ZayyMeera

Bab 41

Hallow Lipoper's 🙌🏻🍭

Author udah UP lagi nihhh, jangan lupa tinggalkan jejak Vote dan Komen nya 🤧

Yuks!

Happy Reading All 🌸

0o0

Hari ini, Zayn akan balik ke Mesir untuk menyelesaikan studi pendidikannya di negeri dengan julukan Negeri Piramida tersebut.

Julukan positif lainnya adalah 'Masr Ummu ad-Dunya'. Mesir itu 'ibunya dunia'. Karena ia ibu dunia, maka negara-negara lain adalah anak-anaknya.

Menjadi kota kuno bersejarah, ini fakta negara Mesir yang menjadi negara Lintas Benua, letak negara Mesir ada di benua Afrika dan menjadi negara besar di bagian Afrika utara, Mesir juga menjadi negara Berbahasa Arab terbesar, serta Universitas Al-azhar adalah yang tertua di Mesir, terdapat Biara tertua di Dunia, dan banyak kota kuno bersejarah di sana.

Penduduk mesir terdiri atas suku bangsa Arab, Hamit, dan Nubia. Suku bangsa Hamit merupakan penduduk pribumi negara Mesir. penduduk Mesir sebagian besar tinggal di daerah sungai Nil dan di lembah-lembah yg subur. Mayoritas penduduk Mesir beragama Islam.

Sesampainya di bandara, pelepasan rindu terjadi di sini.

“Meera sehat-sehat ya, jangan terlalu kecapean nanti kandungan nya terpengaruhi dan tidak baik untuk dede nya. ” imbuh Zayn tersenyum kepada Almeera.

Almeera menghapus air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya. “I-iya bang Zayn. Bang Zayn juga jaga kesehatan di sana dan selesaiin studi cepetan biar kita bisa kumpul bareng lagi. ”

Zayn mengangguk pelan. “Iya, Meera. ” jawabnya. “Bang, saya pamit. Abang jangan nangis loh kalau saya pergi, hehe! ” ucap Zayn dengan kekehan nya.

Zayyan menyalimi tangan adiknya itu. “Jaga diri di negeri asing, selalu berdo'a, ingat Allah dan orang tua. Dan selalu jaga pandangan terhadap perempuan! ” tandas Gus Zayyan menasehati.

Zayn manggut-manggut. “Jangan salahkan saya jika saya jatuh cinta kepada seseorang di sana. Perasaan suka tidak dapat di ganggu gugat, karena itu merupakan hasrat dari semua manusia. ” jawab Zayn.

“Saya tau, tapi ingat dimana batasan-batasan nya. ” ucap Gus Zayyan.

Zayn mengangguk. “Iya, abang. ” jawabnya. “Abi, Umi, kalau saya pulang ke Indonesia nanti saya telah membawa seorang perempuan, bagaimana? Hm? ” Zayn mengedikkan bahunya dengan senyuman genitnya.

“Emang ada yang mau sama bang Zayn? ” ucap Ina meremehkan kakak keduanya itu. Sungguh sangat percaya diri dia.

“Ya Alhamdulillah, supaya kamu tidak akan jadi bujangan tua nantinya. ” jawab Nyai Azizah.

Kiyai Zai tertawa pelan. “Jangan bawa diri seorang perempuan sendiri. Bawalah nanti bersama-sama dengan walinya. ” tukas Kiyai Zai menatap Zayn.

“Pikirkan dulu masa depan kamu, jodoh itu di tangan Allah. Pikirkan tujuan ke sana itu untuk apa dan tidak memikirkan hal-hal yang ada di luar pendidikan kamu, Zayn! ” nasehat Gus Zayyan dengan nada seriusnya.