Chapter 3 - Problem Solved

176 17 0
                                    

🌸 Problem Solved 🌸
(Masalah Terselesaikan)






🌷🌷🌷

Itu adalah hari paling menakutkan serta menyeramkan dalam hidupku. Untuk pertama kalinya aku mengalami kekerasan dan bahkan hampir menjadi korban pelecehan seksual.

Semua itu bahkan terjadi di usiaku yang masih 8 tahun, aku yang selalu di sayang oleh keluarga ku dan tidak pernah sekalipun mengalami kekerasan harus mengalami kejadian mengerikan seperti itu.

Menyeramkan sekali saat para lelaki itu memukul ku sambil mengatakan untuk menuruti perkataan orang dewasa. Menyuruhku untuk diam dan menjadi gadis kecil yang baik.

Rasanya sakit! Seluruh tubuhku memar dan berdarah, semenjak itulah aku membenci orang dewasa terlebih lelaki. Aku teringat saat mereka menyentuhku dengan kasar dan penuh paksaan membuatku menjadi takut dengan sentuhan dari orang dewasa khususnya lelaki.

Aku bahkan menjadi takut dengan papa serta kakakku, sentuhan lembut mama yang selalu membuatku nyaman kini justru membuatku takut.

"Pergi! Aku tidak ingin bertemu dengan siapapun!" Untuk pertama kalinya aku berteriak pada mereka, setiap kali mereka mencoba memelukku untuk menenangkan ku, aku mulai memberontak ketakutan.

"Jangan sentuh aku! Kalian semua menakutkan!!"

Semenjak itu keluarga ku tak pernah lagi melakukan kontak fisik tanpa persetujuan dariku. Kondisi itu berlangsung selama kurang lebih 5 bulan. Setiap hari aku selalu merasa takut dan waspada pada sekitar ku.

Tubuhku makin kurus, mata menghitam karena kurang tidur, serta tubuh yang selalu bergetar. Hingga suatu hari aku mulai mengalami hal yang aneh ... terkadang di tengah malam aku terbangun di dapur, taman belakang rumah, atau di teras.

Mungkin saja aku mengalami gangguan berjalan saat tertidur dan entah kenapa pada suatu hari aku terbangun tanpa mengingat apapun.

Semuanya terasa samar, aku tak bisa mengingat apapun selain apa yang ku makan kemarin, kenangan yang membekas di hatiku. Aku hanya bisa mengingat hal-hal tertentu saja.

Aku tidak mencoba untuk memaksa mengingat nya karena itu hanya akan membuat kepalaku sakit parah.

Aku mulai menjalani hidup dengan normal seperti biasanya tapi aku menyadari bahwa keluarga ku seperti mencoba menghindari ku. Kakak juga selalu meminta izin bahkan meski untuk sekedar menggenggam tangan ku.

Padahal kami biasa bergandengan tangan tapi kenapa dia harus meminta izin lebih dulu? Lalu perhatian yang selama ini selalu dicurahkan oleh orang tuaku ... perlahan menghilang layaknya sebuah kebohongan.

"Papa, lihat apa yang Ayaka gambar!" ucapku ceria sambil menunjukkan lukisan ku.

"Itu bagus, kamu memang gadis yang pintar," ucapnya datar.

Sesaat aku membeku ditempat, biasanya papa akan menepuk kepalaku sambil tersenyum saat aku berhasil melakukan sesuatu tapi kenapa kini reaksinya begitu dingin?

Kupikir keluarga ku hanya sedang lelah jadi aku tidak benar-benar mempermasalahkannya. Aku yakin lama kelamaan mereka pasti akan kembali menaruh perhatian padaku seperti dulu.

Hari-hari terus berjalan dan penyakit kakak makin parah, kutukan ditubuhnya memburuk sampai terkadang dia tidak bisa bangkit dari kasurnya. Dan aku sadar orang tuaku menjadi lebih memperhatikan kakak dibanding diriku. Ya tentu saja itu hal yang sudah pasti dan aku tidak merasa iri sama sekali karena itu.

𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 (Kimetsu No Yaiba)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang