6th chapter

1.1K 130 0
                                    


" Mari berpisah"

Dua kata, namun benar-benar membuat Mark terkesiap. Mika saat ini tengah tertidur dibangku belakang mobil yang mereka tumpangi.

" Mengapa???" Tanya Mark.

" Anda tak bahagia bersama dengan saya, sayapun demikian......."  Ucap Hany tanpa menatap Mark dan hanya menatap jalanan dihadapannya.

" Pikirkan tentang Mika!!" Ucap Mark datar.

" Justru karena saya memikirkan tentang Mika , saya tidak ingin Mika tumbuh dalam lingkungan yang tidak sehat!" Ucap Hany.

" Tidak sehat??????" Tanya Mark bingung.

" Yaa !!! Tidak sehat, dengan kita sebagai orang tua yang tidak bisa memberikan apa yang seharusnya ia dapatkan, misalnya keluarga yang harmonis, dengan kasih sayang di setiap harinya!!" Ucap Hany.

" Kita bisa mencobanya!" Ucap Mark.

" Mencoba apa???"  Tanya Hany sambil tersenyum sendu.

" Mencoba memberikan yang Mika butuhkan!" Balas Mark.

" Bukankah sudah cukup terlambat??? Anda tak bisa memberikan nama pada anak anda sendiri, bahkan nama pun saya yang memberikannya, anda tak bisa mengulang saat ia menangis pertama kali saat ia terlahir, anda bahkan tak ada di sisi saya, bukan untuk saya, melainkan untuk anak kandung anda sendiri, saya dinyatakan koma selama 2 bulan karena pendarahan juga anda tak datang untuk menjenguknya, bukan saya yang ingin dijenguk, setidaknya jika tidak peduli terhadap saya pedulilah pada Mika, bayangkan anak sekecil itu tinggal dirumah sakit selama 2 bulan lebih karena ibunya koma, sedangkan ia masih memiliki keluarga yang lengkap dari ayah kandungnya, !" Mungkin Hany memang perlu meluapkan apa yang ia tahan selama ini, perlakuan keluarga Mark padanya benar-benar sulit untuk ia lupakan. Bayangan ketika ia kesakitan karena pendarahan yang hanya dilirik sekilas oleh kedua orang tua Mark, bayangan ketika sang ayah harus bersujud untuk meminjam mobil yang akan ia gunakan untuk menuju rumah sakit, membuat Hany meneteskan air matanya.

Sedangkan Mark, tak pernah tahu menahu akan perlakuan keji orang tuanya karena selama Hany mengandung Mark justru dipindah tugaskan ke kota lain. Mark hanya selalu menerima kabar bahwa Hany dan bayinya dalam keadaan sehat dari orang tuanya.

" Ayah saya bahkan tidak bisa membawanya pulang karena belum mampu melunasi biaya persalinan saya, saat saya sadar yang saya lihat pertama kali adalah tubuh kurus dengan mata berkantung milik ayah saya yang sedang menimang bayi berumur 2 bulan dengan dot dimulut mungilnya, apa anda tau saat saya menelepon kedua orang tua anda  apa yang saya dapatkan???" Tanya Hany dengan tetesan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Mark merasakan dadanya sesak saat mendengar cerita Hany, orang tuanya tak pernah menceritakan apapun kepadanya. Mark memilih untuk menepikan mobil yang ia kendarai.

" Orang tua anda mengatakan bahwa saya koma bukan tanggung jawab keluarga anda, yang jadi tanggung jawab keluarga anda hanya Mika, jadi mereka hanya memberikan uang untuk biaya operasi Mika, untuk biaya perawatan selama saya koma, mereka memilih untuk angkat tangan, beruntung saya memiliki teman yang mau membantu saya......." Ucap Hany , tatapannya menerawang jauh ketika ia dimaki karena ia koma, padahal bukan keinginan dirinya , Hany juga mengingat ketika ia terpaksa untuk pertama kalinya setelah menikah menghubungi Jeno dan meminta pertolongan dari lelaki yang ia kecewakan itu.

Ya.... Semenjak ia menikah dengan Mark, Hany memutuskan untuk tidak menghubungi Jeno, namun saat ia tak punya pilihan lain, hanya Jeno yang terlintas dalam ingatannya.

Mark meremas setir itu kuat-kuat, bukankah ibunya juga seorang wanita, mengapa ibunya berlaku sangat kejam kepada istrinya??? Ohhh Tuhan... Jika Mark tahu keadaan Hany sebenarnya pasti tak akan seperti ini kisah mereka. 

Mark hanya diam, luka yang ditorehkan oleh kedua orang tuanya itu mampu membuatnya bungkam, ia harus apa sekarang??? Mark benar-benar kecewa pada orang tuanya terlebih ia juga kecewa dengan dirinya sendiri. Bahkan sampai orang tuanya meninggal dunia , rasa sakit yang Hany rasakan masih tersisa, kedua orang tuanya juga belum sempat meminta maaf kepada Hany atas perbuatan kejamnya.

" Apakah anda bisa mengulang waktu saat Mika mulai belajar merangkak, mulai belajar berdiri, mulai belajar berjalan hingga akhirnya ia berlari???? Apakah anda bisa mengulang saat Mika mengucapkan kata pertamanya??? Apakah anda bisa mengulang saat Mika mulai belajar berbicara ??? Anda tak akan pernah bisa memutar waktu bukan???" Ucap Hany.

" Saya tidak mengerti jika kamu mengalami hal yang sulit itu!" Sanggah Mark.

" Apakah anda bertanya???" Tanya Hany sendu.

" Ayo buat Mika bahagia bersama!" Ajak Mark.

" Dengan apa??? Bersandiwara  didepan Mika seolah semua baik-baik saja, atau anda ingin bersandiwara menjadi ayah yang baik??" Tanya Hany sambil terkekeh kecil, namun jika kalian menyadari, ada luka yang sangat besar disorot matanya.

" Kita bisa memulai semuanya dari awal Hany!!" Ucap Mark .

" Dari awal??? Berarti dari waktu anda melecehkan saya ??? Seperti itu???" Hany tertawa sumbang.

" Bukan... Bukan seperti itu...."

" Saya tetap pada pendirian saya, mari bercerai, anda bisa mengunjungi Mika kapanpun, saya berjanji tidak akan menghalanginya, hanya biarkan saya dan Mika keluar dari rumah itu, rumah mewah yang seperti neraka bagi saya...... Saya tidak akan menuntut apapun dari anda, saya tidak akan menuntut harta sedikitpun, saya tidak akan menuntut Anda memberikan nafkah untuk Mika, saya mampu memberikan Mika makanan yang layak walaupun tanpa uang anda!!" Ucapnya.

" Tolong jangan seperti ini...... Saya baru akan memulainya, jangan justru lari meninggalkan saya, ajari saya menjadi lebih baik!" Pinta Mark.

" Tapi saya sudah lelah, mengapa anda justru baru memulainya saat saya sudah terlalu lelah untuk melanjutkannya, maaf tapi jawaban saya tetap sama, tidak!!" Ucap Hany.

Jika sudah seperti ini Mark harus bagaimana???? Apakah harus berhenti??? Padahal dirinya baru akan memulainya, Mark benar-benar mengutuk tindakan kedua orang tuanya, harusnya dulu ia memilih untuk keluar dari rumah besar itu dan membina rumah tangganya tanpa campur tangan keduanya.

" Jika kamu ingin berhenti maka biarkan saya yang mengejarnya, sampai saya berada ditempat yang sama dengan kamu, maka saya akan menuntun kamu agar mampu berjalan bersama saya kembali, jika kamu bahkan sudah tidak sanggup untuk berdiri, maka biarkan saya yang akan menjadi kakimu, tapi untuk melepaskan kamu dan Mika dari hidup saya, bahkan sampai saya matipun tak akan saya lakukan." Ucap Mark tegas.

Hany tak tahu harus berkata apa lagi , ia hanya diam, membuat Mark langsung menyalakan mesin mobilnya kembali dan pulang kerumah mereka. Yaa rumah mereka karena Mark akan berusaha untuk mempertahankan apa yang ia miliki.

Mark dan Hany sama-sama butuh menenangkan diri, Hany membutuhkan waktu untuk berdamai dengan lukanya dan Mark pun butuh menenangkan diri untuk meredam kemarahannya kepada mendiang orang tuanya.

TBC.

Jujur aja gw gak bisa bikin konflik kaya author lainnya, gw bikin tulisan asli dari pemikiran gw sendiri, bukan dari nyontek karya orang lain, makannya gw selalu butuh waktu yang lebih buat bikin cerita karena gw takut tiba-tiba ada cerita yang mirip sama cerita gw, gw selalu mikirin gimana caranya biar cerita gw gak sama sama cerita author lainnya. Maaf kalau cerita gw suka kurang memuaskan... Sekian and bye .......

Cheers 🌕⭐❤️

You and I ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang