Bab 32

5K 254 0
                                    


Hai-hii Lipoper's 🍭

Author udah UP lagi nih, maaf ya karena UP nya lama 🙏🏻☺

Jangan lupa tinggalkan jejak ya semuanya 😉

Happy Reading 🌸

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Tak terasa, ulangan semester ganjil yang di laksanakan selama dua minggu ini, akhirnya selesai juga.

Saat ini, semua santriwan dan santriwan sedang melakukan kerja bakti membersihkan halaman madrasah baik itu madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan juga madrasah aliyah.

Diba dan Kiya tengah menyapu halaman, sedangkan Almeera, istri dari Gus Zayyan itu duduk sembari memperhatikan kedua sahabatnya itu dan semua orang di sekelilingnya yang tengah membersihkan dan sedangkan dirinya tengah duduk sekarang, ada rasa tak enak hati di dalam dirinya karena semua orang bekerja sedangkan ia duduk saja.

Ya, Gus Zayyan. Suami siaga itu, memerintah Almeera untuk tidak ikut bekerja dengan alasan kehamilan nya lagi. Gus Zayyan tidak ingin Almeera kecapean yang dapat mempengaruhi kandungan nya itu. Almeera sempat menolak, tapi Gus Zayyan tetaplah Gus Zayyan, sekali berkata harus di turuti dan tidak ada bantahan. Mau tidak mau, Almeera pasrah dan tidak mau membantah lagi, sebab dirinya bisa berdosa nanti jika tak mengundang ucapan suaminya.

“Assalamu'alaikum, ning! ” sapa seseorang membuyarkan lamunan Almeera.

Almeera terkesiap dan menoleh ke arah sumber suara.

Almeera sontak langsung berdiri dan memeluk orang itu dengan cepat. “Aaaa, bang Dhafi! ”

Ya, Dhafi, kakak satu-satunya yang Almeera miliki. Pria yang masih terbilang sangat muda itu menjadi pusat perhatian para santriwati sekarang, begitu juga dengan Almeera.

“Eh, itu siapa? ”

“Ih, Almeera pelukan sama cowok? ”

“Harus lapor ke Gus Zayyan nih! ”

“Itu kakaknya Almeera? ”

“MasyaAllah, ganteng! ”

Diba serta Kiya yang merasa orang-orang di sekeliling mereka berbisik-bisik tak jelas, mereka berdua menoleh ke belakang dan seketika keempat mata itu terbelalak dengan sempurna kala melihat adegan di depan mata mereka.

“Bang Dhafi! ” Kiya berlari menghampiri kedua saudara yang tengah melepas rindu tersebut. Dan di susul oleh Diba.

Merasa keberadaan Kiya dan Diba, Dhafi serta Almeera melepaskan tautan pelukan itu bersamaan.

“Assalamu'alaikum, bang Dhaf! ” sapa Kiya dengan senyuman yang merekah di wajahnya. Kalau ada cowok ganteng mah, Kiya yang maju paling depan.

Dhafi tersenyum. Sudah lama tak melihat kedua gadis yang merupakan sahabat adiknya sedari SMP itu, tak ada yang berubah sama sekali, ya mungkin cuma mereka tambah tinggi saja, yang dulunya berbadan kecil dan kucel, sekarang ada perubahan pada kedua gadis ini.

Dhafi mengelus kepala yang di tutupi oleh hija tersebut. “Wa'alaikumussalam, gimana kabarnya? ”

“Alhamdulillah, baik bang Dhafi. ” jawab Kiya.

ZayyMeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang