5th chapter

1.3K 137 9
                                    

Namira, wanita cantik yang resmi menjadi nyonya Arjeno Bian Djuanda semenjak 2 tahun yang lalu. Tapi keberadaan dirinya juga tak sepenuhnya diakui oleh sang suami.

Keduanya menikah karena desakan orang tua dari Arjeno, yang menginginkan sang putra segera menikah dan mempunyai keturunan, nyatanya Namira tak pernah disentuh oleh Arjeno sama sekali.

Arjeno dan Hany pernah menjalin hubungan asmara dulunya, bahkan ketika Hany mengandung Mika, status Hany masih menjadi kekasih hati Arjeno. Semua karena Mark, itu yang tertanam di hati Jeno.

Hati Jeno hancur saat Hany mendatanginya dan menceritakan kejadian bahwa ia telah ternoda. Rasanya tubuhnya seperti dihantam truk besar saat itu juga. Hubungan Jeno dan Hany sebenarnya sudah mendapatkan restu dari orang tua Jeno, namun karena kejadian dirudapaksanya Hany membuat angan-angan Jeno untuk bahagia bersama hancur seketika.

Dulunya Jeno kekeh untuk tetap menikahi Hany walaupun ia telah mengandung Mika, ia berjuang keras untuk meyakinkan wanita itu bahwa ia sanggup untuk menerima janin yang ada dalam tubuh Hany dan mengganggap janin itu seperti anaknya sendiri. Namun Hany menolak, ia tidak ingin membuat Jeno bertanggungjawab atas apa yang menimpanya. Jeno selalu ada di samping Hany saat wanita itu mengalami betapa menyiksanya morning sickness yang ia alami. Jeno berharap seiring berjalannya waktu Hany berubah pikiran dan mau menerima tawarannya untuk menjadi istrinya, namun Tuhan tak berpihak pada Jeno, nyatanya Mark menyatakan kesanggupannya untuk bertanggungjawab atas kehamilan Hany saat umur kandungan Hany mencapai 3 bulan. Mengharuskan Jeno untuk mundur karena Hany memutuskan untuk menerima pertanggungjawaban Mark.

" Jen.. sarapan udah siap, sarapan bersama mau gak??" Ucap Namira lembut saat dilihatnya Jeno keluar dari kamar mereka.

" Saya banyak urusan pagi ini, ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan!" Ucapnya sambil berlalu begitu saja, menyisakan Namira yang hanya menatap sendu kepergian sang suami.

Namira bukanlah orang yang bodoh, tadi pagi sekretaris sang suami sudah datang ke rumah dan mengatakan bahwa hari ini tidak ada schedule untuk Jeno, dalam pikiran Namira hanya ada satu nama 'Hany' yaa pasti suaminya menemui sang mantan kekasih hatinya.

Hari ini Namira mengikuti Jeno dan ternyata dugaannya benar, suaminya itu menuju toko kue sang mantan kekasih, bedanya Jeno hanya diam didalam mobilnya saja. Namira bisa melihat kedatangan Hany yang langsung bersiap dan bersih-bersih toko kecilnya itu, yang membuat ia cukup merasakan nyeri adalah betapa setianya sang suami menunggu didalam mobil hingga tulisan 'buka' di toko milik Hany terpajang. Bayangkan??? 4 jam Jeno setia menunggu toko itu.

Namira menyaksikan betapa tampannya suaminya itu tersenyum karena bergurau dengan Hany. Apakah mereka menjalin hubungan asmara lagi??, itu pikirnya.

Tak lama setelah Jeno masuk kedalam toko milik Hany, Namira melihat sosok anak kecil yang ia hafal betul, 'Mika' memasuki toko Hany juga. Melihat interaksi antara Hany, Jeno dan Mika yang layaknya sebuah keluarga bahagia membuat sudut hatinya perih. Sesulit inikah menggeser Hany dari hati sang suami?? Selalu saja Hany yang menjadi prioritas utama sang suami, bila bukan Hany maka Mika.

Bolehkah ia merasa iri dengan keduanya??? . Namira terus setia l mengikuti suaminya itu, hingga saat Jeno membawa Mika dalam gendongannya dan mengajak gadis mungil itu bermain di taman yang jaraknya sekitar 200 meter dari toko Hany.

Namira menyadari bahwa rasa sayang yang dimiliki oleh Jeno pada Hany masih tersimpan dalam hati sang suami. Lihat saja bagaimana pedulinya Jeno kepada Mika , ohhhh Namira jadi teringat sesuatu, saat itu Jeno sedang melakukan meeting dengan kolega bisnisnya, saat itu Namira sedang berada di kantor Jeno untuk mengantarkan makan siang untuknya, saat itu handphone milik Jeno tidak dibawa oleh lelaki itu, dan saat itu pula handphone itu berbunyi, dapat Namira lihat nama Hany dengan emoticon madu dan hati,  ingin rasanya ia mengangkat telpon itu tapi hatinya mengatakan untuk membiarkannya.

Selang 1 jam setelahnya Jeno memasuki ruangan miliknya dan hanya melirik sekilas keberadaan Namira. Namira menghampiri Jeno dan  rencananya ia ingin mengajak suaminya itu untuk makan siang bersama, tapi lagi-lagi handphone milik Jeno berbunyi dan lagi-lagi Hany yang menelpon Jeno.

" Ya halo...." Suara Jeno begitu lembut ketika berbicara kepada Hany. Namira menghentikan langkahnya untuk mendekati Jeno.

" Tunggu sebentar lagi... Aku akan segera kesana, jangan kemana-mana.... Janji tak sampai 20 menit aku sudah sampai, sudah jangan menangis... Tenanglah!" Entah apa yang dibicarakan antara Jeno dan Hany, tapi wajah Jeno menyiratkan kekhawatiran dan kegelisahan. Setelah menerima telepon Hany , Jeno memanggil sang sekretaris.

" Batalkan semua schedule saya selama satu Minggu kedepan , saya ada urusan penting!" Hanya itu yang diucapkan oleh Jeno dan langsung pergi tanpa sepatah katapun untuknya.

Hah... Lagi dan lagi, Namira kalah akan sosok Hany. Tak sadarkah Hany jika mereka berdua sudah sama-sama berumahtangga, mengapa harus selalu Jeno????.

Kembali ke saat ini, saat ini Jeno sedang mengangkat Mika, digendongnya gadis mungil itu layaknya pesawat terbang lalu Jeno berputar-putar dengan mainan gelembung yang ada di tangan Mika, membuat gelembung berterbangan kemana-mana, ohhhh lihatlah Jeno tersenyum hingga matanya berbentuk seperti bulan sabit, Mika juga tertawa riang sekali.

Saat orang lain melihatnya maka akan berfikir bahwa mereka adalah pasangan ayah dan anak. Mata Namira mengedar kesekitar, tunggu dulu!!! Ia menemukan sosok seorang Mark disana, ia memutuskan untuk menghampiri Mark.

" Hai tuan terhormat!" Sapa Namira.

" Iri melihat anakmu sedang bersama dengan mantan kekasih dari istrimu??"

Mark hanya diam saja, tapi matanya tak pernah lepas dari kedua sosok yang tengah bersenda gurau disana.

" Jujur saja Mark, sampai kapan kau akan membiarkan semuanya seperti ini???"

"....."

" Aku sudah cukup lelah Mark!" Ucap Namira sendu.

" Lihatlah!!!! Suamiku benar-benar terlihat sangat hidup saat bersama dengan Hany dan Mika, aku jadi penasaran, apakah mereka memutuskan untuk bersama kembali???" Namira sadar Mark tak akan merespon ucapannya, hanya saja Namira ingin agar Mark ikut membantu dirinya, setidaknya jauhkan Hany dan Mika dari Jeno sementara ia berusaha membuat Jeno melihat keberadaan dirinya.

" Tinggal menunggu waktu dan mereka akan meninggalkan kita berdua!" Ucap Namira.

" Anak dan istri saya itu milik saya, dan tak akan pergi kemanapun!" Ucap Mark tegas.

" Cobalah mengalah Mark, tepikan ego , harga diri dan gengsimu, mulailah mengikis jarak dengan Mika dan Hany!! Bila tidak bisa langsung dengan Hany, kau bisa menggunakan Mika sebagai jalanmu!!"

" Jangan mengajari saya!" Ucap Mark dingin. Tapi di dalam otaknya saat ini tengah mencerna ucapan Namira.

Mark lalu meninggalkan taman itu begitu saja tanpa kata apapun. Namira menghela nafasnya lalu bergumam lirih....

" Dasar tuan sok pintar tak mau menerima bila ada yang menasehati... Semoga Hany bisa merubahmu Mark.... Dan semoga Hany benar-benar tak ada hubungan dengan Jeno...." Lalu Namira juga meninggalkan taman itu.

TBC

Susah sekali cari waktu buat nulis , tapi  gw usahain buat nulis book lainnya juga.

Cheers
🌕⭐❤️

You and I ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang