48. Relakan semuanya

1K 171 23
                                    

"Mau kemana selanjutnya?" Tawar Ray

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Mau kemana selanjutnya?" Tawar Ray

"Ingat toko es krim dulu?" Tanya Jenna dan Ray mengangguk

"Kita kesana sekarang." Ucapnya sambil menarik tangan Jenna.

Dulu ada kalanya Ray dan Surya mengajak Jelita pergi ke Jakarta untuk melihat ibu kota. Dan ada suatu waktu Ray memohon pada Surya untuk diam dirumah karena ingin mengajak Jelita jalan berdua alias berkencan. Dan salah satu tempat yang Ray pilih adalah toko es krim di daerah Gambir. Sungguh lega mengetahui toko es krim itu masih buka sampai sekarang.

"Dua banana split." Ucap Ray yang masih hafal betul kesukaan Jelita alias Jenna.

Jenna menghabiskan es krim dihadapannya dengan perlahan. Seharian ini ia tidak melakukan pekerjaan apapun dan memilih menghabiskan waktu bersama Ray. Ray mengikuti semua keinginan Jenna, dari pagi ia sudah menjemputnya dan mereka memilih sarapan bubur ayam di daerah Cikini, lanjut sarapan Jenna meminta untuk diantar berbelanja ke butik-butik khusus langganan Jenna. Ray bahkan membantu membawakan belanjaan Jenna yang menumpuk dan memasukkannya dalam bagasi mobil G wagon hitam miliknya. Mereka lanjut menuju ke arah pantai buatan di Jakarta Utara mencari restoran yang cocok untuk santap siang bersama. Menghabiskan waktu melihat sunset dan makan malam romantis di hotel bintang lima. Sampai pada akhirnya sebelum berpisah Jenna tiba-tiba ingat es krim kesukaannnya saat masih menjadi Jelita.

Selesai menghabiskan waktu di toko es krim, Jenna memutuskan untuk diantar Ray ke suatu tempat. Di mobil Ray memakaikan Jenna sabuk pengaman, wajah mereka begitu dekat, mungkin hanya beberapa inci lagi bagi kedua bibir mereka bertemu, tapi Ray hanya melayangkan senyum dan alih-alih mencium bibir Jenna ia mengelus puncak kepala Jenna seperti anak kecil. Jenna tak mengucapkan sepatah katapun atas perlakuan Ray.

Ray tampak menghidupkan kendaraannya, namun belum berniat melajukan kendaraannya.

"Aku"

"Aku."

Ucap keduanya hampir bersamaan.

"Lady first." Ucap Ray.

"Kali ini kamu boleh bicara lebih dulu." Sahut Jenna.

"Aku tidak menyesal mengetahui kita punya anak bersama. Aku merasa bersyukur atas kehadiran Rosa dan tidak butuh waktu lama untuk mencintai seorang anak perempuan seperti dia. Dia cantik, cerdas dan meski keras kepala tapi hatinya teguh dan lurus. Aku tau pasti tak mudah tapi kamu membesarkan dia dengan baik." Ray merasa bangga pada Jelita yang dulu begitu lemah dan polos namun lihatlah dia sekarang.

"........................"

"Aku menyesal tidak ambil bagian dalam 20 puluh tahun lebih kehidupannya di dunia. Tapi aku tidak pernah menyalahkanmu sedikitpun. Kamu tahu aku menyesal tidak bisa melindungimu sungguh-

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang