Bab 38

5K 228 5
                                    


Haiii-haii Reader's 🙌🏻

Kangen Author nggak? Haha, pastinya kangen sama ceritanya dong yaa 🥴

Jangan lupa tinggalkan jejak ya semuaanyaaaaaaaaaaa 🥰

Cuss

Happy Reading 🌸

0o0

Setelah selesai melaksanakan ibadah sholat shubuh dan membaca Al-Qur'an, Gus Zayyan dan Almeera segera menjalani ritual mandi pagi sebelum beraktivitas kembali.

Almeera, perempuan itu mandi terlebih dahulu sebelum suaminya. Sementara itu, Gus Zayyan bermain handphone sembari menunggu Almeera selesai mandi.

Sekitar 15 menit berlalu, Almeera akhirnya selesai mandi dan berganti dengan Gus Zayyan yang masuk ke dalam kamar mandi.

Berpakaian dengan menggunakan gamis berwarna coksu yang di padukan dengan jilbab segitiga wolvis warna khaki, serta kecantikan di sana bertambah dengan riasan natural yang terpoles di wajah gembulnya.

Menunggu Gus Zayyan berpakaian, Almeera duduk di sofa dan sesekali mengelus perut buncit nya itu. “Dede mau ke rumah sakit ya? Mau USG ya? ” Almeera berdialog sendiri. “Sehat-sehat di dalam ya nak! ”

“Iya, Umi ku. ” Gus Zayyan telah selesai berpakaian dan menghampiri istrinya itu. Gus Zayyan duduk dan mengelus perut buncit Almeera, kemudian mengecup lembut perut besar tersebut. “Sehat-sehat ya anak Abi, jangan sakiti Umi di dalam ya, nak. ”

Almeera tersenyum. “Nggak kok, Abi. Dede kan anak baik, hehe. ” dengan menirukan suara anak kecil, Almeera tersenyum.

“Ayo, sayang. ”

Hari ini, mereka akan pergi ke rumah sakit untuk cek up sekalian USG jenis kelamin sang calon anak di dalam kandungan Almeera tersebut, karena terakhir mereka cek up waktu usia kandungan Almeera jalan empat bulan.

Sebelum ke rumah sakit, Almeera dan Gus Zayyan menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu bersama dengan Ayah Arifin dan Bunda Halizah. Zayn dan Ina? Ya, keduanya juga ikut bergabung sarapan dengan mereka.

Selepas sarapan, Gus Zayyan, Almeera, Zayn, dan Ina pamit untuk pergi ke rumah sakit kepada Ayah Arifin dan Bunda Halizah di ruang tamu.

“Ayah, Bunda, kita pamit dulu ya! ” ucap Almeera.

“Iya, hati-hati. ” jawab Bunda Halizah.

“Zayyan, jangan ngebut-ngebut ya, nak. ” tukas Ayah Arifin mengingatkan sang menantu.

Gus Zayyan mengangguk. “Iya, Ayah. ”

“Assalamu'alaikum. ”

“Wa'alaikumussalam. ”

Sesampainya di rumah sakit yang di tuju, keempatnya segera turun dari dalam mobil.

Gus Zayyan memegang tangan sang istri agar dapat menyeimbangkan badannya tersebut. “Hati-hati, sayang. ”

“Enak kali ya kalau sudah nikah. ” lontar Zayn tiba-tiba yang melihat keromantisan sang kakak dan istrinya itu.

ZayyMeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang