Tak peduli seberapa panjang kalimat yang dilontarkan Mama Jenna untuk menyuruhnya diam dan tetap tenang dirumah namun Rosa tetaplah Rosa yang keras kepala.
Dengan dibantu oleh beberapa pelayan untuk membersihkan diri. Ia mengabaikan semua perkataan Jenna dan pergi menuju ke rumah sakit.
Sebenarnya ini adalah situasi aneh yang membuat Rosa merasa terjebak di antara Nayaka dan Jenna. Saat ini mereka dalam satu mobil yang sama menuju rumah sakit. Mau tidak mau Rosa dan Jenna menerima tawaran Nayaka karena memang mereka punya tujuan yang sama. Perjalanan panjang akibat macet tak mengubah keadaan, masih sama tak ubahnya seperti film bisu.
Rosa memegangi dadanya dengan telapak tangannya seperti ingin menyalurkan kehangatan dan rasa tenang. Dia mengembuskan nafas berulang kali untuk meyakinkan diri bahwa memang inilah moment yang dia tunggu. Dia tak bisa menyembunyikan rona bahagia dan perasaan berdebar saat berjalan melalui koridor rumah sakit sampai ke dalam ruangan VVIP tempat di mana Joel dirawat. Apakah Joel merindukannya sebanyak ia merindukan Joel??
Rosa yang kelewat excited tak menyadari tatapan aneh dan canggung dari orang-orang diruangan itu. Ada Tuan Wiryawan Kakeknya Joel dan kedua orang tua Joel tentunya. Papinya Joel memegang bahunya dan menginstruksikan Mama Gianna untuk membiarkan Rosa mendekat kearah putera mereka.
Joel masih berbaring lemah, raut mukanya masih sedikit tampak pucat dan bentuk wajahnya lebih tirus dari biasanya. Tapi saat berbincang dengan Mama Gianna sesaat tadi senyumnya mulai muncul meski samar, menyebabkan lesung pipinya sedikit terlihat.
"Dia sempat tidur dan bangun lagi." Ucapan Mami Gianna menyadarkan Rosa kalau dirinya sudah terlambat lebih dari 3 jam karena harus bersiap-siap dan terhambat lalu lintas padat.
"Hai.. Joel." Sapa Rosa sedikit gugup. "Apa masih kerasa sakitnya?" Lanjut Rosa sambil berusaha menyentuh dahi Joel yang terbungkus perban. Namun dengan gerakan lambat, entah kenapa refleks Joel seperti menolak.
"Umm.. aku cuma mau-
"Aku baik, kadang kepalanya masih sakit dan pusing." Jawab Joel
"Syuk-
"Tapi siapa kamu?" Mata Joel memicing mengamati Rosa lekat-lekat.
"Aku?" Rosa menunjuk wajahnya sendiri.
Joel penasaran menunggu jawaban namun wanita di depannya masih terdiam.
"Mom apa dia kenalan Mom and Dad?" Tanya Joel tak sabar.
"...................."
Raphael mengusap wajahnya kasar dan mengadahkan kepalanya. Sementara Mami Gianna memegang erat tangan suaminya untuk mengingatkan agar bersikap tenang. Saat pertama kali sadar Gianna telah menceritakan sekilas bahwa Rosa juga akan datang tapi puteranya seolah acuh dan tak menganggapi dan justru bertanya siapa Rosa. Sekarang kedatangan perempuan itu pun tidak membantu banyak, Joel tidak bisa mengenalinya.
"Joel ini Rosa. Apa kamu lupa?" Mami Gianna menyahut.
"Maaf tapi aku ga ingat sama sekali. Apa dulu kita pernah ketemu? Mungkin sewaktu masih kecil? Atau saat aku sekolah di Amerika?" Tanyanya lagi.
Rosa menyatukan tangan dan meremas jemarinya sendiri. Berharap apa yang ada dalam pikirannya ini salah.
"Aku Rosaline Eve." Ucap Rosa mencoba kembali untuk menguatkan hati.
"Kita pertama kali bertemu di Petro Hp Energy. Aku melamar di bagian Administrasi." Rosa memperkenalkan dirinya dengan tenang.
"Rosa? Rosaline Eve?" Joel mengerenyitkan kening tampak berpikir.
"Kemudian kamu menempatkan aku di posisi sekretaris..." Rosa menjeda ucapan untuk mengamati ekspresi Joel yang tampak masih mencoba berpikir keras sambil memijit pelipisnya berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
FanfictionNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...