Bab 28

5.5K 265 1
                                    


Haiiii-haii Lipoper's nya akuhh 🍭

Author udah UP lagi dong ya 🤗

Jangan lupa tinggalkan jejak, okay! 😊
Jangan jadi pembaca gelap ya, hehe 😄

Happy Reading All 🌸

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Sepulang sekolah, Almeera terus saja bersama dengan Kiya sebab Diba tidak ada di sini saat ini. Keduanya saat ini berada di rumah Almeera dan Gus Zayyan, karena di asrama mungkin Kiya akan merasakan kesepian sebab tidak ada teman di sana seperti Almeera dan juga Diba. Almeera memutuskan untuk mengajak Kiya ikut pulang ke rumahnya, Kiya sempat menolak, tapi Almeera tetaplah Almeera, si anak yang keras kepala.

Diba yang pulang ke rumahnya dari kemarin sore, membuat Kiya tak mood, karena tidak ada teman bercerita, bermain, bercanda dan mengikuti kegiatan pondok. Almeera? Istri dari Gus Zayyan itu semalam meminta izin untuk menemani Kiya di asrama, tapi Gus Zayyan melarang dengan alasan yang sama, bahwa dirinya tengah hamil, semuanya serba di batasi dan di larang.

Jadi hari ini, Almeera tanpa meminta izin dari Gus Zayyan, membawa sahabat nya itu ke rumah mereka.

“Jangan gitu dong! Kan ada aku. ” ucap Almeera yang memandang raut wajah Kiya yang sedari tadi tak seceria biasanya.

“Iya-iya. Aku cuma pikirin, gimana nantinya kalau kalian berdua nggak bakalan bisa ketemu lagi sama aku karena kalian udah nikah. Kamu yang udah nikah aja di batasi sama Gus Zayyan kalau kemana-mana, apalagi sekarang kamu dalam kondisi hamil, apa-apa di larang. Dan, Diba dia—”

“Stop! Jangan pernah ngomong kayak gitu lagi, Kiya! Stop berpikir kayak gitu, plis! Kita berdua akan selalu ada di samping kamu, InsyaAllah! ” Almeera memegang tangan Kiya dengan erat dan matanya menatap lurus pada manik mata Kiya.

“Kenapa kalian baik banget dan mengerti aku, kenapa? Hikss.... ” baru kali ini terlihat seorang gadis periang dan se-ceria Kiya menangis terisak. Mungkin rasa sedih sudah membakar habis raganya dan tak bisa menahan rasa sedih itu.

Dengan cepat, Almeera memeluk erat sahabat nya itu, tak terasa cairan bening juga keluar dari pelupuk mata Almeera.

“Udah ya, kita akan tetap jadi sahabat selamanya! ”

CEKLEK!

“Assalamu'alaikum, astaghfirullah! ” Gus Zayyan yang baru saja masuk, terlonjak kaget dengan dua orang perempuan yang duduk di sofa dalam keadaan saling berpelukan, di tambah lagi suara is akan tangis terdengar di sana. Ada apa ini?

Gus Zayyan menghampiri kedua nya.

“Ada apa? ”

Dengan cepat Almeera dan Kiya melepas pelukan di antara mereka berdua dan segera menghapus jejak air mata di sana. Malu? Jelas malu! Gus Zayyan melihat adegan sedih-menyedih mereka berdua? Semoga saja tidak!

“Eh A'a. ” Almeera yang masih menghapus air matanya, berusaha basa-basi dengan suaminya agar tidak di interogasi penyebab mereka seperti itu baru saja.

“Kenapa? Menangis? ” selidik Gus Zayyan.

Kiya tak tampak diam, bangkit dari duduknya dan menunduk di hadapan Gus Zayyan.

ZayyMeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang