⚠️🔞21++
Di kediaman Utama Pramatya
Acalapati menatap nanar pada sang jelita yang terkulai lemah. Hari ini ia kembali mendatangi gudang beras untuk bertemu Jelita. Pandangannya turun ke bagian bawah tubuh gadis itu dan ia mendapati sedikit darah mengalir dari selangkangannya.
Gadis itu melotot memandang Acalapati dengan penuh kebencian
"Sa-saya.... Uhuk.." Perempuan itu terbatuk dan tampak sulit berbicara. Sudut bibirnya yang kemarin terluka ternyata mengeluarkan darah.
Luka itu didapat karena tamparan Acalapati saat wanita itu berusaha memberontak.
"mem-balas..."
Tak ambil pusing Acalapati lantas kembali hendak menyumpal mulut gadis itu. Entah kekuatan dari mana gadis itu membenturkan kepalanya sekuat tenaga menghantam kepala Acalapati. Keduanya merasa sakit tapi pasti gadis itu lebih kesakitan. Dengan tangan yang masih terikat Gadis itu menjambak rambut Acalapati yang sedang tidak waspada. Sakit sekali hingga rasanya berberapa helainya tercabut dari kulit kepala.
"balas.. ba..lass sampai ma-ti."
HHAHHH
Seperti baru dikejar hantu, Acalapati terbangun dari tidurnya dan mengusap kasar wajahnya. Sekujur tubuhnya mengeluarkan peluh sampai piyama suteranya menjadi basah.
Ternyata hanya mimpi
Ia perlahan berdiri dan menatap jendela besar yang menghubungkan balkon dan kamarnya. Acalapati membuka tirai besarnya memandangi dataran tinggi yang terbentang jauh didepannya. Area itu berjarak beberapa kilometer dari rumah megahnya dimana terdapat lahan perkebunan milik Pramatya yang sangat luas.
Di lahan itu juga berdiri rumah pertama keluarga Pramatya yang sekarang sudah tidak ditinggali namun masih dirawat dengan baik. Sesekali anak cucu Pramatya akan mengunjungi tempat itu karena rumah itu sudah dibangun ulang menyerupai villa atau rumah peristirahatan yang nyaman.
Tidak hanya itu disana juga dulunya dibangun gudang sayur mayur, gudang anggur, gudang susu sebelum diolah menjadi keju dan gudang beras milik Pramatya juga ada disana.
Semua orang mengira Kakek Pati tak ingin pergi kesana karena akan terlalu bersedih jika mengingat kenangan mendiang isterinya di rumah itu. Hanya Acalapati yang tahu sejatinya ia menghindari tempat karena mengingatkannya akan masa lalu yang selalu menghantuinya sampai sekarang.
Saat itu sama seperti sekarang. Kawasan bogor selalu dilanda hujan deras setiap harinya. Lokasi yang jauh dan minim penerangan. Acalapati memerintakan saat itu tidak ada satupun pekerja yang boleh mendekati gudang beras atau masuk kedalamnya. Kunci gudang itu selalu ia bawa bersamanya agar aman.
Seharusnya semua tersusun rapi dan berjalan sesuai rencananya.
•••••••
Di Kediaman sayap kanan Pramatya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
FanfictionNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...