Bab 30

5.7K 257 3
                                    


Haiii-haiii Reader's 🙌🏻

Author balik lagi nih dan yang pasti nya udah UP lagi buat kalian semuaaaa 😚

Maaf Author baru UP sekarang, Author benar-benar sibuk sekolah dan tugas-tugas juga pada numpuk dan di tambah lagi dengan hafalan yang banyak banget 🥺 Di akhir bulan Author akan menjalani ujian semester genap, mohon di maklumi jika Author lama UP-nya yaa 🥺🙏🏻

Jangan lupa tinggalkan jejak semuaaa 👣

Happy Reading All 🌸
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

“Bagaimana nih kabar dede bayi? ” Kiya mengelus lembut perut Almeera yang masih rata tersebut.

“Alhamdulillah sehat. ” jawab Almeera seraya tersenyum.

Saat ini ketiga gadis itu sedang berada di rumah Almeera dan Gus Zayyan. Sepulang sekolah, mereka bertiga memutuskan untuk main ke sana dan berencana untuk belajar bersama karena ulangan semester ganjil akan terlaksana sebentar lagi.

“Sehat-sehat ya keponakannya onnie Kiya! ” Kiya masih saja mengelus perut sahabatnya itu, jujur Kiya dan Diba sangat bahagia dengan kehamilan Almeera, karena sebentar lagi akan hadir sang buah hati sahabat nya itu.

Diba menyenggol tangan Kiya. “Bukan onnie dong, tapi aunty! ” protes Diba.

“Terserah aku dong, aku itu masih muda belum pantes di panggil aunty. Onnie kan lebih cocok untuk aku yang awet muda ini. ” seloroh Kiya menyunggingkan senyum lebaynya.

Diba memutar bola matanya malas, meladeni Kiya memang harus ekstra sabar. Untuk manusia yang punya kesabaran setipis tisu, jangan coba-coba deh adu mulut dengan Kiya.

“Gus Zayyan mana, Meera? ” tanya Diba.

“Nggak tau, biasanya kalau pulang lambat, A'a ngasih tau, tapi ini nggak. ” jawab Almeera. “Eh, rencana pernikahan kamu dan Ustadz Fadli kapan? ” tanya Almeera tersenyum kepada Diba.

Ya, Diba baru saja sampai di asrama tadi malam setelah pulang ke rumahnya beberapa hari lalu yang membahas tentang khitbah nya dengan Ustadz Fadli.

Diba tersenyum. “InsyaAllah habis ulangan. ” jawabnya. Terlihat dari raut wajah itu, Diba terlihat sangat bahagia.

Almeera dan Kiya ikut senang dan bahagia mendengar nya. Satu orang lagi akan menjadi seorang istri di sini.

“MasyaAllah, aku dan Meera jadi bridesmaid nya ya! ” ujar Kiya.

Diba tersenyum dan kemudian mengangguk pelan. “InsyaAllah. ”

Terdengar suara adzan Ashar, ketiganya beranjak untuk segera pergi mengambil air wudhu dan bersiap untuk menunaikan sholat Ashar. Untung saja, sebelum kesini, Diba dan Kiya membawa mukenah masing-masing, karena di pikir-pikir pasti mereka berada di rumah Almeera tidak akan sebentar dan pastinya akan lama, ya seperti sekarang.

Setelah mengambil wudhu, segera ketiganya menunaikan sholat Ashar berjamaah.

Selesai sholat, Almeera, Diba, dan Kiya pergi ke ruang tamu kembali dan bersiap untuk belajar bersama.

ZayyMeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang