan dalam setiap pertemuan mereka. Laki-laki itu, tidak menatapnya dengan rasa penuh ketertarikan.

"Oh, bagaimana dengan Duke Hawthorne? Saya dengar dari Tuan Edwin, kalian semakin dekat?"

Vena tidak pernah mendengar jika keduanya semakin dekat dari Edwin. Namun, ia hanya beromong kosong supaya bisa mendengar pendapat Hailey soal Sayre. Meski Vena sudah menyentuh tubuh Sayre dan membuat lelaki itu mendesah parau dengan mulutnya, pekerjaan tetaplah pekerjaan.

Hailey tersenyum tipis, tetapi Vena tidak bisa membaca ekspresinya.

"Duke Hawthorne adalah seseorang yang luar biasa. Saya merasa terhormat bisa bertemu dan berbicara dengannya," ujar Hailey membuat Vena mangut-mangut.

Perempuan itu baru saja ingin buka mulut dan memulai pembicaraan lagi saat salah seorang prajurit mengumumkan skor baru dengan suara lantang.

"KOMANDAN REGIS VANDEULUR MEMANAH SEEKOR RUSA!"

Vena melirik ke arah papan skor, melihat seorang prajurit menambahkan skor di sebelah nama Regis. Sejauh ini, Vena melihat Regis, Icarus dan Sayre memegang posisi tertinggi. Skor mereka saling bersusulan. Yah, seperti yang diharapkan dari dua laki-laki terkuat di Timur.

Berusaha membuka pembicaraan kembali, Vena mengarahkan tatapannya kepada Hailey dengan wajah antusias. Namun, ekspresinya meredup saat melihat Hailey menatap papan skor dengan wajah sendu. Vena terdiam, mengamati setiap perubahan ekspresi Hailey. Walau tak terlalu kentara, tetapi Vena mendapati jika Hailey sepertinya memiliki perasaan untuk Regis.

"Apakah Anda menyukai Duke Hawthorne, Nona Vox?" tanya Vena membuat fokus Hailey kembali kepadanya.

Tatapan Hailey berubah, kembali tampak datar dan tanpa ekspresi. Senyum tipia terukir di wajahnya.

"Bagaimana saya bisa tidak menyukai Duke yang sangat berjasa untuk kekaisaran ini, Nona Lilian?" balas Hailey retoris.

Hailey tidak tertarik kepada Sayre. Kedua orang itu sama-sama saling tidak tertarik. Vena melihat masalah baru muncul di depan matanya. Namun, entah kenapa, ia merasa puas dengan keadaan ini. Walau ia kembali harus mencari perempuan yang mungkin bisa mencintai Sayre sepenuh hati.

The Love CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang