39. Salah Paham

3.3K 273 106
                                    

Rosa dan Nathan sama-sama bungkam perihal  pembatalan rencana pernikahan mereka. Om Samudra hanya menghela nafas sementara reaksi Mama Jenna seperti yang diduga : Marah Besar.

Dia menolak berbicara dengan Rosa sampai hari ini. Melalui Om Samudra dia masih memberi kesempatan pada Rosa dan Nathan untuk merenungkan semuanya dan kembali berbaikan. Masalahnya baik Rosa dan Nathan sama-sama belum siap bercerita tentang kondisi mereka yang sama-sama akan segera memiliki anak.

Tentang Rosa yang sedang hamil anak Joel dan Nathan yang menghamili Winnie masih dirahasiakan keduanya.

Tentu saja sebelum mengutarakan semuanya Nathan masih terus mencoba memperbaiki segalanya. Tapi Rosa tetaplah Rosa. Keras kepalanya menurun dari sifat Mamanya. Malam itupun alih-alih mendengar penjelasan Nathan ia malah mengajak berbicara Winnie, tentang berapa bulan usia kandungannya? Apakah ia mengalami mual? Karena Rosa sendiri tidak mengalaminya. Bahkan berpesan untuk selalu rutin cek kandungan dan jangan lupa makan bergizi. Lalu setelahnya ia pergi, ya Nathan diabaikan begitu saja.

Namun kondisi Winnie tidak baik-baik saja. Nathan seperti menjelma bagi orang lain yang asing baginya. Nathan yang selalu memperlakukannya dengan baik dan kerap menjadi sandaran untuknya dalam meminta pertolongan seolah berubah menjadi 180 derajat. Mungkin Winnie masih bisa bertahan dengan sifat dinginnya kemarin-kemarin saat dia tahu bahwa Winnie hamil. Namun sekarang lebih parah.

Malam selepas kepergian Rosa, Nathan berteriak, berlaku kasar serta menjadikan Winnie sebagai sasaran kemarahan dan rasa kesalnya. Winnie menjadi pihak yang disalahkan atas putusnya hubungan Nathan dan Rosa.

"Kamu tahu Aku setengah mabuk, harusnya kamu menolak. Bukan malah menyodorkan diri dan merayuku seperti biasa. Kamu harusnya tahu aku ini laki-laki yang akan menikah." Kesal sekali Nathan. Padahal hanya sekali, dia hanya kelepasan sekali selama berkomitmen serius terhadap Rosa dan sialnya itu langsung ketahuan.

Winnie tak bisa menjawab apapun.

Apakah salah ia menyambut dan menerima hasrat menggebu milik Nathan? Malam itu dia terlihat stres dan frustasi. Winnie pikir dia bisa sedikit menghiburnya. Winnie kira Nathan yang masih sudi menjamah tubuhnya akhirnya bisa membuka hati untuknya. Tapi Nathan bilang itu adalah kesalahan besar. Itu adalah tragedi untuknya dan Winnie lah pihak yang disalahkan.

Bukannya mereka sama-sama salah? Nathan yang merobek lingerienya malam itu, Nathan yang menciumnya lebih dulu, hingga Winnie membukakan celananya dan memberikan service terbaiknya seperti biasa. Nathan yang juga terbuai membuatnya menjatuhkan diri di tempat tidur, melebarkan kaki dan memberi akses pada ayah dari anak yang dikandungnya itu.

Oke Nathan memang mabuk, tapi Winnie yang pernah bekerja di klab malam sering diajari jika seseorang benar-benar teler akibat pengaruh alkohol maka kejantanannya tidak akan sanggup berdiri. Kalau Nathan masih bisa menggaulinya artinya kan dia masih setengah sadar. Kenapa disini hanya Winnie yang bersalah?

Tapi semua unek-uneknya hanya bisa dipendam dalam hati. Ia terlalu takut membantah mengingat ada dua bayi didalam perutnya. Ya dua. Setelah di usg ternyata Winnie mengandung anak kembar dan hal inipun belum sempat ia sampaikan pada Nathan. Karena setelah kejadian marah besar dan menyalahkannya,  Nathan berhenti mengunjunginya. Hanya transferan uang saja yang terus mampir tapi sosok Nathan menghindarinya.

Sementara itu Pada Sore hari ini Rosa mengemasi barang-barangnya. Ia akan kembali ke Apartemen sementara waktu. Tidak enak berada di satu atap dengan Mama Jenna tapi seperti diabaikan. Sudah beberapa hari Mama Jenna tak mau berbicara dengannya. Tidak mau melihatnya dan menghindarinya.

Namun baru saja hendak keluar kamar, ia dikejutkan dengan kedatangan Mama Jenna yang terlihat tidak baik-baik saja. Matanya memerah, menyiratkan emosi yang luar biasa.

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang