19

8.6K 694 25
                                    

Vena menguap kecil saat, menatap ke arah pintu ruang kerjanya yang terbuka. Icarus melangkah masuk ke dalam sambil mengamati sekeliling ruangannya. Hari ini, lelaki itu mengenakan atasan berwarna putih dengan sulaman tanaman yang abstrak berwarna hijau gelap, dan celana bahan berwarna senada dengan atasannya. Rambut peraknya kelihatan sedikit berantakan, tetapi Vena yakin jika Icarus masih sanggup membuat perempuan lain terpesona.

"Kupikir, kau akan segera kembali ke Selatan setelah Pesta Perayaan?" tanya Vena seraya menyanggul rambutnya dengan pena yang ia kenakan.

Icarus tidak menyahut, beranjak menuju kursi yang terletak di hadapan Vena dan duduk di sana tanpa diminta. Ia lalu mengeluarkan sebuah surat dengan cap kekaisaran dan meletakkannya di depan meja Vena. Kening Vena berkerut saat melihat surat itu.

"Kaisar akan mengadakan pertandingan berburu. Ia memintaku menyampaikan undangan kepadamu. Makanya aku belum kembali ke Selatan." Icarus bersandar di kursi, menyatukan tangannya di depan dada dengan siku menumpu pada sandaran kursi. Matanya mengamati Vena lamat sampai ia menggeleng. "Kau melakukan sesuatu dengan Duke Hawthorne? Tubuhmu dipenuhi dengan aromanya."

Ucapan Icarus membuat Vena yang sedang meraih surat dari kaisar dan hendak membukanya terdiam. Pergerakannya langsung terhenti seketika, tetapi matanya bergerak membalas tatapan Icarus. Ia masih belum membalas, menunduk untuk menciumi aroma tubuhnya. Ia tidak mencium bau yang aneh, kecuali parfum yang biasa ia kenakan.

"Kau tidak akan bisa menciumnya," kata Icarus santai. "Hanya elf sejati sepertiku yang bisa."

"Elf sangat merepotkan," ketus Vena, kembali melanjutkan gerakannya dan membuka surat dari kekaisaran.

"Kau sendiri adalah setengah elf," sahut Icarus malas. "Jadi, apa yang kau lakukan? Memberinya servis? Kau tidak pernah mau melakukan itu padaku."

"Karena bayaranmu tidak tinggi," sahut Vena sambil membaca isi surat dan menghela napas. "Ah, sial. Kenapa mengundangku ke acara merepotkan seperti ini lagi? Dilaksanakan minggu depan pula!"

"Aku memberi bayaran tertinggi dari semua orang yang pernah bekerja denganmu. Tidak usah menolak. Akui saja jika kau juga menginginkan Duke Hawthorne." Icarus mengulum senyum meledek. "Aromanya yang tersisa di tubuhmu benar-benar kuat. Apa kau melepaskan keperawananmu untuknya?"

"Aku masih perawan," balas Vena malas-malasan.

"Sayang sekali. Padahal, aku ingin melihatmu gila seperti Harry karena mencintai manusia." Icarus tersenyum konyol.

"Sebelum aku, kau yang akan lebih dulu jatuh cinta pada perempuan. Dan aku akan melihatmu jadi gila lebih dulu," ketus Vena dengan nada kesal. "Lagi pula, Sayre Hawthorne bukan tipeku."

"Bukan tipemu, tetapi tubuhmu dipenuhi oleh aromanya. Jika kalian hanya berciuman, aku tidak akan mencium aroma lelaki itu. Pasti ada sisa cairan maninya yang tersisa padamu, dan kau tidak menyadarinya."

"Ada apa dengan kemampuan menyebalkan elf-mu itu? Diam dan simpan saja yang kau tahu untuk dirimu sendiri!" omel Vena galak membuat Icarus angkat tangan.

"Aku akan diam," ujarnya, menatap ke meja Vena yang dipenuhi berkas. "Ah, mejamu selalu tidak rapi."

"Karena aku sedang bekerja. Kalau sudah selesai juga, nanti dirapikan." Vena menopang dagunya, menatap Icarus. "Jadi, selain untuk mengantarkan surat undangan dari kaisar, mau apa kau ke sini?"

Icarus memasang seringaian. "Aku bosan."

Vena langsung mendengkus. "Aku sibuk."

"Tapi, kau punya banyak pegawai untuk menggantikanmu yang sibuk."

The Love CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang