Bab 25

6.9K 279 1
                                    


Haiii-haii Lipoper's 🍭

Author udah UP lagi nih buat kalian 😚

Jangan lupa Puasa, Ngaji, dan Sholat nya yaaaaaa 😇💛 Hari ini merupakan hari terakhir kita menjalankan puasa Ramadhan yang akan segera berakhir. Rasa sedih pasti sangat terasa di antara kita semua dengan segera perginya bulan Ramadhan 🥺

Author minta maaf, kalau UP nya lama banget 🙏🏻, Author super duper sibuk menjelang Lebaran 🥺

Jangan lupa tinggalkan jejaaaak 💐

Happy Reading 🌸

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

“Mm, pengen makan rambutan deh. ” gerutu Almeera.

Saat ini ketiga gadis itu sedang duduk di taman depan kelas sembari menyantap beberapa bungkus snack yang mereka beli di kantin tadi.

“Ah, iya nih. Udah lama nggak makan rambutan. ” sahut Kiya sambil mengunyah makanan.

“Habisin dulu makanan nya, baru ngomong! ” tegur Diba.

“Eh, gimana kalau kita ngambil rambutan yang di belakang aula! ” ujar Kiya dengan raut wajah sumringah.

“Ah, iya. Rambutan di sana kan sering banget berbuah. ” ucap Almeera.

“Heh, kalau Gus Zayyan tau gimana? ” tanya Diba.

Kiya menyenggol tangan Diba. “Biarin aja, kan yang ngambil istrinya juga, ya kan Meera! ” lirik Kiya tersenyum.

Almeera mengangguk kikuk.

“Yaudah, ayo! ” ajak Kiya dengan semangat 45-nya. Kiya sih, si paling suka kalau yang namanya manjat pohon! Jadi tidak heran lagi, jika di sini, dia yang paling memiliki semangat berapi-api membara di antara mereka.

“Kita beneran nggak masuk nih? ” tanya Diba.

Kiya dengan cepat menggeleng. “Nggak, kamu budeg ya. Nggak denger pemberitahuan tadi, kalau guru-guru hari ini rapat karena nggak lama lagi kita mau ujian semester ganjil. ” beritahu Kiya. Tumben-tumben nih gadis satu tidak lalod, lemot, dan pelupa.

“Ah, iya. Lupa aku! ” Diba menepuk jidatnya.

“Ayo, kalau gitu! ”

Sesampainya di pohon rambutan yang lebih tepatnya berada di belakang aula, ketiga gadis itu tercengang. Pohon rambutan itu sangat lebat buahnya, MasyaAllah. Buah-buah nya sangat merah dan besar-besar, ah pasti rasanya akan sangat manis.

“MasyaAllah, lebat banget, nggak seperti biasanya! ” ungkap Kiya.

“Oke, yang manjat siapa nih? ” tanya Diba.

“Aku aja! ” sahut Almeera.

“Ah, jangan deh Meera, nanti Gus Zayyan marah. ” ucap Diba.

“Yaudah, aku aja yang manjat! ” putus Kiya.

Kiya mengambil ancang-ancang untuk memanjat. Gadis berbadan mungil itu kemudian mulai naik dengan hati-hati, untung saja ia memakai rok sekolah model lipit, jadi memudahkan nya untuk naik ke atas sana. Dengan penuh kehati-hatian, Kiya berhasil sampai di atas pohon rambutan.

ZayyMeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang