11. Ancaman

3.4K 288 66
                                    

Flashback 21 tahun yang lalu

Jelita sangat menyayangi Nyonya Pramatya karena sewaktu beliau masih sehat nyonya pramatya begitu baik terhadapnya.  Nyonya Pramatya dan Jelita sama-sama berasal dari tanah Jawa makanya saat dia bertemu pertama kali dengan Jelita yang terlunta-lunta di pasar tradisional yang becek. Nyonya langsung membawa Gadis itu pulang ke rumahnya dan memberinya pekerjaan dan tempat tinggal.

Bertahun-tahun di bawa oleh suaminya Tuan Acalapati untuk merantau ke tanah Pasundan, ketika melihat Jelita yang sama-sama berasal dari tanah Jawa. Nyonya sangat bahagia sekaligus prihatin, ia selalu ingat pada kampung halaman yang dirindukannya.

Saat Nyonya Pramatya pertama kali  bertemu, Jelita kecil sedang diganggu dan diusir oleh para preman pasar karena menumpang tidur disalah satu kios kosong disana. Orang tuanya baru saja meninggal dan dia hidup sebatang Kara tak punya keluarga. Ayahnya buruh dan ibunya tidak bekerja, saat keduanya meninggal Jelita diusir dari rumah sewa yang ditempati oleh kedua orang tuanya karena itulah ia seperti menjadi gelandangan di pasar. Jelita bertahan hidup dengan makanan sisa dan bahkan basi. Terkadang jika ia beruntung dikasihani pleh orang baik, ia akan mendapat uang receh untuk membeli makanan. Namun seringkali ia tertidur dan menangis dalam kondisi kelaparan.

Di rumah besar Pramatya ini Jelita  mendapatkan perlindungan, makanan selimut dan tempat yang hangat karena semua keluarga Pramatya  memperlakukannya dengan baik begitu pula para pekerja yang ada di rumah itu bahkan termasuk anak-anak keluarga Pramatya yang tidak malu untuk bermain bersamanya.  Jelita hidup bahagia sampai ia beranjak remaja.

Hari ini kediaman keluarga Pramatya kedatangan tamu penting. Tuan Wiryawan Hadiprana yang merupakan sahabat Tuan Acalapati akan datang berkunjung, beliau mengajak serta isteri, anak, cucu dan menantunya. Jadi rumah besar Pramatya sibuk untuk menjamu mereka. Berbagai hidangan tradisional disiapkan dan ada juga masakan chinese karena konon Nyonya Hadiprana isteri dari Tuan Wiryawan adalah wanita berdarah tionghoa. Anak tuan Wiryaman lebih tua 10 tahun dari Ray Ignacius Pramatya.

Jika Ray baru tamat SMA dan akan melanjutkan kuliah di Luar Negeri, Berbeda dengan anak Wiryawan bernama Raphael Hadiprana yang sudah bekerja dan menikah dengan anak politikus bernama Gianna. Anak mereka Joel baru berusia 5 tahun merupakan cucu lelaki satu-satunya di keluarga Hadiprana.

Tuan Pati dan Tuan Wirya seringkali bercanda dan menyesal karena tidak bisa menjadi besan karena ternyata semua anak mereka adalah laki-laki. Begitulah kedua keluarga sangat dekat  bukan hanya saling menyokong bisnis masing-masing tapi juga ikatan mereka bagai saudara. Seperti hari ini keluarga Hadiprana datang jauh dari Amerika langsung ingin menjenguk Nyonya Pramatya yang sedang sakit.

Jelita tak sengaja berpapasan dengan Nyonya Hadiprana yang meggandeng cucu lelakinya. Bocah kecil dengan poni lucu itu sangat tampan dan mempunyai lesung di kedua pipinya.

"Anak cantik. Siapa nama you?" Ucap Nyonya Hadiprana dengan logat campuran yang khas.

"Saya Nyah??"

"Iya nama You." Tanya Nyonya.

"Nama saya Jelita."

Nyonya Hadiprana menatap lekat Jelita.

"Ada pepatah China yang mengatakan Berhati-hati di saat awal, bertindak dengan waspada, merupakan kunci menuju keberhasilan. Semoga Tuhanmu selalu melindungi."

Kemudian Nyonya itu berlalu pergi, Joel kecil menoleh ke belakang menatap kepergian kakak yang bernama Jelita itu dengan rasa ingin tahu.

Usai pertemuan tak terduga itu, Jelita segera ke tempat tujuannya. Ia membuka pintu dan masuk ke kamar Nyonya Pramatya. Sejak dinyatakan sakit dan lumpuh karena stroke yang dideritanya Nyonya bagaikan mati meski hidup. Pengobatannya tidak mengalami kemajuan setelah dirawat di rumah sakit cukup lama. Akhirnya keluarga memutuskan Nyonya Pramatya dipindahkan untuk dirawat di rumah utama. Sesekali dokter dan perawat akan memeriksa keadaannya. 

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang