Pembuka

10.3K 668 9
                                    

"Jadi, Anda meminta saya menyediakan teh herbal, ginseng dan juga sabun untuk masyarakat Anda di Timur?" Vena mengerutkan keningnya, menatap sosok lelaki berambut hitam gelap dengan mata hijau jernih yang seolah mampu membaca pikirannya.

Di sudut bibir kanannya, ada bekas luka yang melintang vertikal. Tidak terlalu besar, tetapi sepertinya bekas luka itu merupakan hasil pertempuran di medan perang dua atau tiga tahun lalu. Dengar-dengar kabarnya, lelaki di depannya ini memutuskan untuk turun langsung ke medan perang karena patah hati. Yah, laki-laki yang patah hati kadang sedikit gila.

"Saya berharap, Anda bersedia memasok barang-barang tersebut, Nona. Yang saya tahu, serikat dagang yang Anda pimpin terkenal sangat besar dan pasti sanggup memenuhi kebutuhan saya yang tidak seberapa besar ini," balasnya dengan rendah hati.

Sayre Hawthorne, mungkin Vena harus memanggilnya Duke Hawthorne, adalah lelaki yang penuh tanggung jawab, cerdas, rendah hati, tapi sangat kaku. Benar-benar kaku sampai ia batal menikahi perempuan yang dicintainya. Kalau menurut gosip dari kalangan bangsawan, Duke Hawthorne pernah mencintai seorang putri dari keluarga Marquis Gillmore, Lydia Gillmore yang sekarang merupakan permaisuri Kaisar Cassius.

Vena mengamati Sayre dalam diam, menilai lelaki itu secara singkat. Sayre adalah tipikal lelaki kaku yang penuh tanggung jawab, mungkin ia akan mementingkan keselamatan banyak orang dibanding dirinya. Dan Vena langsung tahu jika lelaki itu adalah tipikal yang benar-benar tidak punya rasa egois. Yang merasa jika hidupnya harus dipersembahkan untuk kekaisaran ini.

Intinya, membosankan.

"Ya, saya bisa melakukan hal itu," balas Vena kalem. "Dan untuk permintaan kedua. Membantu Duke menemukan calon istri yang baru? Memangnya, separah apa diri Anda sampai meminta dicarikan calon istri oleh pemimpin serikat dagang?"

Mata Sayre memancarkan kebingungan. Vena mengangkat sehelai kertas yang ditulis tinta dengan rapi. Penulisnya jelas bukan Sayre karena lelaki itu sendiri tidak tahu ada perihal lain dalam surat proposal yang diberikannya.

"Di sini." Vena menunjuk satu pasal. "Anda meminta saya mencarikan calon istri yang sesuai untuk Anda, tidak masalah jika ia bukan bangsawan? Memangnya Anda seputus asa itu soal pernikahan?"

Bibir Sayre terbuka sejenak, kelihatan bingung dan terkejut. Namun, kemudian ia memasang lelah. Ia menggeleng.

"Maaf, saya akan berikan proposal baru. Itu pasti ditulis oleh kepala pelayan saya."

Sepertinya, Sayre cukup dekat dengan kepala pelayannya sampai orang itu berani menulis soal pasal mencari calon istri untuk Sayre. Kalau mereka tidak dekat, mana berani ia melakukan hal sesembarangan ini. Bisa saja kepalanya lepas dari tubuh begitu Sayre kembali dari gedung serikat dagangnya.

Vena mendengkus, membaca surat proposal yang diberikan oleh Sayre dan mengangkat alisnya saat melihat aimbalan yang akan diberikan kepadanya jika ia berhasil menemukan calon istri untuk Sayre. Lima ribu keping emas. Wah, Duke Hawthorne sepertinya sekaya itu sampai kepala pelayannya saja berani menawarkan imbalan sebesar ini. Lima ribu emas itu bisa Vena gunakan untuk membangun kastil beserta desa kecil yang baru. Ia bisa jadi kepala desa, membeli gelar bangsawan dan hidup seperti bangsawan.

Namun, menjadi bangsawan itu sangat merepotkan sehingga Vena tidak mau melakukannya. Ia hanya mau punya banyak uang dan hidup mewah sepanjang usianya sampai ia menutup mata.

"Saya akan menerimanya," kata Vena sambil menatap mata hijau Sayre yang berpendar keheranan. "Mencari calon istri? Itu perkara mudah, saya bisa lakukan apa saja jika imbalannya sebanyak ini."

"Anda tidak perlu melakukannya, Nona Lilian. Saya bisa mengurus hal itu sendiri," kata Sayre datar.

"Kenapa? Apa karena Anda patah hati?" Vena tidak pernah mau mencoba peruntungannya jika berhadapan dengan bangsawan, apalagi kastanya yang sudah setinggi Sayre Hawthorne. Namun, Vena tidak mau melepaskan peruntungannya kali ini. Hei, kalau Sayre marah, ia tidak akan memenggal kepalanya. Vena tahu karena lelaki itu membutuhkan serikat dagangnya. "Saya banyak mendengar gosip dari para bangsawan yang bertransaksi dengan saya perihal kisah cinta Anda."

Bibir Sayre terkatup kala ia mendengar kelanjutan ucapan Vena. Masih mengunci tatapannya dengan mata hitam milik Vena, Sayre mengamati ekspresi wajah Vena. Perempuan berambut hitam yang diikat tinggi itu kelihatan mengulas senyum menyeringai yang tampak konyol.

"Bagaimana kalau saya bantu Anda menyembuhkan patah hati Anda dan mencarikan calon istri yang tepat untuk Anda?" tawar Vena dengan mata berkilau. "Saya bisa melakukannya. Ada obat untuk patah hati."

Oh, tawaran Vena, walau kedengaran agak tidak masuk akal, tetapi membuat Sayre agak tertarik. Benarkah ada obat untuk patah hati?

SparklingDeer
16 April 2023

Note:

Iseng bikin kerajaan-kerajaan. Ini karakternya fiksi cuma kalau mau bayangin Sehun juga masih masuk-masuk aja ya.

PDF seperti biasa ada di karyakarsa. Yang mau baca duluan boleh nongki di sana yak, dpt bonua side story 5 biji. Harga 45k, gak usah mehong2. Word count kurleb 60.000 words.

Yang gak punya karyakarsa, seperti biasa, boleh dm gue.

Selamat membaca.

Xoxo,

Miu.

The Love CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang