"Aku tidak mengizinkanmu menginap disini." Ketus Joel setelah Rosa menyampaikan permintaannya.
"Saya tidak peduli dan tidak butuh izin. Anda sendiri yang berjanji memberi libur satu hari dan saya bebas melakukan apapun." Rosa tak mau kalah.
Wajah Joel merah padam. Kenapa sekretarisnya ini begitu pembangkang.
"Baiklah aku juga akan menginap disini mulai malam ini. Nathan aku pinjam orang-orangmu untuk mengemasi barang-barang kami yang masih ada di Hotel Golden." Ucap Joel tegas.
"Kamarmu ada disebelah, bukan disini." Nathan mengingatkan dengan sebal. Joel benar-benar merusak moment berduaan dengan Rosa.
"I know. Aku cuma menunggu sampai koper kami datang. Kami butuh baju ganti." Jawab Joel.
"Aku juga bakal nunggu disini. Kamu ga keberatan kan Rosa?" Tanya Nathan.
"Aku yang keberatan, pesta belum selesai. Ayahmu pasti repot nyariin kamu. Sebentar lagi acara gunting pita." Joel menjawab menggantikan Rosa.
"Aku ga mau kesana, celanaku sudah basah. Ayah bisa handle semuanya sendirian. Dia tau anaknya lagi berusaha mengejar masa depannya." tantang Nathan yang langsung dihadiahi delikan tajam dari Joel.
Rosa yang tak mau pusing lantas mendaratkan bokongnya diatas sofa meja rias. Heels yang tadi digunakan sudah berganti dengan sandal rumahan yang disediakan samudra resort. Rosa mengeluarkan kapas dan micellar water dari tangannya ia membersihkan make upnya dengan perlahan menghadap pada cermin besar didepannya.
Nathan dan Joel sama-sama memperhatikan tingkahnya yang terlampau cuek dengan keadaan. Dua pria tampan itu ia acuhkan dan malah sibuk sendiri. Namun keduanya justru mengagumi wajah polos Rosa tanpa sapuan make up. Begitu segar dan sehat sangat bercahaya karena pandainya gadis itu merawat diri.
Kadang Joel sempat berpikir Rosa adalah salah satu kaum ningrat sama sepertinya. Gerak-geriknya begitu anggun. Ia menguasai table manner dengan baik. Ia pintar berkuda dan memanah. Rosa juga jago berenang, bermain tennis dan golf. Tingkah laku Rosa sama sekali tidak mencerminkan prilaku rakyat jelata. Auranya terkadang terlihat lebih berkelas dibanding gadis konglomerat manapun.
Ia teringat perkataan Nathan bahwa Rosa bersekolah di SD dan SMP yang sama dengan mereka dulu. Ia adik tingkat jauh dibawah mereka dulu. Sekolah mereka adalah sekolah terbaik di negara ini dengan bayaran yang sama sekali tidak murah. Apakah ayah Nathan yang membiayai Rosa? Mengingat ayah Nathan mengejar Ibunya Rosa sedari dulu.
Namun saat bersekolah di SMA yang sama dengan mereka. Rosa tiba-tiba pindah saat naik ke kelas 12 . Desas-desus yang beredar Rosa dibully karena tidak punya ayah dan dianggap tidak pantas menempuh pendidikan yang sama dengan anak dari kelas atas seperti teman-temannya yang lain karena tak jelas asal-usulnya.
Rosa tidak pernah menceritakan terlalu dalam tentang keluarganya dan Joel mencoba menghargai hal tersebut sebagai ranah privasinya. Namun tidak dipungkiri Joel sangat penasaran terhadap kehidupan sekretarisnya ini.
••••••
Baru saja akan terlelap Rosa terbangun karena ada yang mengetuk pintu kamarnya. Saat membuka pintu Joel sudah berdiri dengan piyama tidurnya. Benar-benar mengganggu ini sudah jam 12 malam lebih.
"Minumlah obat ini?" Ucap Joel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Obat apalagi ini?"
"Obat supaya kamu tidak hamil."
"............."
"Semalam aku mengeluarkannya berkali-kali tanpa pengaman. Em.. maksudku kamu tidak akan mau hamil anakku kan? Aku jelas tidak bisa menikahimu karena sudah punya calon pengantin." Joel menyadari kecerobohannya malam itu. Seumur hidupnya baru kali ini ia melakukan seks tanpa pengaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
FanfictionNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...