Chapter 43 - Yukari

116 9 1
                                    

🌸 Yukari 🌸
(Yukari)






♩✧♪●♩○♬☆

"Ara ara~ akhirnya hari dimana kau membutuhkanku tiba juga~"

"Sekarang apa lagi? Hal menarik apa lagi yang kau lakukan?" tanya Muzan setelah cahaya itu memudar.

Ayaka diam, matanya menatap pada Yukari. Dia tak menyangka gadis itu benar-benar datang sesuai janjinya dulu. Namun melihat dari gerak-gerik Muzan, sepertinya Yukari hanya bisa dilihat olehnya saja.

"Ya ampun sayang! Apa yang terjadi padamu? Kamu seperti habis mandi darah!" Yukari mendekati Ayaka sambil memegang kedua pipinya dengan raut wajah khawatir.

"Yukari-sama tolong aku! Kupikir aku akan segera pergi ke alam baka sebentar lagi," ujar Ayaka lewat telepati nya, energinya habis untuk sekedar bicara.

"Eeh? Bukannya bagus? Kita bisa menjadi teman dekat di alam baka~" jawab Yukari sambil tersenyum manis.

"Kamu bercanda ... ?" Ayaka memasang ekspresi tak percaya.

"Tentu saja! Dasar konyol~" Yukari menggunakan sihirnya untuk melepas sulur yang melilit Ayaka.

'Yang benar saja. Kupikir karena dia seorang putri sifatnya akan elegan, ternyata sebaliknya. Dia sedikit aneh ... Ah tidak! Sepenuhnya dia memang putri yang aneh.'

"Aku bisa membaca pikiran mu loh~ itu membuatku sedih, padahal aku hanya mengekspresikan perasaanku saja," jawab Yukari dengan nada sedih yang dibuat-buat.

Ayaka hanya sweatdrop saja. Sementara itu lilitan dan seluruh lukanya sembuh, bahkan tenaganya pun kembali hanya dengan satu sentuhan dari Yukari.

Memang kekuatan cahaya mereka berdua tidak bisa dibandingkan. Muzan terkejut melihat itu semua, karena dia tak bisa melihat keberadaan Yukari.

"Kenapa bisa ... ?"

Ayaka mendekat, Muzan mengarahkan sulur dagingnya lagi tapi semua itu hanya seperti angin lalu bagi Ayaka. Karena seluruh serangannya telah ditepis oleh kekuatan Yukari.

Ayaka menangkup kedua pipi Muzan yang kini telah bersimpuh karena kekuatan Yukari. Ayaka menyeringai kecil sambil berkata dengan suara lirih.

"Dengar! Semua yang kau lihat tentangku hanyalah ilusi, semuanya yang berhubungan dengan hal yang terjadi sekarang ini akan menghilang esok harinya setelah mentari terbit."

"Tidak! Ini nyata ... semuanya ...."

"Tidak~ semuanya hanyalah khayalan mu," tekan Ayaka sekali lagi.

Muzan semakin menggila, dia menunduk sambil terus bergumam bahwa semuanya nyata. Ayaka tersenyum tipis melihat itu kemudian berbisik di telinga Muzan.

"Semuanya adalah khayalanmu yang konyol karena ambisi serakah mu yang terlalu besar. Bagaikan debu yang menghilang, hal yang terjadi hari ini tak pernah sekalipun terlintas dalam ingatanmu. Lupakanlah aku dan semua hal yang telah terjadi."

Muzan pun pingsan setelah Ayaka menghilangkan ingatannya atau lebih tepatnya Yukari lah yang melakukannya. Yukari masih di sana, melihat-lihat dimensi ini dengan riang seperti anak kecil.

𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 (Kimetsu No Yaiba)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang