Kening Regis Vanduleur berkerut kala melihat sosok Vena. Lelaki yang dua tahun lebih tua dari Vena itu memasang wajah malas saat melihat sosok Vena melangkah masuk ke arena latihan di dalam istana yang digunakan oleh para ksatria khusus yang tugasnya melindungi kaisar. Vena tidak datang sendiri tentunya. Ada Cassius yang membawanya ke arena latihan itu.
Regis menghentikan latihan pedangnya begitu saja, melangkah mendekati Cassius dan memberi hormat untuk menyambutnya.
"Aku membawa Nona Lilian kemari untuk bertanding pedang denganmu," kata Cassius dengan senyum tipis. "Kudengar dari Duke Hawthorne, ia sering ikut latihan pedang. Itu membuatku penasaran dan ingin melihatnya bertanding denganmu."
Mata Regis melirik ke arah Vena yang memasang wajah enggan. Ia bisa menebak jika kaisar mereka menyeret Vena kemari untuk bertanding pedang dengannya. Sambil mengamati Vena, Regis mengernyit. "Ia akan terluka, minimal terkilir jika bertanding dengan ksatria, Paduka."
"Aku tahu, makanya aku memintamu bertanding dengannya dengan mengurangi kekuatanmu. Di antara pasukan ini, kaulah yang paling stabil dalam soal pengendalian diri, bukan?" tanya Cassius. "Sekalian, kau bisa membantu Nona Lilian jika ada yang kurang dari teknik berpedangnya."
"Daripada ada yang kurang, saya sepertinya akan patah tulang lebih dahulu," celetuk Vena setengah ketus. "Paduka, Anda yakin tidak punya dendam pada saya? Kenapa meminta saya bertanding dengan komandan ksatria?"
"Bahkan jika Paduka punya dendam padamu, bukan tempatmu untuk mengeluh, perempuan!" tegur Regis dengan wajah kaku. "Apa kau tidak belajar dari kesalahanmu? Kenapa masih bersikap begitu tidak sopan?"
"Aku bersikap sopan," sanggah Vena sambil menatap Regis. "Dengan caraku sendiri."
Rahang Regis mengeras karena jengkel. Lelaki dengan rambut merah gelap itu mendelik pada Vena yang sama sekali tak gentar. Ia melirik Cassius yang hanya mengangkat bahu santai dan tersenyum lebar.
"Aku akan menonton kalian selama bertanding," katanya membuat Vena mendengkus.
Yang jelas, Vena kesal karena diminta yang macam-macam oleh Cassius. Lelaki itu beranjak pergi menuju ke area penonton, sementara Regis sudah bersiap.
"Ambil senjata apa pun yang kau kuasai," suruhnya sambil berbalik pergi.
Vena memutar bola mata malas. Memangnya senjata apa yang mereka pakai di arena latihan begini? Ia beranjak menuju pedang kayu yang ada dan melepaskan jubahnya. Hari ini, Vena sengaja mengenakan kemeja putih dan celana bahan cokelatnya yang senada dengan jubahnya. Ia baru saja mengantar Emily yang berangkat ke Selatan untuk menjemput beberapa elf dan dwarf untuk membantu pengerjaan senjata dan obat-obatan. Dan, Vena juga berniat membeli manekin dan pakaian malam vulgar untuk menekan Sayre malam ini.
Namun, sepertinya ia harus menunda hal itu sebentar. Sambil berjalan menuju ke arena latihan dengan wajah tidak niat, Vena bertemu pandang dengan Regis. Seperti dirinya, Regis juga punya mata hitam yang kelihatan menarik. Regis kelihatan tinggi, tetapi tidak setinggi Sayre. Tubuhnya sama besarnya dengan Sayre dengan otot-otot yang kelihatan sempurna dan tangan dipenuhi varises juga kapalan karena latihan pedang.
"Kenapa kau memakai pedang kayu?" tanya Regis dengan wajah berkerut.
"Harusnya, aku yang bertanya kenapa kau memakai pedang sungguhan. Kita 'kan, tidak sedang duel resmi," jawab Vena.
"Aku ingin membunuhmu."
"Oh," sahut Vena santai, tanpa rasa terkejut atau takut. "Jangan lama-lama, aku banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
Vena memasang kuda-kudanya sambil mengarahkan ujung pedang kayu kepada Regis. Mata Regis kembali berkobar, mungkin dipenuhi kekesalan atas tingkah Vena. Apa pun yang membuat lelaki itu kesal, Vena tidak peduli juga. Tidak mungkin juga ia terbunuh di tengah latihan pedang begini.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Cure
RomansaMATURE! [Completed] Vena Lilian adalah perempuan mesum bagi Sayre Hawthorne. Vena panggilannya, keturunan setengah manusia dan elf yang terkenal sebagai pemimpin Serikat Dagang Lily. Perempuan 25 tahun itu tidak punya keinginan menikah, makanya ia m...