8th chapter

1.1K 119 8
                                    

Aku berdiri disisi ujung sebuah jembatan, aku menunggu dalam kegelapan, tidak ada seorang pun disana, tidak ada selain aku dan hujan, tidak ada telapak kaki diatas tanah, aku mengamati dan mendengarkan sekeliling , tidak ada suara yang mampu kudengar.

Adakah seseorang yang coba menemukanku??? Aku menginginkan seseorang menuntunku pulang.

Ini adalah malam yang sangat dingin, aku mencoba untuk terlihat baik-baik saja, tak inginkah kau meraih tanganku??? Aku tak tau siapa dirimu, tapi aku bersamamu.

Aku mencari sebuah tempat, aku mencari wajah seseorang, bahkan akupun tahu tak ada siapapun disini, aku tahu. Karena semua tak ada yang berjalan dengan baik, dan semuanya hancur,tak ada seorangpun yang menyukai kesendirian.

Hany Chanisa 18 Maret 2017

Mark meremat kertas yang Jeno berikan padanya, tanggal itu, tahun itu adalah tahun dimana ia melakukan hal terbodoh didalam hidupnya, hingga ada kehidupan lain yang hadir karena perbuatannya.

" Hari itu dia datang padaku Mark, dengan penampilan yang tak bisa dikatakan baik, ia terus bergumam bahwa ia sudah kotor dan tak layak untukku!" Ucap Jeno sambil menerawang hari dimana kekasih hatinya hancur sehancur-hancurnya.

Mark kembali mengingat saat kejadian itu, dimana ketika ia terbangun dan tersadar dari mabuknya ia mendapati Hany yang sedang meringkuk disudut ruangan dengan tangisan yang terdengar memilukan. Dan dengan bajingannya Mark meninggalkan Hany tanpa sepatah katapun. Tapi sejujurnya saat itu Mark sudah ada niatan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya jika terjadi sesuatu pada Hany. Namun ia teringat jika kedua orang tuanya pasti akan menentang keras keputusannya.

" Clarence Mikaila , nama yang Hany berikan saat bayi mungil itu berumur 2 bulan lebih, sejujurnya Hany sudah tidak pernah menghubungiku saat ia memutuskan untuk menerima pertanggungjawaban darimu!" Ucap Jeno.

Mark kembali mengingat ucapan Hany kemarin saat didalam mobil bersamanya, rasa bersalah Mark bertambah besar sekarang, bahkan ia tak mampu melindungi istrinya sendiri, tak mampu memberikan rasa aman dan nyaman yang harusnya dirasakan wanita itu.

" Dari cerita yang kudengar dari ayah Hany, Hany melahirkan saat usia kehamilannya memasuki 37 Minggu , keadaan Hany saat itu mengalami pre-eklampsia yang membuatnya mengalami pendarahan yang hebat!" Jeno menjeda ucapannya, teringat akan sosok  ayah Hany saat lelaki tua itu menceritakan kondisi sang putri saat bertemu dengannya.

" Dia juga mengalami mall nutrisi Mark!"

Satu hal lagi yang membuat Mark semakin merasa bersalah, ia benar-benar tak tahu apapun tentang Hany dan Mika. Mall nutrisi yang dialami oleh Hany itu juga pasti ulah kedua orang tuanya, mungkin keduanya membiarkan Hany tetap bekerja sebagai asisten dirumahnya tanpa memberi asupan gizi yang cukup untuk ibu hamil tersebut.

" Saat pertama kali aku datang ke rumah sakit, saat itulah aku mendengar semuanya Mark!!! Segala ucapan kasar, umpatan, makian, ujaran penuh kata-kata kasar, semua keluar dari mulut kedua orang tuamu!" Jeno menghela nafasnya, jika mengingat kembali hal ini membuat dirinya ingin membalas semua perlakuan tak pantas yang Hany terima.

Mark masih setia mendengarkan cerita Jeno, ternyata ia sama sekali tak mengenal istrinya itu, masih pantaskah ia merasa bahwa dirinya suami yang baik sekarang??? Mark selalu merasa ia adalah suami yang baik karena mampu memenuhi kebutuhan hidup istri dan anaknya, walaupun kenyataannya Hany tak pernah menggunakan uang darinya.

You and I ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang