5. Keturunan Pramatya

3.8K 405 96
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Bangunan utama Rumah keluarga Pramatya tampak Barang-barang pecah belah tergeletak hancur berantakan di salah satu living roomnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di Bangunan utama Rumah keluarga Pramatya tampak Barang-barang pecah belah tergeletak hancur berantakan di salah satu living roomnya. mulai dari guci-guci mahal sampai pajangan kristal. Semua dipecahkan oleh seorang perempuan muda yang memegang tongkat bisbol.

Wony adalah pelakunya. Beberapa pelayan mencoba untuk menenangkannya namun gagal. Malah sekarang tak ada yang berani mendekatinya karena salah satu pelayan wanita muda di rumah itu terkena hantaman tongkat bisbol yang wony ambil dari kamar Nayaka. Kasian nasib pelayan yang harus mengalami memar di punggung akibat tak sengaja terkena amukan Wony.

"Berapa lama lagi tuan kedua dan isterinya sampai?" Tanya Ibu Maya.

Ibu Maya adalah kepala pelayan wanita di rumah ini. Sementara kepala pelayan pria yang bernama Bapak Adam sudah dari tadi mencoba mencari bantuan dengan menghubungi dokter keluarga pramatya. Ibu Maya bukan hanya menghubungi Tuan kedua yaitu ayah Wony. Tapi juga menghubungi Kakek Pati selaku kepala keluarga dan Tuan pertama yaitu Paman Wony sekeluarga. Namun butuh waktu lama bagi mereka untuk tiba kemari.

Nayaka adalah yang pertama kali sampai. Generasi lelaki termuda di keluarga Pramatya itu dengan berani mendekati Wony. Tidak mudah karena Wony berusaha memukul Naya sehingga tamparan di pipi Naya tidak terelakkan. Tapi usaha Naya tidak sia-sia. Ia berhasil merebut tongkat bisbol yang memang miliknya dan melemparkannya jauh-jauh. Ia memegangi kedua tangan Wony.

"Bantu aku memegangi kedua kaki Wony!!" Perintahnya.

Dan bergegas dua orang pelayan wanita membantu Naya.

"Kemana semua pelayan laki-laki??" Tanya Naya yang mulai kerepotan karena Wony masih memberontak sekuat tenaga.

"Semua sedang mengawasi pembangunan paviliun di kawasan utara." Jawab Ibu Maya.

"Seharusnya sisakan beberapa orang disini." Naya mendengus kesal.

"Wony tenanglah. Ingat kesehatan kamu." Bujuk Naya kepada perempuan muda itu.

Mata Wony terbelalak saat melihat ayah dan ibunya masuk kedalam ruangan tersebut disusul oleh kakek Pati. Tanpa aba-aba Wony menendang pelayan yang memegang kakinya. Naya yang tidak siap pun akhirnya tidak bisa menahan Wony. Gadis itu maju hendak menyerang Ibunya sendiri. Baru saja ia hendak mendorong perut Ibunya yang membuncit namun Ayahnya lebih dulu menangkap tubuhnya.

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang