22. Seperti yang seharusnya

2.6K 311 123
                                    

Rosa mendatangi club malam terkenal, tempat yang disebutkan Max saat mereka membuat janji temu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rosa mendatangi club malam terkenal, tempat yang disebutkan Max saat mereka membuat janji temu. Untuk berjaga-jaga ia juga mengirim lokasinya kepada Nathan agar sahabatnya itu segera menyusulnya kesana. Ia sengaja tidak memberitahu Joel setelah memikirkan kemungkinan bahwa pria keras kepala itu pasti tidak suka dengan  rencananya. Tapi bagaimanapun Rosa harus tahu kenapa dokumen penting perusahaan bisa terkirim menggunakan akunnya dan apa motif mereka menjebak Rosa.

Rosa membuka pintu ruangan dan tak mendapati siapapun ada disana. Tapi ia mencoba tetap tenang, duduk diatas sofa dan menunggu. Ia memainkan ponselnya untuk mengatasi rasa bosan. Tidak ada alkohol yang ia sentuh untuk menjaga dirinya tetap sadar. Cukup lama ia menunggu sampai ia terkejut karena pintu ruangan VVIP tiba-tiba dibuka oleh 2 orang pria yang tidak rosa kenal dan tepat saat itu satu pesan singkat diterimanya dari Max yang mengatakan bahwa ia tidak bisa datang karena mendadak ada kesibukan.

"Kalian salah ruangan." Ucap Rosa masih mencoba tenang.

"Gadis cantik sendirian disini. Mau ditemani?" Tanya salah satu dari mereka. Rosa tak suka tatapan matanya yang seolah ingin menelanjangi Rosa.

Tanpa berbasa-basi Rosa berdiri hendak pergi dari ruangan itu.

"Jangan pergi ayo senang-senang, Kita udah ngawasin lo sejak datang tadi dan ternyata bener lo sendirian kan? Kami gak keberatan jadi teman kencan buat lo malam ini."

Salah satu lelaki memeluknya dengan cepat dan menjatuhkan tubuh Rosa ke atas sofa. Laki-laki itu membuka paha Rosa dan menggerayangi tubuh bagian atasnya. Rosa sibuk melawan hingga tak ia sadari lelaki satunya sedang menyuntikkan sesuatu disela paha mulus milik Rosa. Jarum yang digunakan sangat kecil dan halus hingga Rosa tak merasakan apapun apalagi konsentrasi terganggu karena berusaha mempertahankan diri. Semua dilakukan dengan begitu cepat dan alat suntik itu juga langsung disembunyikan dan dibuang ke celah lipatan sofa.m begitu tersembunyi hingga hampir mustahil ditemukan.

Rosa masih melawan dengan semua tenaga yang sudah tersisa. Ia memukuli belakang kepala pria itu menggunakan tas tangan miliknya dan mencova berteriak. Rosa tak tahu kalau ruangan ini kedap suara.

Cukup lama dan sedikit kerepotan kedua pria itu akhirnya berhasil mengunci seluruh pergerkan rosa sampai tak bisa melawan. Salah satu pria berhasil menciumi dada rosa, meremas salah satu payudaranya yang membuat Rosa terhenyak dan berhenti melawan. Pria yang mengukungnya tertawa dan menunjukkan deretan gigi yang rapi di wajah tampannya. Ia kembali menggerayangi tubuh Rosa dan anehnya Rosa suka.

Pria itu melepas kemeja biru gelapnya dan menampakkan otot-otot perutnya yang mengkilap dan terlihat kuat. Tak jauh berbeda rekannya tadi juga sudah bertelanjang dada melepas polo shirtnya memperlihatkan tubuh yang tidak kalah atletis.

"Kami ahli menyenangkan perempuan kesepian." bisiknya seduktif.

Rosa masih diam meneguk ludahnya dan terbuai. Pria itu mendudukkan Rosa sehingga posisi Rosa sekarang berada ditengah-tengah diantara kedua pria tampan yang sudah tak berpakaian. Bahkan salah satunya sudah melepaskan celana hingga menyisakan boxer yang mencetak kemaluannya yang mengeras. Rosa dapat menerka ukurannya cukup besar dari balik celana itu, membuatnya merasa gerah dan gairahnya meninggi.

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang