WARNING!!!⚠️⚠️
Tulisan memuat konten sensitif, konten khusus dewasa, kekerasan, kata-kata kasar dll
Hanya cerita fiksi Tidak untuk ditiru!!Disisi lain Jenna menyusuri wilayah demi wilayah. Orang kepercayaannya mengambil alih kemudi di mobil Ray, sementara Ray duduk disamping. Jenna dan Djatmiko sendiri duduk di baris kedua mobil sedan hitam tersebut.
"Feelingku gak enak. Tempat ini mengingatkan aku dengan kejadian buruk di masa lalu." Jenna berbisik kepada Djatmiko namun Ray masih bisa mendengar meski samar.
"Atau kamu mau menunggu ditempat yang lebih aman? Biar kami yang lanjut melakukan pencarian" Tawar Djatmiko. Namun Jenna menggeleng.
"Yang hilang itu anakku. Anakku satu-satunya. Kalau sesuatu yang buruk benar-benar terjadi, apa gunanya aku hidup selama ini." Sesal Jenna.
Balas dendam apapun itu semua bagai debu tersapu angin. Semua jadi sia-sia tak berarti jika tidak ada Rosa dalam kehidupannya. Seharusnya sejak awal Jenna lebih memperhatikan Rosa dan memilih hidup bahagia bersama dibanding membangun kekuatan untuk membalas Pramatya.
"Tapi kalau trauma kamu kumat, kamu bisa pingsan." Ucap Djatmiko.
"Atau Nyonya bisa menunggu disini?" Boy orang kepercayaan sekaligus supir menawarkan diri saat mereka tiba dikawasan pabrik yang sangat luas. Mobil berhenti di areal lapangan.
"Satu orang ikut saya bergerak menyisir area karena ini lokasi terakhir yang belum diperiksa. Satu orang menjaga Nyonya Jenna disini." Lanjut Boy.
Mendengarnya Ray segera turun Dengan niat untuk menemani boy menyusuri area tersebut namun pergerakannya ditahan oleh DJatmiko.
"Biar aku yang pergi dengan Boy, kamu dan Jenna tunggu di sini." Ucap pria itu.
Jenna membulatkan mata dan menarik lengan Djatmiko sebagai bentuk protes namun Djatmiko punya alasan atas tindakannya.
"Kalian perlu bicara." Ucapnya.
"Tidak ada yang per-
Protes Jenna langsung dipotong oleh Djatmiko. "Sampai kapan menghindar kenyataan, kamu tidak bisa menyembunyikan kebenaran selamanya. Ray berhak tahu semuanya. Kita semua tahu, Ray tidak akan menyakitimu." Djatmiko memilih berbesar hati.
"............................"
"Sudah saatnya kalian menyelesaikan apa yang mengganjal di masa lalu." Djatmiko menepuk bahu Ray dan bergegas pergi menyusul Boy.
Ray membuka pintu belakang dan memilih duduk disamping Jenna pada baris kedua mobil.
Cuaca mulai mendung. Sama seperti batin keduanya yang seolah tertimpa awan berat.
"Selama ini.... Ray meneguk ludahnya kasar. Selama ini kamu ada dimana? Apa yang terjadi dan kenapa kamu menghilang? Tidak ada kabar ataupun pesan." Ada banyak pertanyaan tapi Ray bahkan tak bisa mengingat apa yang hendak ia sampaikan.
"Aku yakin kamu akan menyesal telah bertanya." Jelita menoleh kesamping sulit sekali baginya untuk bertemu pandang pada Ray.
"Sampaikanlah kebenaran meskipun itu pahit."
"Bukan hanya pahit. Cerita ini mengandung duri dan racun. Setelah ini Mas Ray mungkin akan menghadapi dilema dan merasa terhantam badai besar.
Mas Ray. Panggilan yang dulu sangat ia rindukan. Senyum akan otomatis mengembang diwajahnya kala suara merdu dan lugu milik jelita mengalun didekatnya.
"Semuanya dimulai saat kita semua masih tinggal bersama. Saat Nyonya Sakit, saat saya bantu merawat nyonya, saat Mas Ray bersiap untuk belajar di luar negeri saat kita masih—-
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
FanfictionNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...