4 tahun kemudian
4 years later
Rosa menghirup aroma kopi didepannya, tampak asap tipis melayang dari gelas yang masih hangat. Coffee shop di seberang kantor Doni memang yang terbaik.
"Sorry, i'm late!" Pria lajang itu tampak melonggarkan kerahnya dan menyambar Americano dingin yang sudah dipesankan oleh Rosa begitu dia duduk.
"Maaf menyita waktu Bapak direktur yang super sibuk ini." Ucap Rosa dengan nada menyesal namun tanpa ekspresi bersalah.
"Stop basa-basi busuknya. Padahal kamu jelas tahu aku gak bisa bilang tidak kalau kamu memintaku datang." Balas Doni setengah cemberut.
Rosa mengetuk-ngetuk meja dengan jemari lentiknya menandakan dia tengah berpikir dan merasa gundah.
"Don.."
"Hum?"
"Apa aku harus balik ke Indonesia sekarang."
"Ahhhh!! " Doni merasa segar setelah menyeruput es kopinya tapi lebih dari itu dia merasa lega. Sangat-sangat lega!
"Awas jangan sampe ditarik lagi omonganmu itu." Tunjuknya pada Rosa.
"Tapi gue masih ragu dan sejujurnya gue masih takut." Bayangan kesakitan Joel yang seolah menolak ingatan mengenai dirinya bukan hanya melukai harga diri Rosa, tapi menghancurkan hatinya jadi berkeping-keping.
"It's been 4 years, Four Fucking Years Rosa!" Doni terlihat sedikit kesal.
"I know."
"Kamu tahu kan periode golden age seorang anak itu mulai dari 0-6 tahun? Artinya hanya tersisa dua tahun lagi untuk Liam untuk menjalani masa emas tumbuh kembang yang sangat menentukan di hidupnya. Dan untuk itu dia perlu support penuh kedua orang tuanya." Ucap Doni serius.
Percakapan seperti ini bukan yang pertama, namun meskipun dibahas puluhan kali tapi selalu mengalami jalan buntu. Rasanya sudah berbuih Doni menasehati Rosa.
"..................."
"Liam sudah mulai bertanya kenapa dia gak punya Daddy. Kamu tahu aku hampir nangis saat dia bilang kenapa Uncle Doni gak bisa jadi Daddy buat aku? Padahal semua anak di Day care punya Daddy."
".................."
"Dia gak pernah bahas itu di depan kamu lagi karena setiap dia bertanya kamu gak mampu jawab, kamu bahkan gak bisa menyembunyikan ekspresi sedih kamu didepan anak sekecil itu."
"Aku bingung harus jawab apa?"
"Contoh aja jawaban Sandra Dewi, bilang Joel lagi wamil atau lagi kerja. Dari awal kamu harusnya berterus terang soal Daddynya. Atau kasih pengertian Daddy lagi sakit jadi dia belum bisa ngumpul bareng-bareng kalian untuk sementara ini."
"....................."
"Liam gak mau bikin Mommy sedih uncle.. Itu yang dia bilang ke aku setiap kali penasaran soal Daddynya dan aku ikut ngerasa bersalah gak bisa menuntaskan rasa penasaran anak itu dengan penjelasan yang benar." Lanjut Doni lagi
Rosa menyugar rambut pirangnya ke belakang.
"Kemarin aku curi denger dia nanya ke Mama Jenna apakah Daddynya udah meninggal?" Rosa mengadu.
"Sementara Daddynya di Indonesia baik-baik saja dan segar bugar. Si Brengsek itu harus tahu kalau dia punya anak umur 4 tahun yang selucu Liam!"
"You right."
"Aku selalu bener tapi kamu gak pernah mau denger!"
"Don, please!"
"Dari awal aku udah gak setuju kamu menyembunyikan ini semua. Anak zaman sekarang itu beda, mereka lebih kritis dan curiositynya lebih besar. Kamu udah kasih waktu 4 tahun buat Joel ingat dengan sendirinya secara alami tapi nyatanya itu tidak berhasil kan? Sekarang kamu yang harus mencoba mendekatkan diri, dia bukan hanya harus ingat dengan Rosaline Eve Pramatya tapi dia juga harus tahu eksistensi William Joe Hadiprana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
FanfictionNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...