9th chapter.

1.1K 116 9
                                    

Pagi ini Mika sangat rewel, badannya ternyata demam, dari tadi Mika berada dalam gendongan Hany, walaupun menggendong Mika, namun Hany tetap melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, ia tetap beres-beres dan juga memasak.

Mark turun, ia langkahkan kakinya munuju dapur, saat didapur ia melihat Hany yang sedang kerepotan menggendong Mika sambil memasak.

" Ayo Hany jangan mengeluh, kamu tidak punya sandaran!" Gumam Hany lirih tapi masih terdengar oleh Mark.

Mark tersenyum getir mendengarnya, baru dia ingat, Hany yatim piatu sama sepertinya, jika ia masih punya banyak teman, Hany hanya dekat dengan Jeno, namun Jeno sudah berumah tangga dan secara otomatis Hany menjaga jarak dengannya.

" Mika turun yaa sayang, ibu memasak dulu untuk Mika, nanti kalau tidak turun, ibu takut Mika terkena cipratan minyak panas sayang!" Hany sedang membujuk Mika agar turun dari gendongannya. Mark mendekat, entah keberanian dari mana , Mark langsung mengecup kening Mika.

" Mika dengan Daddy saja yukkkk, biarkan ibu memasak!" Ucap Mark sambil mengambil alih Mika dari gendongan Hany.

Mungkin karena lemas, Mika jadi tidak menolak saat dirinya di gendong oleh Mark. Hany langsung melanjutkan acara memasaknya sedangkan Mark membawa Mika untuk duduk di kursi meja makan. Mika berada diatas pangkuannya dengan kepala yang menempel di dada Mark.

" Mika sakit nak.... Apanya yang sakit??? Sudah minum obat??" Mark bertanya sambil mengelus rambut Mika.

Mika yang ada dalam dekapannya hanya menggelengkan kepalanya.

" Ke dokter dengan Daddy , Mika mau??" Mark sedang mencoba berbicara lembut kepada Mika, sungguh cara bicara ini baru ia pelajari, biasanya hanya nada tegas tak terbantahkan yang keluar dari bibirnya. Mika tetap menggelengkan kepalanya.

" Ibu ... Mika mau ibu!" Lirihnya.

" Sebentar yaaa, ibu sedang memasak untuk Mika, Mika disini dengan Daddy dulu yaaa, Mika bisa katakan apa yang Mika ingin sampaikan kepada ibu ke Daddy, jadi Mika mau apa nak??" Tanya Mark.

" Mika ingin dipeluk ibu" lirihnya dengan suara parau. Sepertinya anaknya ini sedang flu. Ternyata anaknya ini begitu manja saat sedang sakit. Satu fakta lagi yang perlahan ia ketahui, pertama ia mengetahui bahwa selama ini istrinya menderita, kedua istrinya begitu kuat menghadapi kedua orang tuanya, ketiga keuangan istrinya dipegang oleh orang tuanya, keempat istrinya koma hingga 2 bulan kerena pendarahan saat melahirkan, kelima Mika yang terlahir prematur dan masih banyak lagi yang lainnya. Memikirkannya saja sudah membuat kepalanya berputar karena pusing.

" Daddy yang akan memeluk Mika!" Ucap Mark , ia mengeratkan dekapannya ditubuh Mika yang terasa hangat karena demam.

" Mika sini dengan ibu.... Ibu akan menyuapi Mika bubur, lalu Mika minum obat agar cepat sembuh!" Ucap Hany yang datang sambil membawa semangkuk bubur juga segelas air putih beserta obatnya diatas nampan.

Mika turun dari pangkuan Mark dan duduk didekat sang ibu. Hany dengan telaten meniup bubur itu dan menyuapi Mika dengan sabar.

" Ibu rasanya pahit, Mika tidak suka!" Ucapnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

" Sayangnya ibu ..... Makan yaa nak .... Lalu Mika harus minum obat, bukannya Mika ingin bermain ke pantai bersama uncle Jeno???" Ucap Hany.

Jeno yaaaaa???? Bukan dirinya, apa memang sedekat itu hubungan antara Jeno dan Mika, okay!!!! Bolehkah Mark cemburu sekarang?.

" Aunty Namira akan ikut kan??? Aunty Namira pernah berjanji membelikan Mika boneka dolphin yang besar ibu, bolehkah Mika menagih janjinya??? " Ucapan polos dari Mika membuat hati Mark mencelos, apa-apaan ini, masak untuk sebuah boneka saja harus mengandalkan orang lain!!! Hei!!! Harga dirinya terluka!!!!

You and I ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang