Bab 36

5K 248 7
                                    


Haiiii Lipoper's 🍭

Author udah UP lagiiiii nih 🤗
Pasti pada nungguin kan, yaudah cussss....

Happy Reading 🌸

0o0

Setelah perdebatan panjang, Almeera sudah tertidur, yang pastinya Gus Zayyan lah yang menidurkan istrinya itu.

Tiba-tiba Gus Zayyan teringat akan sesuatu.

“Astagfirullah haladzim! Ulang tahun istri saya! ” ucapnya kemudian memukul jidat.

Ya, ulang tahun Almeera terlewat sehari. Kemarin, tepat 25 Juni usia perempuan itu menginjak 19 tahun, bertepatan dengan itu mereka mengadakan acara tujuh bulanan usia kandungan Almeera sehingga membuat mereka lupa ulang tahun Almeera, begitu juga dengan Gus Zayyan, ia sampai lupa dengan ulang tahun istrinya sebab sangat sibuk.

0o0

Sore hari tiba, waktu begitu cepat berlalu.

Perempuan terlihat menggeliat di atas springbed, lenguhan nya sesekali terdengar dan hingga akhirnya mata hazel itu terbuka sempurna.

“A'a! ” panggil Almeera.

Hening. Ya, hanya hening yang terjadi di ruangan ini. Tak ada siapa-siapa melainkan hanya Almeera saja. Di mana Gus Zayyan?

Almeera dengan pelan beranjak dari sana dan sedikit kesusahan sebab perutnya yang begitu besar membuat nya sedikit kesulitan untuk bergerak. Semakin hari, perutnya ini semakin berat ia rasakan, ya karena perkembangan bayi yang ia kandung itu.

“A'a kemana? ” gumamnya memutar gagang pintu, kemudian berjalan untuk turun ke bawah mencari keberadaan suaminya tersebut.

Langkah demi langkah, ketika sampai di bawah, Almeera sedikit mendelik. Kenapa ruang tamu sangat gelap? Jendela tertutup di tambah lagi lampu di sini mati, apakah Gus Zayyan yang melakukan itu?

Almeera kembali berjalan dan...

“Barakallah Fii Umrik! ” teriak heboh seisi ruang tamu tersebut, bertepatan dengan lampu yang di nyala kan. Terlihat di sana, ada beberapa orang yang berdiri.

Almeera sempat kaget sesaat, setelah melihat pemandangan di hadapan nya sekarang, air matanya itu tiba-tiba saja keluar, sungguh mengharukan.

“Barakallah Fii Umrik, ya Zaujati! ” Gus Zayyan mendekat dengan tangan yang membawa sebuah kue tart, kemudian mengecup kening istrinya itu.

Perempuan itu menatap haru suaminya. “M-makasih A'a. ”

“Sama-sama. Maaf, terlewati sehari ya! ” Gus Zayyan memberikan kue tart tersebut kepada Almeera.

Almeera mengangguk. “Nggak apa-apa A'a. ”

“Selamat ulang tahun, sayang. ” Bunda Halizah mendekat bersama dengan suaminya, kemudian mengecup pipi anak bungsunya itu.

“Makasih Bunda, Ayah! ”

“Semoga sehat selalu, panjang umur, menjadi ibu yang baik untuk anak kamu kelak, dan menjadi istri sholehah kepada suami. Aamiin! ” Dhafi ikut mengecup adik satu-satunya tersebut.

ZayyMeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang